Sastra

Review Novel The Orange Girl, Antara Cinta, Kehidupan, dan Kepergian

Jostein Gaarder merupakan penulis asal Norwegia yang dikenal dengan karya-karya novel filosofisnya seperti Dunia Sophie dan Dunia Maya.

Kali ini, dalam novel yang bertajuk The Orange Girl: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan, Gaarder berkisah tentang seorang remaja laki-laki yang mendapat kejutan berupa surat yang ditulis oleh mendiang Ayahnya.

Dalam surat tersebut, sang Ayah bercerita mengenai kehidupan masa mudanya, eksistensi kehidupan, alam semesta, dan pertanyaan filosofis yang harus dijawab sang anak.

Informasi Novel The Orange Girl

  • Judul: The Orange Girl: Sebuah Dongeng Tentang Kehidupan
  • Penulis  : Jostein Gaarder
  • Penerbit: PT Mizan Pustaka
  • Cetakan: Januari 2016 (Edisi Ketiga)
  • Tebal: 256 Halaman
  • ISBN: 978-979-433-925-1

Baca Juga:

Sinopsis Novel The Orange Girl

Cerita diawali dengan perkenalan karakter utama yakni Georg Roed, seorang remaja laki-laki yang berusia lima belas tahun. Remaja yang sedang belajar musik tersebut tinggal di Humleveien, Oslo bersama Ibunya, Jorgen Ayah tirinya, dan Miriam adiknya yang baru menginjak usia delapan belas bulan.

Georg merupakan anak yatim, Ayah kandungnya yang bernama Jan Olav telah meninggal dunia karena suatu penyakit ketika ia baru berusia empat tahun.

Kehilangan sosok sang Ayah ketika masih belia menyebabkan Georg tidak begitu mengingatnya. Ia mengenal sosok Ayahnya melalui berbagai foto dan video yang diambil saat ini masih balita. Lewat media yang diperlihatkan Ibunya tersebut, Georg bisa melihat bagaimana rupa dan suara Ayahnya.

Cerita diawali ketika pada suatu hari Kakek dan Nenek dari pihak Ayahnya datang berkunjung dengan membawa satu bundel surat dalam bentuk dokumen yang telah dicetak. Georg sama sekali tidak pernah berpikir bahwa ia akan bertemu sekaligus bercengkerama lagi setelah sebelas tahun kepergian Ayahnya. Surat yang diketik oleh Ayahnya itu ditemukan oleh neneknya di sebuah kereta dorong merah tua.

Dalam surat tersebut, Jan Olav membagikan kisahnya saat bertemu untuk pertama kalinya dengan seorang perempuan cantik misterius di sebuah trem yang kemudian disebutnya dengan Gadis Jeruk.

Jan Olav yang merasakan sengatan jatuh cinta pada pandangan pertama, kemudian berkeliling kota mencari keberadaan gadis itu. Segala cara dilakukannya demi bertemu dengan sang pujaan hati. Hingga di malam natal, Jan Olav bertemu lagi dengan gadis tersebut di Gereja Katedral. Pertemuan tersebut sangatlah singkat, sang gadis meminta Jan Olav sabar menunggu selama enam bulan agar mereka dapat bertemu kembali.

Meskipun didominasi oleh kisah perjalanan asmara Jan Olav dengan Gadis Jeruk, The Orange Girl juga berisi bagaimana Georg menjawab pertanyaan. Adapun beberapa pertanyaan tersebut yaitu tentang Teleskop Hubble, kehidupan, dan alam semesta.

Salah satu pertanyaan penting yang dilontarkan Jan Olav kepada Georg adalah mengenai sebuah pilihan. Inti dari pertanyaan tersebut adalah jika bisa menentukan pilihan, apakah Georg akan memutuskan untuk terlahir di dunia dan kemudian mati atau tidak terlahir sama sekali.

Baca Juga:

Review Novel The Orange Girl

Gaarder dalam Novel The Orange Girl membawa para pembaca untuk lebih memikirkan dan merenungkan eksistensi kehidupan di dunia ini. Alam semesta sejatinya menyimpan berjuta misteri yang mungkin sulit untuk ditemukan jawabannya.

Boleh dikatakan bahwa alur cerita dalam Novel The Orange Girl disampaikan dalam bentuk sederhana. Kisah cinta yang dihadirkan tidak hanya berfokus pada Jan Olav dan Gadis Jeruk, tetapi juga kisah cinta antara seorang anak lelaki dengan Ayahnya.

Kisah cinta dalam novel ini ditulis dengan indah dan lekat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat diikuti serta dipahami dengan mudah. Dengan kata lain, tidak banyak tanda tanya yang harus pembaca tebak.

Hal tersebut dikarenakan, The Orange Girl berbeda dengan novel yang ditulis oleh Gaarder sebelumnya. Tidak ada peri, dongeng, atau liliput, hanya ada kisah sebuah keluarga yang dipenuhi kehangatan lagi semenjak mendapat surat dari masa depan.

Novel The Orange Girl sangat layak dibaca untuk semua generasi dan golongan. Di sana, pembaca dapat menggali makna tentang kehidupan, kepergian, kasih sayang, dan penyesalan. Pesan moral terdapat dalam novel ini adalah manusia harus menghargai dan menggunakan waktunya untuk orang-orang terkasih.

Baca Juga: Review Novel Funiculi Funicula, Kisah Tentang Kafe Penjelajah Waktu

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button