Opini

Sumpah Pocong: Tradisi Sakral yang Memicu Kontroversi di Indonesia

Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan adanya sumpah pocong yang dilakukan oleh Saka Tatal dalam kasus Vina Cirebon 2016. Hal ini menyita perhatian publik akan kasus yang belum juga menemui titik terang itu. Memang terdengar tabu, namun masih banyak dilakukan di Indonesia. Kira-kira? apa itu sumpah pocong? Yuk, simak.

Dikutip dari jurnal, Sumpah pocong adalah upacara yang bertujuan memutuskan sengketa. Masyarakat meyakini sumpah pocong membawa akibat secara langsung terhadap para pihak yang bersumpah. Namun demikian, apabila sumpah pocong ini disandingkan dengan hukum yang berlaku, maka sumpah pocong akan menjadi bermasalah. Dalam Ketentuan hukum acara, tidak dijelaskan bahwa sumpah pocong ini termasuk alat bukti apakah ataukah tidak.

Sumpah pocong ini biasanya dilakukan dengan cara seseorang bersumpah di hadapan banyak orang sambil dibalutkan kain kafan. Kain kafan yang dimaksud yaitu seperti kain yang digunakan ke orang yang sudah mati, pada saat mau dikuburkan.

Baca Juga:

Proses sumpah ini menambah keangkeran karena orang tersebut yang bersumpah biasanya akan di lakukan masuk di dalam masjid maupun tempat ibadah lainnya yang di saksikan oleh masyarakat sekitar, tokoh agama, bahkan aparat desa. Orang tersebut akan mengucapkan sumpah bahwa ia tidak melakukan apa yang dituduhkan. Prosedur ini dianggap sangat sakral karena dianggap bahwa prosedur ini adalah sumpah yang berhadapan dengan Tuhan.

Asal-usul dan kepercayaan dari sumpah pocong ini sebenarnya tidak bisa ditelusuri secara pasti, namun tradisi ini sudah ada sejak ratusan tahun silam. Beberapa daerah pun memakai sumpah pocong sebagai uji kebenaran yang paling efektif, dikarenakan keyakinannya bahwa siapapun yang bersumpah palsu dalam ritual ini pasti kelak akan mendapatkan balasan yang setimpal yaitu di dunia ataupun di akhirat. Jadi orang yang sebenarnya tidak bersalah biasanya tidak takut melakukan sumpah pocong, sebaliknya orang yang bersalah bisa memilih bungkam.

Namun, meskipun di satu sisi amat digunakan sebagai kebenaran, namun sumpah pocong mengundang kontroversi yang banyak. Bebas pocong ada yang menyatakan jika ritual ini seharusnya tidak digunakan dalam cara yang tidak adil dan merasa ancaman bagi pihak terdakwa, terutama mengingat adanya tekanan sosial besar-besaran pada mereka yang dituduh dan dikutuk. Ada kekhawatiran bahwa orang yang dituduh akan terpaksa menggunakan sumpah pocong untuk melayani kepentingan politik pribadi atau digunakan oleh orang berkuasa untuk menghancurkan siapa pun yang tidak memiliki kemampuan atau kekuasaan.

Beberapa kasus sumpah pocong yang beredar di media masa biasanya sangat ramai dan menyita perhatian banyak pihak karena biasanya prosesi ini sangat langka dalam praktik budaya yang umum. Meskipun demikian, tidak semua kasus misteri sumpah tersebut mendapatkan reaksi yang diinginkan.

Beberapa orang yang bersumpah pocong bisa saja atasannya, orang yang berjanji, tetap bisa hidup secara wajar tanpa mengalami kesialan atau hal lainnya sehingga jadi pemandangan ganjil, sedangkan yang lain mungkin terkena musibah dan dianggap berdasarkan kasus itu, bahwa sumpah itu sebenarnya para ahli keilmiahan.

Baca Juga:

Sumpah pocong adalah sebuah cerminan budaya tentang kepercayaan masyarakat Indonesia yang menyangkut hal-hal yang bersifat suparnatural dan sakral. Hal ini memperlihatkan bagaimana cara masyarakat untuk mengelola konflik yang terjadi dan mencari kebenarannya.

Walaupun sumpah pocong semakin jarang ditemukan di kalangan masyarakat, sumpah pocong tetap menjadi budaya Indonesia yang unik dan patut untuk dibicarakan. Sumpah pocong merupakan sebuah diskursus yang menimbulkan kontroversi. Jadi, kembali ke kepercayaan masing-masing.

Baca Juga: 4 Tradisi di Bengkulu yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Back to top button