News

Marquez dan COTA: Sebuah Romansa yang Kekal Selamanya

Pekan ini, balapan MotoGP akan memasuki seri ketiga, yang mana Circuit of the Americas bakal jadi tuan rumahnya. Marc Marquez selalu identik dengan COTA. Kisah Marquez dengan sirkuit ini bak romansa yang hampir tak pernah lekang oleh zaman.

Arena Balap Tersulit

Setelah dua balapan digelar, MotoGP memasuki ronde ketiga, dengan Amerika Serikat bakal menjadi penyelanggara. Circuit of the Americas selalu menyajikan cerita pada setiap musim balapnya. Tapi, kisah romansa Marc Marquez menjadi yang paling sohor setiap menjelang seri yang satu ini.

Masuk pada kalender MotoGP tahun 2013, Circuit of the Americas terkenal sebagai salah satu trek yang paling sulit. Sirkuit ini seakan mengusung tema Rodeo yang identik dengan Texas, lokasi sirkuit ini berdiri. Kondisi trek yang naik turun, ditambah temperatur yang panas, menjadikan banyak pembalap kesulitan menghadapi COTA.

Trek ini memiliki total 20 tikungan, dengan banyaknya chicane yang tersebar di seluruh lintasannya. Jangan lupakan pula trek lurus sepanjang 1,2 km yang menjadikan trek lurus ini sebagai salah satu yang terpanjang.

Enam Tahun Sang Raja Bertahta

Sejumlah keunikan yang terdapat di COTA menjadikan sirkuit sebagai salah satu yang tersulit dan kerap membuat para pembalap kesulitan. Namun hal itu tampak tidak berlaku buat Marc Marquez. Rider MotoGP asal Spanyol itu mempunyai sebuah romansa yang menarik dengan trek yang satu ini.

Debut manis Marquez di MotoGP pada tahun 2013 bermula di COTA, di mana rider Spanyol yang berstatus rookie mengklaim kemenangan perdananya di sini. Marquez melewati beberapa rider, termasuk Jorge Lorenzo, sang juara bertahan kala itu. Lalu, rider Repsol Honda berhasil memenangi duel dengan rekan setimnya, Dani Pedrosa dan memenangkan balap.

Kemenangan tersebut menjadi awal mula Marquez menancapkan dominasinya di MotoGP, sekaligus menobatkan dirinya sebagai rider termuda yang menjuarai grand prix kelas premier. Rentetan kemenangan menyusul di COTA edisi tahun-tahun selanjutnya. Total, enam musim beruntun, The Baby Alien menancapkan dominasinya di trek ini.

Baca Juga:

Akhir Dominasi dan Comeback Sang Raja

Tahun 2018 menjadi akhir dominasi Marquez di COTA, karena pada seri berikutnya, ia gagal memenangi balap di trek favoritnya ini. Andrea Iannone sempat mengganggu Marquez dan bertarung sengit dengan penguasa COTA tersebut. Tapi Marquez akhirnya menunjukkan dominasi, memenangi balap dengan margin tiga detik dari Maverick Vinales di tempat kedua.

Pada edisi selanjutnya, yakni tahun 2019, Marquez sekali lagi berusaha menguasai COTA dengan tampil kuat di semua sesi, termasuk sesi balap. Rider Spanyol itu langsung menjauh dari para rivalnya begitu bendera start dikibarkan. Bahkan, ia sudah sempat unggul empat detik ketika balap memasuki 11 putaran terakhir.

Sayang, Marquez membuat kesalahan dan terjatuh pata putaran kesebelas. Valentino Rossi memimpin balapan setelah Marquez crash, tetapi ia mendapat perlawanan sengit dari Alex Rins. Rins memenangi battle dan keluar sebagai kampiun kala itu. King of COTA turun dari tahtanya pada edisi ini, menobatkan Rins sebagai jawara baru trek rodeo ini.

Absen pada 2020, COTA kembali pada kalender balap 2021, dengan Marquez kembali naik tahta. Marquez yang menjauh dari rival-rivalnya sejak bendera start berkibar begitu mendominasi balapan di COTA 2021. Pada akhirnya, rider asal Cervera kembali ke tahtanya, meraup kemenangan ketujuh MotoGP Amerika.

Hanya sebuah keajaiban yang bisa membuat Marquez kembali bertahta pada GP Amerika 2022. Dengan kondisi cedera, sembari diwanti-wanti agar tidak crash, Marquez melakoni pekan balap. Problem pada elektronik motor makin membuyarkan fokus Marquez, walau akhirnya sang rider tetap mendapat poin.

Enea Bastianini memenangkan balapan yang digelar pada bulan April tersebut, menegaskan dominasi Ducati yang mengirim tiga rider di lima posisi terdepan. Marquez sementara itu kembali gagal bertahta. Walau begitu, perjuangannya patut diapresiasi karena kendati dipersulit dengan berbagai problem, ia berhasil finish keenam.

Menanti Penguasa Baru COTA

Tahun ini akan menjadi tahun kedua secara beruntun King of COTA tidak bertahta. Cedera akibat insiden di Portugal memaksa Marquez absen pada seri ketiga. Rider Spanyol sudah berusaha memulihkan diri secepatnya. Tapi tim medis sudah membuat keputusan, yang mana Marquez harus absen.

Peta persaingan para rider sementara itu makin merata. Ducati masih mendominasi gelaran balap motor paling bergengsi tahun ini. Sudah ada empat rider yang memberikan total lima podium buat Ducati. Tentunya, ini menjadi sinyal bahwa pabrikan Bologna mungkin akan berkuasa di COTA di tengah absennya sang raja.

Aprilia dan KTM di sisi lain juga makin kuat, melihat fakta Maverick Vinales berhasil menyodok podium kedua pada MotoGP Portugal. Jack Miller yang menggeber RC16 secara konsisten finish di delapan besar.

Pabrikan Jepang sementara itu kelihatan tidak berdaya, dibuktikan dari raihan nir podium pabrikan Matahari Terbit dalam dua seri pembuka. Terkhusus untuk Honda, raihan terbaik mereka hanya finish kesembilan. Itupun melalui rider satelit Alex Rins pada seri MotoGP Argentina.

Terlepas dari fakta bahwa Marc Marquez tidak akan tampil di seri MotoGP Amerika 2023, rider Repsol Honda tetaplah raja Circuit of the Americas. Sang raja tidak akan bertahta untuk kali kedua secara beruntun. Nantikan saja, siapa yang akan menggeser Marquez dari tahtanya di seri GP Amerika 2023 nanti.

Baca Juga: Market Value dan Statistik 3 “Bule Ganteng” Yang Membela Timnas Indonesia Senior

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button