Menilik Peran Mahasiswa Sebagai Agent of Change di Masyarakat


Ilustrasi mahasiswa (pixabay.com/geralt)

Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai kelompok tertentu yang dapat dikenali dengan melihat beberapa ciri, baik fisik maupun konsep ideal yang dimilikinya.

Sementara, dalam konsep ideal mahasiswa, ia adalah golongan masyarakat yang biasanya dikenal sebagai golongan masyarakat yang memiliki cita-cita ke depan, menjadi penyeimbang antara pemerintah dan masyarakat, dan biasanya selalu berpihak kepada masyarakat, tidak pada kekuasaan. Peran mahasiswa sebagai agent of change merupakan harapan semua pihak.

Kilas balik peran mahasiswa dalam beberapa peristiwa besar

Mahasiswa, merupakan bagian dari generasi muda, yang dapat dikategorikan “elit” generasi muda. Mahasiswa menjadi elit generasi muda, karena dalam sejarahnya, ia memegang peran penting dalam setiap perubahan yang diusung generasi muda, baik yang terjadi di penjuru dunia, maupun yang terjadi di Indonesia. Tidak terlalu berlebihan bila mahasiswa mendapatkan gelar sebagai agent of change, director of change, creative minority (elit minoritas), dan calon pemimpin masa depan.

Peran nyata ini dapat dilihat dari beberapa peristiwa dunia, mahasiswa menjadi ujung tombak dari perubahan negeri itu, baik secara evolusi, maupun dalam konteks radikal atau revolusioner. Peristiwa yang mengubah wajah bangsa China berawal dari desakan mahasiswa yang berujung pada peristiwa di Lapangan Tianan Men, menggugurkan ratusan mahasiswa. Hasilnya yang kita lihat saat ini, adalah kemajuan China yang sangat signifikan, dan saat ini menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, setelah melakukan berbagai perbaikan, baik dalam birokrasi maupun dalam bidang ekonomi.

Di Indonesia, sejarah Nasional Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran mahasiswa. Mahasiswa di Indonesia, telah menjadi pelopor kebangkitan Indonesia sebelum kemerdekaan. Peran mahasiswa dalam kebangkitan nasionalis diawali oleh Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang dimotori oleh mahasiswa kedokteran Stovia. Kemudian peristiwa Sumpah Pemuda 1928, yang juga dipelopori oleh mahasiswa.

Selanjutnya peran mahasiswa terlihat saat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Saat itu, terlihat peran nyata mahasiswa yang menyandera Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, sebagai bentuk pemaksaan kepada kedua tokoh penting ini agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini kurang dari dua puluh tahun sejak Soempah Pemoeda dikumandangkan pada 1928.

Yang paling akhir adalah peran mahasiswa dalam peristiwa reformasi tahun 1998. Pada saat itu, terjadinya gerakan mahasiswa yang turun ke jalan menuntut agar Soeharto lengser dari jabatannya.

Kepemimpinan presiden Soeharto semakin menjadi sorotan sejak terjadinya tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998, di mana empat mahasiswa tertembak mati dan memicu kerusuhan Mei 1998 sehari kemudian.  Tekanan dari para massa terhadap Soeharto pun memuncak ketika sekitar 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung DPR/MPR yang berakibat proses politik nasional lumpuh.

Baca Juga:

Peran mahasiswa dalam pembangunan daerah

Pembangunan daerah sangatlah penting guna memberikan sumbangsih terhadap kemajuan di tingkat nasional. Pembangunan daerah yang dimaksud adalah sektor pemberdayaan masyarakat. Baik pembangunan dalam bidang ekonomi, dan pendidikan. Keduanya menjadi tolok ukur kemajuan suatu daerah. Salah satu langkah pemerintah dalam mempercepat pembangunan daerah adalah menetapkan kebijakan otonomi daerah. Bahkan sampai kepada level desa. Dengan tujuan agar daerahlah yang menjadi pendorong kemajuan bangsa. Agar daerah itu sendiri yang merancang dan menentukan nasibnya sendiri.

Otonomi daerah merupakan strategi pemecah kebuntuan oleh pemerintah pusat dalam hal mengentaskan kemiskinan dan pemerataan pembangunan. Mahasiswa sebagai bagian daripada masyarakat, memiliki fungsi dan peran yang sangat strategis dalam hal pemberdayaan masyarakat lokal dan pemerataan pembangunan. Mahasiswa berperan sebagai duta masyarakat untuk mentransformasikan pola pikirnya kepada daerah. Terkhusus mahasiswa yang tergabung dalam organisasi mahasiswa kedaerahan yang secara tujuannya memfasilitasi peran mereka. Melihat kondisi mahasiswa yang memiliki jargon agent social of change (agen sosial perubahan).

Hakikatnya fungsi mahasiswa sebagai bagian dari anggota masyarakat, secara langsung maupun tidak langsung memiliki beban amanah dan tanggungjawab moril kepada daerahnya. Selain memiliki tanggungjawab keluarga yang diutus untuk menuntut ilmu dalam rangka meningkatkan taraf hidup keluarganya dikemudian hari, menambah wawasan dan meningkatkan pola pikir.

Mahasiswa memiliki tanggungjawab pasca kuliahnya dalam rentang waktu cepat atau lambat untuk kembali ke daerahnya dalam rangka membangun daerah baik dari segi sosial, budaya, ekonomi bahkan dalam rangka mentransformasikan nilai-nilai yang mampu mengembangkan pola pikir masyarakat.

Baca Juga:

Peran mahasiswa sebagai agent of change dan gate keepers di masyarakat

Setiap mahasiswa yang berasal dari daerah (khususnya yang berasal dari pulau-pulau dan daerah terpencil), berpotensi untuk menjadi agent of change dan gate keepers atau penjaga gerbang bagi masyarakatnya. Untuk menjadi gate keepers, biasanya seseorang memiliki lebih banyak informasi dibanding dengan masyarakat di daerah tersebut.

Peran mahasiswa sebagai agent of change, dapat digunakan mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat memasukkan ide-ide baru yang dianggap menguntungkan bila diterapkan dalam masyarakatnya. Ide-ide tersebut berasal dari pengalamannya selama menjelajah negeri yang tidak pernah dilihat oleh masyarakat di daerahnya, ilmu pengetahuan yang ditimbanya selama belajar di Perguruan Tinggi, serta keterampilan yang dimilikinya.

Seorang gate keepers pada dasarnya adalah orang yang dianggap memiliki ilmu pengetahuan dan informasi yang “lebih” dibandingkan dengan rata-rata masyarakat lainnya.

Diharapkan, baik sebagai individu maupun kelompok, mahasiswa yang menjadi harapan keluarga, harapan daerahnya, dapat memenuhi harapan keluarga dan masyarakatnya, dan dapat menempatkan diri sebagai agent of change. Mahasiswa diharapkan juga mampu menjadi seorang gate keepers yang mampu menyaring, meneruskan dan mentransformasikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Mahasiswa merupakan elemen penting dalam masyarakat. Peran mahasiswa sebagai agent of change telah teruji dalam perjalanan sejarah. Untuk disadari, bahwa masa depan bangsa ini, kebanggaan bangsa ini, maju mundurnya bangsa ini, ada di tangan mahasiswa.

Baca Juga: Memahami Peran dan Tanggung Jawab Warga Negara Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

Legend

0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *