Bisnis dan Keuangan

5 Langkah Budidaya Tanaman Buah Naga, Dari Persiapan Lahan Hingga Panen

Tanaman buah naga atau dragon fruit (Hylocereus undatus) merupakan jenis tanaman kaktus
yang berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan bagian Utara (Colombia).

Tanaman ini awalnya dipergunakan sebagai tanaman hias karena bentuknya unik, eksotik, serta tampilan bunga dan buahnya yang cantik.

Buah naga ini mulai dikenal di Indonesia pada awal tahun 2000an. Peluang usaha budidaya buah naga sangat menjanjikan. Buah naga tidak saja untuk konsumsi segar tetapi juga untuk produk kesehatan.

Bagaimana cara budidaya tanaman buah naga. Berikut langkah-langkah budidaya tanaman buah naga, dari persiapan lahan hingga masa panen.

1. Persiapan lahan

Lahan dibersihkan dari semak dan pohon yang menghalangi sinar matahari langsung, juga dari hama yang potensial terhadap buah naga seperti bekicot dan ulat daun.

Kemudian plotting untuk menyusun barisan tanaman dengan ketentuan jarak tanam 2×3 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 50x50x50 cm kemudian diisi dengan 10–20 L pasir untuk memudahkan dalam menegakkan tiang.

Baca Juga:

2. Persiapan tiang rambatan

Tiang rambatan tanaman buah naga dibuat dari beton dengan diameter 10–12 cm dan panjang total 200 cm, dengan acuan nantinya yang ditanam ialah 50 cm dan di atas permukaan 150
cm.

Bagian lingkaran ujung tiang juga dibuat dari beton agar lebih tahan lama. Sebab dengan menggunakan ban bekas sebelumnya hanya tahan 3 tahun. Tiang beton dipancang di bagian tengah lubang tanam yang telah diberi pasir.

Kemudian di sekeliling tiang ditimbun tanah lagi sekitar setinggi 30 cm dari dasar lubang agar tiang dapat berdiri kokoh. Selanjutnya memasang roda cor di atas tiang untuk penahan cabang produktif buah naga.

3. Proses penanaman

Pada lubang tanam yang tersisa kedalaman 20 cm diisi dengan pasir sebanyak 20–30 kg dan tanah secukupnya sampai permukaan tanah membentuk kenongan setinggi 10–15 cm.

Sebanyak empat benih buah naga dari stek ditanam di sekeliling tiang dengan jarak 5–10 cm dari tiang dengan kedalaman 5–10 cm. Benih yang sudah ditanam kemudian ditimbun dengan 5 kg pupuk organik per tiang.

4. Pemeliharaan tanaman

Pemeliharaan meliputi pengikatan batang ke tiang, pemangkasan, pengairan (penyiraman), penyiangan, pengendalian hama/penyakit, dan pemupukan.

Pengikatan tanaman pada tiang beton

Pengikatan tanaman pada tiang beton dilakukan pertama kali langsung pada saat tanam. Kemudian setiap kali tumbuh ruas baru atau bila batang bertambah sekitar 40–50 cm agar tidak
menjuntai dan patah. Hal ini biasanya terjadi sekitar 3–4 minggu sekali.

Pengairan

Pengairan dengan cara penyiraman dilakukan setiap 2 hari pada pagi atau sore hari bila tidak turun hujan.

Pengendalian hama/penyakit

Membersihkan rumput dan hama seperti ulat dan bekecot dilaksanakan secara manual. Hama kutu putih dan cendawan disemprot dengan biopestisida berbahan dasar rendaman air tembakau. Pada saat membuat benih, stek dicelup dalam larutan air kapur untuk mencegah busuk pangkal stek.

Pemangkasan

Pemangkasan dilaksanakan dengan dua tujuan, yaitu pemangkasan pembentukan tanaman dan pemangkasan pemeliharaan.

Pemangkasan pembentukan tanaman dilakukan se awal mungkin dengan menjaga agar batang utama hanya terdiri atas satu batang dengan cara memangkas setiap ruas yang bercabang. Setelah batang tunggal mencapai ketinggian melewati roda beton kemudian dilakukan pemangkasan untuk merangsang terbentuknya tunas produktif ke arah samping.

Pemangkasan pemeliharaan dilakukan untuk menjaga agar tajuk tanaman tersusun melingkar dan cabang tidak terlalu panjang. Cabang-cabang yang abnormal dan sakit dipotong kemudian
ditimbun dalam tanah.

Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali setahun, yaitu pada saat tanam, dan diulangi setiap 4 bulan sekali. Pada tanaman produktif pemupukan dilakukan setelah musim panen dan diulang setiap 4 bulan berikutnya.

Dosis pupuk organik yang diberikan sebanyak 5 kg per tiang setiap kali pemberian. Pupuk
pertama setelah musim panen ditambahkan 200 g kapur pertanian.

Baca Juga:

5. Panen Buah Naga

Untuk pemanenan pertama waktu yang digunakan biasanya 11 bulan dan buah yang diambil pertanaman hanya 2. Kriteria buah yang dipanen yaitu yang mempunyai tanda-tanda buah yang yang warna kulitnya sudah menjadi merah tua atau merah mengkilap, mahkota bunga sudah mengerut atau mengecil dan jumbai buah sudah berubah menjadi kemerahan.

Jika sudah mengetahui ciri-ciri buah yang telah masak panen langkah selanjutnya yaitu
pemetikan buah. Pemetikan buah ini ada cara atau teknik agar tidak merusak buah dan pilar. Cara memetik buah naga yang benar adalah dengan memutar buah tersebut dari tangkainya, atau memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting kebun jika tidak mudah lepas.

Sumber:

  • Santoso, PJ. 2013. Budidaya Buah Naga Organik di Pekarangan Berdasarkan Pengalaman Petani di Kabupaten Malang. BPTBT Sumbar. Solok.
  • Wahyuni, Fadila, et al. 2013. Pertumbuhan Tanaman Buah Naga Merah (Hylocerus polyrhizus) Pada Berbagai Konsentrasi Benzilamino Purine dan Umur Kecambah Secara Invitro. EJurnal Agrotekbis. 1 (4):332-338

Baca Juga: Meraup Cuan Dari Budidaya Jamur Tiram, Ini 5 Langkahnya!

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button