5 Kebijakan Alternatif dalam Mengatasi Greenflation
Kesadaran sekaligus kekhawatiran akan isu-isu terkait masalah lingkungan hidup melahirkan berbagai tanggapan dan kebijakan. Salah satu di antaranya adalah peralihan di bidang industri, yaitu dari industri konvensional menjadi industri ramah lingkungan atau yang juga dikenal dengan istilah industri hijau.
Upaya mempromosikan industri ramah lingkungan mulai dilakukan sejak beberapa dekade terakhir. Produk-produk dari industri ini pun sudah dapat ditemui di berbagai sektor kehidupan seperti panel surya, mobil listrik, baterai daur ulang, penghemat energi rumah tangga, makanan organik, kemasan produk ramah lingkungan, dan lain sebagainya.
Dibandingkan industri konvensional, industri hijau memiliki tantangan yang lebih kompleks. Selain diperlukan pengembangan teknologi dan inovasi, proses produksi yang lebih rumit, regulasi lingkungan yang mesti dipatuhi, kendala terbesar lainnya adalah keterbatasan bahan baku. Hal-hal ini menyebabkan biaya produksi pada industri hijau jauh lebih tinggi. Akibatnya, harga produk dan jasa yang dihasilkan pun lebih mahal.
Nah, peningkatan harga produk dan jasa terkait upaya mendukung praktik yang lebih ramah lingkungan ini disebut dengan istilah green inflation atau greenflation.
Menilik dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa dampak greenflation terkait erat dengan masalah penerimaan konsumen terhadap produk (barang dan jasa) yang dihasilkan. Dengan harga yang lebih mahal, tentu tidak dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Hal ini juga berpotensi terciptanya kesenjangan sosial ekonomi. Selain itu, biaya hidup juga akan mengalami peningkatan.
Baca Juga:
Tak dapat dimungkiri bahwa masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah tentunya lebih memilih produk yang lebih murah, betapa pun besar kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Di Indonesia, green inflation atau greenflation menjadi populer setelah istilah ini disebut-sebut oleh Calon Wakil Presiden Gibran Raka Buming Raka dalam debat cawapres putaran keempat pada Minggu (21/1/2024).
Timbul pertanyaan—pertanyaan senada yang diajukan Cawapres Gibran Rakabuming Raka kepada Cawapres Mahfud MD dalam acara debat tersebut—bagaimana cara mengatasi greenflation?
Untuk mengatasi greenflation, dibutuhkan kebijakan dan strategi yang inklusif dan komprehensif. Tentunya akan melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, swasta, akademisi, dan masyarakat secara luas. Merangkum dari laman Financial Times, inilah 5 langkah kebijakan alternatif yang bisa ditempuh, untuk mengatasi greenflation.
1. Melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat
Istilah energi hijau, ekonomi hijau, dan industri hijau masih terdengar asing bagi masyarakat Indonesia. Oleh sebab itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah pengenalan terhadap program-program terkait hal tersebut. Pemahaman mengenai pentingnya peralihan ke energi hijau, manfaat jangka panjang bagi lingkungan, serta pengaruh bagi perekonomian Indonesia menjadi edukasi dasar yang wajib diberikan.
Melalui edukasi, masyarakat diharapkan bukan hanya sekedar paham, melainkan juga sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
2. Membuat kebijakan dan dukungan keuangan
Dukungan keuangan seperti pemberian insentif, subsidi, atau kredit pajak bisa diberikan kepada praktisi industri hijau maupun masyarakat selaku konsumen. Hal ini dapat mendorong masyarakat dalam penerapan teknologi dan inovasi ekonomi hijau dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk sektor pertanian, industri, dan konsumsi.
3. Melakukan inovasi dalam teknologi
Penggunaan teknologi yang lebih efisien dan ekonomis dapat membantu mengurangi biaya produksi. Sebagaimana telah disebutkan di atas, greenflation terjadi karena adanya kenaikan harga produk, dan kenaikan harga produk terjadi akibat tingginya biaya produksi.
Dengan menekan biaya produksi, diharapkan lonjakan harga jual produk yang dihasilkan tidak terlalu mahal.
4. Optimalisasi Sumber Daya Alam
Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat potensial. Dengan pengelolaan yang tepat, kekayaan alam dapat dimanfaatkan secara bijak dan lebih efisien ketimbang harus mengimpor bahan baku.
Baca Juga:
5. Meningkatkan kerja sama internasional yang saling menguntungkan
Ada begitu banyak organisasi internasional yang mendukung dan menaungi aksi industri hijau. Kerja sama bisa dilakukan melalui beberapa aspek demi keuntungan bersama.
Itulah 5 kebijakan alternatif yang bisa ditempuh dalam mengatasi greenflation. Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita mendukung program-program pelestarian lingkungan guna menjaga eksistensi alam serta keberlangsungan kehidupan di masa mendatang.
Baca Juga: Pengertian Greenflation, Masalah Besar atau Sekedar Recehan!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.