Unik, Ini 5 Tradisi Umat Muslim Indonesia Menyambut Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan merupakan saat yang istimewa bagi umat muslim. Pada bulan tersebut, setiap umat muslim wajib untuk menjalankan ibadah puasa selama 1 bulan penuh. Pada surat Al Baqarah ayat 183 Allah Subhana Wa Ta ‘Alla berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Sebelum menjalankan ibadah puasa banyak persiapan atau tradisi umat muslim Indonesia yang unik dalam menyambut bulan Ramadhan tersebut. Selain persiapan fisik dan memperbanyak ibadah, masyarakat muslim Indonesia punya deretan tradisi unik yang dilakukan sebelum menjalankan ibadah puasa.
Berikut deretan tradisi umat muslim Indonesia dalam menyambut bulan Ramadhan, apakah kamu juga melakukannya?
1. Saling Bermaaf-maafan
Hal yang biasa ditemui saat akan memasuki bulan Ramadhan adalah saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Meminta maaf memang disyariatkan dalam agama Islam. Sebagaimana hadis berikut:
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi.” (HR. Bukhari no.2449)
Sesuai dengan hadis di atas, setiap muslim diperintahkan untuk saling memaafkan kepada sesama manusia. Saling memaafkan sesama muslim bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, tidak ada ketentuan yang menyatakan bahwa sebelum berpuasa umat muslim saling bersalaman dan bermaaf-maafan.
Baca Juga:
2. Ziarah kubur
Hal lain yang sering kita lihat sebelum bulan Ramadhan adalah ziarah kubur, biasa juga disebut dengan nyekar dan nyadran. Ziarah kubur bagi umat muslim memang disyariatkan. Fungsi ziarah kubur untuk umat muslim adalah mengingatkan tentang kematian. Dengan mengingat kematian, seorang muslim diharapkan dapat lebih bersemangat dalam beribadah, dan mampu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan dosa.
“Lakukanlah ziarah kubur karena hal itu lebih mengingatkan kalian pada akhirat (kematian).” (HR. Muslim no. 976, Ibnu Majah no. 1569, dan Ahmad 1: 145).
Namun, jika seseorang muslim mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk ziarah kubur, maka ini adalah suatu kekeliruan. Karena tidak ada dalil atau dasar yang menjadi pedoman, bagi umat muslim untuk melakukan ziarah sebelum masuknya bulan Ramadhan.
3. Penutupan pengajian
Bulan Ramadan adalah bulan penuh berkah, dimana amal saleh yang kita lakukan pada bulan tersebut akan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Namun ada satu hal yang unik di Indonesia, di mana kegiatan majelis taklim dan pengajian akan dihentikan sementara di bulan Ramadan.
Penutupan pengajian dilakukan agar umat muslim bisa lebih fokus dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Pengajian biasa ditutup pada bulan Syaban, dan akan dimulai kembali pada bulan Syawal atau sesudah bulan Ramadan.
Pengajian atau majelis taklim sejatinya adalah tempat di mana umat muslim mendapatkan ilmu agama, sekaligus mendapatkan pahala. Alangkah sayangnya jika pengajian sebagai ladang pahala bagi umat muslim, malah ditiadakan di bulan Ramadhan.
Hal yang lebih pas adalah menyesuaikan kembali jadwal pengajian tersebut di bulan Ramadhan. Agar tidak berbarengan dengan ibadah lain seperti salat teraweh.
4. Munggahan atau makan-makan bersama
Rutinitas lain yang juga biasa dilakukan oleh umat muslim sebelum masuk bulan Ramadhan adalah munggahan atau makan-makan bersama. Tradisi ini banyak dilakukan oleh mayoritas umat muslim di Indonesia. Selain makan bersama, acara munggahan biasanya diakhiri dengan bersalaman dan bermaafan. Bahkan ada juga yang dilanjutkan dengan acara musik, seperti karaoke atau organ tunggal.
“Seorang laki-laki bertanya kepada Nabi SAW, “Perbuatan apa yang terbaik di dalam Islam?” Nabi SAW menjawab, “Kamu memberi makan kepada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Memberi makan atau mengajak orang makan adalah perbuatan yang sangat baik, dan ada dalil mengenai hal tersebut. Namun dengan mengkhususkan acara makan-makan sebelum masuk bulan Ramadhan adalah perbuatan yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Jika ingin berniat makan-makan bersama untuk membangun kebersamaan, hal ini bisa dilakukan kapan saja.
Baca Juga:
5. Membaca Surat Yasin di malam Nisfu Syaban
Tradisi umat muslim Indonesia yang paling sering kita temui menjelang bulan Ramadhan adalah membaca surat Yasin sebanyak 3 kali pada malam Nisfu Syaban. Malam nisfu Syaban adalah malam catatan amal manusia dilaporkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Salah satu hadis yang dapat menjadi rujukan mengenai keutamaan bulan Syaban :
“Bulan Sya’ban (bulan antara Rajab dan Ramadhan) adalah bulan di saat manusia lalai. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, Aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR. An-Nasa’i no. 2359. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadis ini hasan).
Namun, tidak ada dasar sama sekali bahwa umat muslim diperintahkan untuk membaca surat Yasin 3 kali pada malam Nisfu Syaban. Yang disyariatkan pada bulan Syaban, adalah memperbanyak ibadah puasa.
Ritual atau kegiatan seperti munggahan, ziarah kubur, nisfu Syaban, dan lain sebagainya memang tidak ada keharusan atau dalilnya dalam agama Islam. Hal tersebut lebih disebabkan oleh tradisi umat muslim yang dilestarikan secara turun temurun.
Jadi tetaplah berpegang teguh kepada Alquran dan hadis, dalam setiap ibadah yang kita lakukan.
Baca Juga: 7 Keistimewaan Bulan Ramadan, Tidak Terdapat di Bulan Lainnya!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.