Politics

6 Kebijakan B.J. Habibie Pada Masa Reformasi Untuk Pulihkan Perekonomian Indonesia

Baharudin Jusuf Habibie merupakan Presiden ketiga Indonesia yang dijuluki Bapak Dirgantara Indonesia. Tak disangka Bapak Dirgantara ini  ternyata berjasa besar menyelamatkan Indonesia dari krisis moneter tahun 1998 yang membuat ekonomi Indonesia lumpuh.

B.J. Habibie menjabat sebagai presiden selama kurang lebih 1 tahun 5 bulan dari bulan Mei 1998 sampai Bulan Oktober 1999. Walaupun hanya sebentar, namun berhasil mereformasi kebijakan ekonomi Indonesia. Hingga membuat nilai tukar rupiah dari yang tadinya 17.000 dolar Amerika menjadi 7.000 dolar Amerika dalam waktu yang sebentar.

Wahh, keren banget ya bapak dirgantara Indonesia ini, lalu langkah apa saja yang B.J Habibie lakukan untuk memulihkan perekonomian Indonesia kala itu? Berikut beberapa kebijakan B.J. Habibie pada masa reformasi untuk memulihkan perekenomian Indonesia.

1. Mereformasi perbankan

Hal pertama yang B.J Habibie lakukan adalah dengan membenahi industri perbankan nasional. Presiden B.J Habibie dan BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) merestrukturisasi Perbankan Nasional yang masih bisa diselamatkan serta menindak tegas dengan menutup bank yang masalahnya sudah terlalu parah untuk mengurangi beban nasional dalam menjaga stabilitas keuangan.

Salah satu hasilnya adalah dengan berdirinya Bank Mandiri pada tanggal 2 Oktober 1998 yang merupakan penggabungan 4 bank pemerintah yang bermasalah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Exim, serta Bapindo.

Dengan bersatunya keempat bank tersebut membuat mereka bisa bertahan dan menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia hingga saat ini. Selain itu, Bank BCA pun mengalami masalah serius pada saat krisis moneter, B.J Habibie saat itu memerintahkan BPPN untuk merestrukturisasi, diberikan suntikan modal, dijual kembali dalam bentuk konsorsium.

Pada proses dijual kembali akhirnya PT. Djarum membeli sebagian besar saham BCA dan terbukti hingga saat ini Bank BCA menjadi Bank swasta terbesar kebanggaan Indonesia. Selain kedua bank tersebut, kebijakan ini berhasil menyelamatkan Bank Danamon, BNI, Bank Permata, Bank CIMB Niaga dan bank lainnya.

Baca Juga:

2. Memisahkan bank sentral dengan pemerintah

Langkah selanjutnya yang Presiden B.J Habibie lakukan adalah dengan memisahkan Bank Sentral dengan Pemerintah, agar Bank Sentral terpisah dengan kepentingan politik pemerintah sehingga dapat menumbuhkan kembali kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia.

Adapun peran Bank Sentral saat itu adalah menstabilkan moneter dan mata uang rupiah. B.J Habibie menyadari bahwa jika Bank Sentral dan Pemerintah tidak dipisahkan maka Indonesia dianggap sebagai negara otoriter yang pemimpinnya bisa menyetir kebijakan moneter demi kepentingan politik.

Pemisahan Bank Indonesia terdapat dalam Undang-undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini.

3. Mengelola dana bantuan IMF dengan tepat sasaran

Untuk mempercepat penanganan krisis moneter, Pemerintah B.J Habibie bernegosiasi dengan IMF untuk mendapatkan bantuan dana sebesar 43 Miliar Dolar Amerika kala itu sebagai bentuk pinjaman untuk pemulihan ekonomi di Indonesia.

Dana ini disalurkan untuk pemulihan ekonomi strategis, menyelesaikan utang-utang Perusahaan Swasta, membiayai program sosial untuk keluarga miskin agar daya beli terjaga, memperkuat cadangan devisa untuk menstabilkan nilai rupiah. Pada akhirnya hutang terhadap IMF berhasil dibayarkan lebih cepat dari tenggat waktu yang ditentukan tepatnya 7 tahun setelahnya di tahun 2006 dibawah pemerintahan Presiden SBY.

Baca Juga:

4. Mempertahankan subsidi BBM dan listrik

IMF seringkali memberikan rekomendasi kebijakan ekonomi termasuk kebijakan pencabutan subsidi BBM dan Listrik bagi masyarakat, namun Presiden B.J Habibie kala itu menolak dengan tegas saran kebijakan tersebut, hal ini dilakukan Habibie karena Presiden Habibie menyadari bahwa subsidi BBM dan Listrik sangat diperlukan untuk terus menjaga daya beli masyarakat di tengah krisis moneter.

Habibie menilai bahwa subsidi BBM dan Listrik akan sangat membantu masyarakat Indonesia dalam meringankan beban ekonomi serta memulihkan ekonomi. Dari hal ini juga membuktikan bahwa pemerintah Indonesia tidak sepenuhnya tunduk terhadap syarat IMF dan tetap memiliki kedaulatan negara yang utuh.

5. Menjaga stabilitas politik dan tegakkan demokrasi indonesia

Untuk membangkitkan ekonomi, khususnya membangkitkan kepercayaan dunia internasional Presiden Habibie menyadari bahwa Indonesia perlu melakukan transformasi besar dari yang tadinya pemerintahan rezim yang otoriter menjadi pemerintahan demokratis.

Di bawah kepemimpinan Presiden Habibie, kestabilan politik dikawal dari berbagai sisi, mulai dari menjamin kebebasan berpendapat dan kebebasan pers, menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1999 secara demokratis sekaligus mengesahkan Undang-undang nomor 2 tahun 1999 tentang partai politik yang menghasilkan beragam partai politik dari berbagai elemen suara rakyat.

Baca Juga:

6. Bantuan pemulihan sektor swasta strategis

Pada saat krisis moneter banyak sekali perusahaan swasta yang tidak bisa membayar utangnya karena nilai dolar yang saat itu begitu tinggi, terutama yang utangnya dalam bentuk dolar Amerika.

Utang ini menjadi penghambat ekonomi karena perusahaan swasta tidak lagi bisa menyerap tenaga kerja secara luas, melihat kondisi tersebut B.J Habibie gencar melakukan bantuan lewat suntikan modal, keringanan pembayaran hutang, serta pembentukan Badan Restrukturisasi Utang Luar Negeri Perusahaan  Swasta Indonesia yang disahkan dalam Keputusan Presiden nomor 95 tahun 1998.

Badan ini bertugas untuk memulihkan ekonomi perusahaan swasta khususnya yang memiliki utang luar negeri agar dapat mengonversi utangnya ke dalam rupiah yang lebih stabil. Ada banyak perusahaan swasta yang berhasil diselamatkan oleh Badan Restrukturisasi Utang Luar Negeri,  salah satunya ialah Astra Internasional yang saat itu mempunyai utang besar luar negeri namun berhasil diselamatkan dan kembali bangkit menjadi perusahaan swasta terbesar yang ada di Indonesia.

Dari kebijakan-kebijakan tersebut, Presiden B.J. Habibie berhasil memulihkan keadaan ekonomi Indonesia, menarik kembali investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan berhasil menjaga stabilitas politik Indonesia.

Meskipun Habibie bukanlah ahli ekonomi, tetapi kebijakan B.J. Habibie pada masa reformasi membuktikan bahwa kegeniusannya bisa membawa keadaan Indonesia di kala itu menjadi lebih baik. Terima Kasih atas segala jasa dan perjuangan dari B.J. Habibie.

Semoga kita sebagai rakyat Indonesia dapat mengambil hikmah serta menambah ilmu dari kebijakan pemerintah yang diambil kala itu.

Sumber : Channel Youtube Ngomongin Uang

Baca Juga: 5 Keteladanan B.J Habibie, Nomor 2 Wajib Ditiru Anak Muda Sekarang!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Sagapaga

Ingin tahu… More »

Related Articles

Back to top button