Greenflation menjadi masalah yang dikhawatirkan oleh calon wakil presiden pada sesi debat Cawapres Pemilu 2024 (21/1/2024) di Jakarta Convention Center. Salah seorang Cawapres sempat mempertanyakan penanganan masalah itu kepada lawan debatnya.
Istilah greenflation dalam pertanyaan Cawapres merupakan istilah yang tidak familier bagi banyak kalangan. Sesuai dengan peraturan debat, moderator meminta Cawapres tersebut untuk menjelaskan pengertian greenflation supaya pertanyaan bisa mendapatkan jawaban yang tepat.
Dalam Debat tersebut justru pertanyaan greenflation ini dianggap sepele bahkan terbilang receh. Benarkah demikian?
Apa itu Greenflation?
Greenflation merupakan istilah yang merujuk pada peningkatan harga produk dan layanan yang dianggap ramah lingkungan atau berkelanjutan. Fenomena ini muncul seiring dengan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan.
Seiring dengan permintaan yang meningkat untuk produk yang dihasilkan secara bertanggung jawab, produsen cenderung mengenakan harga lebih tinggi untuk mencerminkan biaya produksi yang lebih tinggi atau untuk meningkatkan margin keuntungan mereka.
Baca Juga:
Tren pertumbuhan greenflation
Pertumbuhan greenflation dapat dilihat dalam berbagai sektor ekonomi, termasuk energi terbarukan, kendaraan listrik, dan produk organik. Sebagai contoh, panel surya dan turbin angin, meskipun dianggap sebagai solusi energi bersih, memiliki biaya produksi yang signifikan. Oleh karena itu, konsumen yang ingin mengadopsi gaya hidup berkelanjutan mungkin perlu merogoh lebih dalam ke kantong untuk mendapatkan produk-produk ini.
Dalam sektor transportasi, kendaraan listrik juga dapat menjadi sumber greenflation. Meskipun biaya pengoperasian kendaraan listrik umumnya lebih rendah daripada kendaraan bermesin bakar, harga pembelian awalnya seringkali lebih tinggi. Ini dapat menjadi hambatan bagi konsumen yang berkeinginan untuk beralih ke kendaraan ramah lingkungan.
Tren greenflation juga terlihat pada produk konsumen sehari-hari, seperti produk pembersih rumah tangga organik atau pakaian berbahan ramah lingkungan. Konsumen yang mengutamakan keberlanjutan mungkin mendapati bahwa harga produk-produk ini lebih tinggi dibandingkan dengan produk konvensional.
Pengaruh greenflation bagi produsen dan pelaku bisnis
Ada beberapa pengaruh greenflation bagi bisnis, berikut ini adalah pengaruh-pengaruhnya:
1. Kenaikan biaya produksi
Salah satu dampak utama greenflation adalah kenaikan biaya produksi. Misalnya, bahan baku yang lebih ramah lingkungan mungkin lebih mahal, atau investasi dalam teknologi hijau bisa memerlukan modal awal yang lebih besar.
2. Harga produk atau layanan akan naik
Jika biaya produksi naik, kemungkinan besar harga produk atau layanan juga akan naik. Ini bisa menjadi tantangan bagi bisnis online, di mana persaingan seringkali didasarkan pada harga.
3. Permintaan konsumen akan turun
Beberapa konsumen mungkin mau membayar lebih untuk produk yang lebih ramah lingkungan, tetapi tidak semua. Ini bisa menyebabkan perubahan dalam perilaku pembelian dan dapat memengaruhi bisnis secara langsung.
Walaupun saat ini, pengaruh transisi greenflation belum terlalu terlihat. Namun ini bisa kamu jadikan sebagai referensi awalan kok, sebagai wawasan baru untuk menyongsong jika greenflation terjadi.
Namun, di bidang ekonomi greenflation bukan tanpa manfaat. Kenaikan harga pada produk dan layanan yang ramah lingkungan dapat menciptakan insentif ekonomi bagi perusahaan untuk beralih ke praktik-produksi yang lebih berkelanjutan. Dengan meningkatnya permintaan, diharapkan teknologi dan proses produksi yang lebih ramah lingkungan akan menjadi lebih efisien dan terjangkau dalam jangka panjang.
Baca Juga:
Cara mengatasi greenflation
Untuk mengatasi greenflation, diperlukan kerjasama antara pemerintah dengan pengusaha untuk untuk menciptakan kebijakan yang mendukung transisi ke ekonomi berkelanjutan. Subsidi atau insentif fiskal untuk produsen dan konsumen yang berinvestasi dalam produk dan layanan berkelanjutan dapat membantu mengurangi kesenjangan harga antara produk ramah lingkungan dan konvensional.
Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan para produsen dan pelaku bisnis untuk mengatasi greenflation:
- Produsen harus mencari cara untuk membuat proses produksi lebih efisien sehingga biaya dapat ditekan tanpa mengorbankan kualitas atau keberlanjutan. Ini adalah hal pertama yang perlu dilakukan untuk menghadapi greenflation. Selain itu para produsen juga harus melakukan edukasi kepada konsumen untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang greenflation ini.
- Untuk menekan biaya produksi, para produsen juga dapat bekerja sama dengan pemasok dan mitra bisnis untuk mencari solusi bersama, termasuk mendapatkan bahan baku yang lebih terjangkau secara ekologis.
- Produsen dan pelaku bisnis bisa menetapkan fleksibilitas pada harga jual, seperti menawarkan produk ramah lingkungan dengan pilihan harga yang berbeda.
Dengan adanya greenflation, konsumen perlu mempertimbangkan investasi jangka panjang dalam keberlanjutan. Meskipun biaya awal mungkin lebih tinggi, dampak positif pada lingkungan dan kesehatan jangka panjang dapat menjadi faktor penentu yang membuat produk dan layanan berkelanjutan menjadi pilihan yang bijak.
Baca Juga: Krisis Energi Melanda Dunia, Apa Solusinya Indonesia?
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.