Sastra

Mengenal 11 Jenis Pantun Beserta Karakteristik, Struktur, Peran dan Contohnya

Pantun adalah salah satu bentuk dari karya sastra yang terikat dengan aturan. Aturan yang mengikat pada pantun inilah yang menjadikan ciri khas pada pantun. Lazimnya pantun terdiri atas empat larik.

Pantun juga merupakan bentuk puisi Indonesia atau melayu. Pantun ini termasuk jenis puisi lama yang terikat dengan beragam ketentuan dan aturannya. Sehingga sebuah puisi tidak dapat disebut pantun ketika tidak memenuhi ketentuannya.

Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Ciri lain dari sebuah pantun adalah pantun tidak terdapat nama penulis. Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan secara lisan.

Karakteristik dan struktur pantun

Pantun memiliki karakteristik dan aturan sebagai berikut :

  1. Terdiri dari 4 baris
  2. Rima akhir a-b-a-b 
  3. Umumnya terdapat 8-12 suku kata setiap baris
  4. Baris 1 dan 2 menjadi sampiran
  5. Baris 3-4 menjadi isi

Struktur pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut.

Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

Peran pantun

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir. Pantun melatih seseorang berpikir tentang makna kata sebelum berujar. pantun juga melatih orang berpikir asosiatif, bahwa suatu kata bisa memiliki kaitan dengan kata yang lain.

Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat, bahkan hingga sekarang. Di kalangan pemuda sekarang, kemampuan berpantun biasanya dihargai. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berpikir dan bermain-main dengan kata.

9. Pantun Teka-teki

Jika tuan membawa keladi, Bawakan pula si pucuk rebung 
Jika tuan bijak bestari, hewan apa tanduk di hidung?

10. Pantun Perpisahan

Pucuk mangga delima batuAnak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu, Hilang di mata di hati jangan 

11. Pantun Nasib

Pergi ke sekolah mampir Cimahi, Depan bukit lihat belalang
Mungkin memang sudah takdir Illahi Badan sakit tertinggal tulang

Baca Juga: Mengenal Chick Lit, Genre Karya Sastra Fiksi Yang Digemari Banyak Wanita

Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan. Kedekatan nilai sosial dan pantun bahkan bermula dari filosofi pantun itu sendiri. ”Adat berpantun, pantang melantun” adalah filosofi yang melekat pada pantun.

Baca Juga:

9. Pantun Teka-teki

Jika tuan membawa keladi, Bawakan pula si pucuk rebung 
Jika tuan bijak bestari, hewan apa tanduk di hidung?

10. Pantun Perpisahan

Pucuk mangga delima batuAnak sembilang di tapak tangan
Biar jauh di negeri satu, Hilang di mata di hati jangan 

11. Pantun Nasib

Pergi ke sekolah mampir Cimahi, Depan bukit lihat belalang
Mungkin memang sudah takdir Illahi Badan sakit tertinggal tulang

Baca Juga: Mengenal Chick Lit, Genre Karya Sastra Fiksi Yang Digemari Banyak Wanita

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button