7 Mutiara Hikmah dari Benjamin Disraeli, Relevan dengan Dunia Modern!
Benjamin Disraeli, tokoh politikus dan penulis Inggris yang terkenal akan pandangan politiknya. Beberapa kali mengisi jabatan, mulai dari menteri, ketua majelis rendah, ketua majelis tinggi hingga menjadi perdana menteri Inggris pun pernah dijabat. Lahir dengan nama Benjamin Disraeli di London tanggal 21 Desember 1804 dan meninggal tanggal 19 Aprik 1881.
Sebagai politikus partai Konservatif, Benjamin pernah menjabat perdana menteri dua kali yaitu tanggal 27 Februari  hingga 1 Desember 1868 dan 20 Februari 1874 hingga 21 Apeil 1880. Ada jeda kekosongan saat partai konservatif kalah dan Benjamin menjadi pemimpin oposisi yaitu 1 Desember 1868 hingga 17 Februari 1874.
Pada masa kepemimpinannya, Benjamin pernah membeli saham pemerintah Mesir di Terusan Suez.
Menikah dengan Mary Anne Lewis, Benjamin banyak menghasilkan pandangan dan kata-kata penuh hikmah. Kata mutiara tersebut jika dibaca dan dipahami isinya bisa menyentuh hati dan jadi bahan untuk merenung. Bahan merenungi kehidupan ini agar berlaku baik dan dekat dengan Tuhan.
Apa sajakah mutiara hikmah dari Benjamin Disraeli yang bisa dijadikan bahan merenung, simak tulisan berikut ini.
1. Menilai sesuatu harus objektif
“Jangan menilai segala sesuatu secara sama rata.”
Manusia di dunia ini tidak sama. Ada yang ganteng. Ada yang buruk rupa. Ada yang cantik. Ada yang gemuk dan ada yang kurus. Semua.berbeda di dunia ini. Hidup juga ada perbedaan alias tidak sama. Ada yang kaya, miskin, senang dan susah. Semua tidak sama. Karena semua tidak sama dan memiliki perbedaan walau kecil. Untuk itulah kita dinasehati oleh Benjamin untuk tidak menilai segala sesuatu secara sama rata.
Lihat saja keadaan di sekolah. Anak-anak berkebutuhan khusus itu berbeda dengan anak normal. Pemberian materi pelajaran pun tidak sama. Apalagi tentang penilaian. Juga harusnya berbeda. Namun, pada kenyataannya itu semua bohong sebab penilaiannya masih sama. Contoh, anak tuna wicara dan anak normal diberi penilaian sama tentang membaca. Jelas sesuatu yang tidak pas, bukan. Untuk itu komunikasinya juga berbeda. Pemberian penilaiannya juga harus beda.
Sama dengan hidup ini. Orang memiliki kemampuan berbeda maka penilaiannya juga beda. Maka tepatlah mutiara dari Benjamin Disraeli bahwa jangan menilai sesuatu secara sama rata.
Baca Juga:
2. Pemikiran yang sempit
“Hal-hal yang kecil mempengaruhi pikiran yang sempit.”
Pemikiran seseorang dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Pemikiran dipengaruhi oleh pengalaman pribadi seseorang. Pengalaman hidup menenrukan pola pikir dan cara berpikir. Ketika kita memikirkan hal-hal besar, kita akan berpikiran luas dan mendalam. Ketika kita memikirkan hal kecil dan remeh akan berpengaruh pada pemikiran sempit saja.
Contoh, ketika kita memikirkan apa yang akan kita makan, yang terpikirkan adalah makanan saja. Namun, ketika kita memikirkan cara kita mendapatkan makanan, maka kita akan berpikiran luas untuk mencari cara mendapatkan makanan, apakah dengan bekerja atau hanya berpangku tangan.
Berpikirlah hal-hal yang besar agar kita berpikiran luas. Akan tetapi, jangan pernah melupakan hal-hal kecil.
3. Berpikiran tinggi dan pupuklah
“Pupuklah pikiran yang agung karena anda tidak mungkin akan menanjak lebih tinggi dari apa yang anda pikirkan.”
Seseorang yang berpikir sempit, hasil yang didapatkan juga kecil saja. Misalnya, seseorang berpikiran untuk apa sekolah tinggi. Hanya menghabiskan uang dan waktu. Mending bekerja sudah dapat penghasilan. Bersekolah tinggi atau rendah sama saja. Sama-sama bekerja mendapatkan uang.
Pemikiran tersebut sering saya dengar dari orang-orang di sekitar saya. Namun, saya hanya diam dan memperhatikan saja apa yang mereka katakan.
Pendapat tersebut merupakan pemikiran orang yang tidak mau berpendidikan tinggi. Akhirnya, mereka hanya sampai pada yang dipikirkan saja
Tidak lebih. Mereka juga akan bekerja sesuai dengan apa yang dipikirkan. Beda dengan mereka yang berpikiran dan berpendidikan tinggi. Mereka akan berpikir lebih kreatif dan berusaha mendapatkan pekerjaan yang bervariasi dan lebih menjanjikan. Maka dari itu, pupuklah pikiran yang agung sehingga bisa mencapai apa yang dipikirkan.
4. Berpendapat sesuai hati nurani
“Jangan pernah merasa bersalah setelah mengeluarkan pendapat yang sejalan dengan hati nurani. Karena jika merasa bersalah, anda mengabaikan kebenaran.”
Berpendapatlah sesuai hati nurani. Jika sudah mengeluarkan pendapat yang sesuai hati nurani, janganlah merasa bersalah.
Contoh, pemberian uang dalam pilkada. Hal tersebut dikenal sebagai money politic. Ini dianggap politik yang salah. Hal tersebut sesuai hati nurani. Jika kita mengakuinya money politic itu sesuatu yang salah, janganlah merasa bersalah. Sebab ketika kita merasa bersalah, kita mengabaikan kebenaran.
5. Bersiap untuk masa mendatang
“Kita harus bersiap-siap untuk masa mendatang. Tuntutan masa depan akan diwakili oleh jutaan orang yang menderita.”
Persiapkanlah masa depan. Berpendidikan yang tinggi. Belajar yang tekun. Berdoa yang istikamah. Semua itu bentuk persiapan menghadapi masa mendatang.
Jika kita tidak mempersiapkan dengan baik, kita akan menderita. Ketinggalan kereta istilahnya.
6. Rahasia sukses adalah keteguhan cita-cita
“Rahasia kesuksesan ialah keteguhan cita-cita. Rahasia sukses adalah ketetapan atau ketabahan pada suatu maksud atau tujuan.”
Seseorang yang ingin sukses, harus memiliki cita-cita. Cita-cita atau keinginan tersebut harus diperjuangkan. Perjuangan untuk meraih keberhasilan harus tetap atau tabah menjalani kehidupan demi meraih cita-cita. Jangan sampai memiliki tujuan tetapi tidak berusaha dengan tekun. Tidak berusaha untuk mencapainya. Contoh, ingin dapat lulus ujian, maka harus belajar keras dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan konstan. Akhirnya, cita-cita tercapai berkat keteguhan untuk menggapainya.
Baca Juga:
7. Sabar menunggu
“Segala sesuatu akan datang jika orang mau menunggu.”
Menunggu adalah sesuatu yang membosankan. Namun, jika kita tidak mau menunggu maka akan hilang. Contoh, kita punya pacar dan janjian mau ketemuan. Kita harus menunggu beberapa lama. Hal yang diharapkan pasti akan datang.
Saat kita menunggu, janganlah meninggalkannya. Sebab kita dituntut untuk bersabar. Kesabaran itu kunci keberhasilan. Untuk itu, bersabarlah. Ssmoga berhasil.
Demikian 7 mutiara hikmah dari Benjamin Disraeli. Semoga bermanfaat dan salam literasi.
Baca Juga: 4 Mutiara Hikmah dari Ali bin Abi Thalib, Bahan Introspeksi Tentang Kehidupan Umat Manusia
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.