4 Hewan Yang Mati Setelah Kawin, Bukti Cinta Butuh Pengorbanan!

Pada hakikatnya, setiap makhluk hidup memiliki sebuah naluri untuk menyalurkan hasratnya melalui balutan perasaan kasih sayang dan cinta terhadap pasangannya.
Meskipun hewan diketahui tidak memiliki akal untuk berpikir selayaknya manusia, tapi kemampuannya dalam menarik lawan jenis terjadi secara alami, dengan tujuan untuk meneruskan keturunan atau melakukan proses perkembangbiakan.
Pada praktiknya, sejumlah hewan mungkin akan meluapkan perasaan cintanya dengan lancar tanpa hambatan, bahkan ada yang berkembangbiak hingga berkali-kali tanpa jeda.
Namun, ada beberapa hewan yang mati setelah kawin seperti yang tertera pada pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Belalang Sembah

Kaki depan ditekuk dan menyatu seperti posisi berdoa merupakan penyebab serangga yang termasuk ke dalam jenis predator ini dinamakan belalang sembah.
Selain itu, belalang sembah memiliki ciri lainnya yang dapat dikenali, yaitu pergerakan kepalanya yang mampu berputar hingga 180 derajat sehingga memungkinnya untuk dapat mencerna kondisi lingkungan dengan baik.
Tidak seperti jenis belalang pada umumnya yang dikategorikan sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora), hewan yang mampu hidup di daerah tropis dan subtropis ini menyandang status sebagai predator karnivora lantaran selera makannya mengacu pada sejumlah makhluk berdaging, di antaranya ialah jangkrik, ulat, kumbang, tonggeret, lalat, kadal, ngengat, tikus kecil, katak pohon, burung, ikan, dan bahkan sesama belalang sekalipun.
Meskipun terkesan mengerikan, hewan yang diandalkan sebagai pengendali hama alami di kawasan perkebunan ini memiliki fakta unik dalam berkembang biak.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa seekor belalang sembah betina mampu menghasilkan rata-rata sekitar 80 lebih telur dengan cara melahap pasangannya setelah melakukan perkawinan.
Baca Juga:
2. Lebah Madu

Wilayah tanaman berbunga layaknya sebuah surga nektar dan serbuk sari yang akan diolah menjadi madu sebagai cadangan makanan bagi serangga yang menganut sistem sosial berkoloni-koloni ini.
Sejumlah besar masyarakat dunia kemungkinan telah mengetahui manfaat dahsyat dari madu yang dihasilkan lebah madu seperti mampu menjaga kesehatan mulut, menjaga kesehatan kulit kepala, mencegah penyakit radang usus besar, meningkatkan daya tahan tubuh, membasmi bakteri penyebab luka bakar, menyembuhkan sakit tenggorokan, dan mengurangi rasa gatal.
Setelah kawin, lebah jantan akan menarik diri dari betina dan perutnya robek dikarenakan endophallus yang terlepas dari tubuh sekaligus tertempel pada betina.
Tidak hanya sampai di situ saja, testis lebah jantan akan meledak setelah melakukan proses ejakulasi sehingga membuatnya terjatuh ke tanah kemudian mati.
3. Antechinus

Sekilas hewan berbulu kasar ini memang mirip seperti seekor tikus besar, tapi sebenarnya antechius merupakan sejenis marsupial kecil yang memiliki panjang tubuh sekitar 10-30 cm dan diketahui hidup di sepanjang pantai timur Australia.
Selain itu, hewan bemoncong sempit ini biasanya dapat diandalkan sebagai pengendali hama berupa laba-laba, burung-burung kecil, kadal, kecoa, dan tikus.
Saat kawin, antechius jantan akan memproduksi hormon kortisol yang menyebabkannya stres secara berlebihan, sehingga racun di dalam tubuhnya semakin meningkat, kemudian menyebabkan kematian.
Biasanya, hewan yang bersarang di rongga-rongga pohon sekitaran hutan hujan tropis dan padang rumput ini melakukan proses perkembangbiakan di awal musim semi atau musim dingin.
Baca Juga:
4. Gurita

Penghuni alam bawah laut ini memiliki sejumlah keistimewaan selain ciri khas berupa kedelapan tentakel, di antaranya ialah memiliki jantung sebanyak tiga buah (dua untuk mendukung pernapasan dan satu untuk memompa darah), memiliki gen kecerdasan yang sama dengan manusia, dan memiliki sistem peredaran darah berwarna biru yang disebabkan oleh protein berbasis tembaga (hemosianin) ketika membawa oksigen di dalam darah.
Selain keistimewaan, moluska yang terbiasa hidup di sekitar terumbu karang ini memiliki sejumlah fakta unik seperti kebiasaan melahap tentakelnya sendiri saat merasa stres, usia yang cenderung singkat sekitar enam bulan, suka aktivitas berjalan dibandingkan berenang, serta dianggap ahli dalam berkamuflase.
Saat kawin, gurita betina akan mengalami perubahan biokimiawi setelah bertelur yang disebabkan oleh hormon steroid, sehingga membuatnya berperilaku aneh seperti menghancurkan diri sendiri atau menabrakkan diri ke sebuah batu.
Beberapa teori menyebutkan bahwa seekor gurita betina cenderung melakukan perbuatan menyiksa dirinya sendiri disebabkan insting melindungi telur-telurnya dari berbagai predator.
Itu dia keempat hewan yang mati setelah kawin. Semoga bermanfaat
Baca Juga: 4 Hewan Yang Tidur Lama, Nomor 2 Paling Mengantuk Sedunia!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.