LIngkungan

Viral Terlihat Citra Satelit Pulau Jawa Yang Memerah, Ini Penyebab dan Dampaknya!

Pada awal September 2024, media sosial dihebohkan dengan citra satelit Pulau Jawa yang tampak memerah, seperti cuitan pada akun @zakiberkata di X.

Sebagai informasi, peta yang ditampilkan dalam cuitan tersebut merupakan pencitraan suhu. Sesuai  keterangannya, warna merah merupakan tanda bahwa suhu tinggi sedang terjadi saat tampilan citra diambil. Dalam gambar, terlihat bagian utara Pulau Jawa sampai berwarna merah gelap.

Fenomena ini menggambarkan peningkatan suhu yang signifikan di berbagai wilayah di Jawa, termasuk Jakarta, Tasikmalaya, Madiun, Tulungagung, Semarang, hingga Sumenep, dengan suhu mencapai 30-33 derajat Celsius. Sementara itu, suhu di wilayah lain, seperti Purwodadi dan Mojokerto mencapai 33-36 derajat Celsius.

Penyebab citra satelit Pulau Jawa memerah

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), citra satelit Pulau Jawa yang merah karena adanya peningkatan suhu. ini disebabkan oleh beberapa faktor:

1. Musim kemarau

Kenaikan suhu di Pulau Jawa beberapa hari belakang ini dipengaruhi oleh musim kemarau yang sedang berlangsung. Musim kemarau yang sedang berlangsung membuat sinar radiasi matahari masuk ke permukaan bumi tanpa halangan awan, sehingga suhu meningkat terutama pada siang hari.

Baca Juga:

2. Posisi semu matahari

Posisi semu matahari yang bergerak dari belahan bumi utara menuju khatulistiwa juga berkontribusi pada peningkatan suhu. Matahari diperkirakan akan berada tepat di atas khatulistiwa pada 23 September 2024.

Dampak terhadap manusia dan lingkungan

Peningkatan suhu yang signifikan di Pulau Jawa dapat memiliki berbagai dampak terhadap lingkungan, antara lain:

1. Kekeringan

Suhu yang tinggi mempercepat penguapan air dari tanah dan tanaman, yang dapat menyebabkan kekeringan. Ini berdampak pada ketersediaan air untuk irigasi, konsumsi, dan kebutuhan sehari-hari.

2. Kebakaran hutan

Kondisi kering dan panas meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran ini tidak hanya merusak ekosistem tetapi juga mengancam kehidupan satwa liar dan manusia.

3. Penurunan kualitas udara (polusi)

Suhu tinggi dapat memperburuk kualitas udara, terutama di daerah perkotaan. Polutan seperti ozon troposferik dapat meningkat, yang berdampak negatif pada kesehatan pernapasan manusia.

4. Stres pada flora dan fauna

Tanaman dan hewan yang tidak terbiasa dengan suhu tinggi dapat mengalami stres. Ini dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan menyebabkan migrasi atau kematian pada beberapa spesies hewan.

5. Perubahan pola hujan

Peningkatan suhu dapat mempengaruhi pola hujan, menyebabkan hujan yang tidak merata. Beberapa daerah mungkin mengalami curah hujan yang lebih sedikit, sementara yang lain mungkin mengalami banjir.

Baca Juga:

6. Berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian

Sektor yang paling berpengaruh adalah pertanian. Sektor ini mungkin mengalami penurunan produktivitas akibat suhu tinggi dan kekeringan, yang dapat memengaruhi ketahanan pangan dan ekonomi lokal yang sangat bergantung pada pertanian.

Fenomena ini menjadi peringatan akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata, di mana suhu Pulau Jawa meningkat dan menyebabkan cuaca panas ekstrem di berbagai wilayah.

BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kesehatan, terutama dengan menghindari aktivitas di luar ruangan pada siang hari yang terik. Mereka juga menyarankan untuk selalu memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG.

Baca Juga: 5 Faktor Penyebab Masalah Polusi Udara yang Masih Belum Tertangani

Related Articles

Back to top button