Bisnis dan Keuangan

Gawat PPN Naik Jadi 12%, Ini Dia 5 Dampak Mengerikan Kenaikan PPN Bagi Masyarakat

Masyarakat saat ini tengah digemparkan dengan pernyataan Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan saat ini, tentang kenaikan Pajak Pertambahan Nilai atau PPN, dari 11% menjadi 12%. 

Gelombang protes dan desakan untuk pembatalan dilayangkan oleh sejumlah pihak, baik dari pengusaha maupun masyarakat. Petisi pun dinaikkan, semua itu dilakukan agar DPR membatalkan rencana kenaikan PPN.

Alah cuman naik satu persen aja ribet! Eits, tunggu dulu. Jika dilihat angkanya memanglah kecil, hanya satu persen saja, ‘kan? Akan tetapi, jika kita melihat kenaikan PPN ini berdasarkan nilainya, satu persen adalah jumlah yang sangat banyak. Akan mengundang dampak yang sangat berbahaya bagi kehidupan kita, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah.

Loh, kenapa bisa begitu? Jawabannya akan saya jelaskan di bawah, sekaligus dampak mengerikan apa yang akan terjadi, lanjut scroll Kakak-kakak!

Apa itu PPN?

Tentu kamu sering dengar PPN, ‘kan? Biasanya kalau kamu belanja di toko swalayan atau supermarket, pasti akan mendapati singkatan itu di label harga, ataupun tercantum di struk belanja. Namun, kamu tau tidak sih, PPN itu apa?

Jawabannya adalah Pajak Pertambahan Nilai disingkat PPN. Secara garis besar PPN bisa dijelaskan sebagai pajak tidak langsung pada barang atau jasa. Jadi tidak heran jika kamu membeli barang yang kebetulan kena pajak, harga dari barang tersebut akan bertambah dari harga yang sudah ditetapkan perusahaan. Itu artinya kamu harus menyiapkan uang lebih dari harga yang sudah ditentukan. Maka jangan heran kalo kamu jadi harus beli barang itu lebih mahal.

Nah, bagaimana dengan kenaikan PPN ini? Tentunya kamu harus membayar lebih mahal lagi.

Baca Juga:

Bagaimana cara menghitung PPN?

Begini loh, kalo kamu beli barang, kebetulan barang itu kena pajak, maka jika harganya Rp200.000,00, pajak yang harus dibayar itu Rp24.000,00. Nah, harga yang kamu harus bayar jadi Rp224.000,00.

Itu kalo harganya dua ratus ribu, bagaimana jika jutaan coba, ya pasti lebih mahal lagi.

Terus barang apa aja yang kena kenaikan PPN? Baca sampai bawah, yuk!

Jenis barang dan jasa yang kena PPN 12%

Adapun barang dan jasa kena pajak yang akan mengalami kenaikan PPN 12% adalah barang elektronik dari mulai ponsel, laptop, TV, kulkas, dan lainnya. Tanah dan bangunan juga kena pajak, Gen Z akan semakin susah saja beli rumah. Kendaraan, sudah pasti. Perabotan rumah tangga, pakaian dan pelengkapnya, makanan kemasan yang harus diolah, hak cipta, bahkan sampai layanan streaming yang biasa kamu pakai itu juga kena pajak loh, seperti Netflix dan Spotity. Apalagi untuk pecinta K-Pop atau band luar negeri lainnya, harga album, tiket konser, Photo Card (PC), merchandise, dan teman-temannya, akan semakin melejit saja.

Bukan hanya itu saja loh, dampak mengerikan lainnya akan membuat kamu merinding. Simak selengkapnya, ya!

Dampak Mengerikan Dari Kenaikan PPN

Berikut dampak kenaikan PPN bagi masyarakat

1. Kenaikan harga

Yang akan sangat terasa dari kenaikan PPN adalah naiknya harga barang dan jasa. Dengan berlakunya PPN 12%, secara otomatis harga barang dan jasa yang dikenakan pajak akan naik secara drastis, mengingat harga bahan-bahan pokoknya pun akan naik, jadi pelaku usaha tidak ada pilihan lain untuk menaikkan harga produk mereka. Yang langsung terkena dampaknya, tentu saja kita yang kebetulan ada di kalangan menengah ke bawah.

Harga semakin mahal, semakin tercekik saja. Bagi kaum mendang-mending seperti saya, akan sangat sulit sekali memenuhi kebutuhan hidup.

2. Ancaman PHK besar-besaran

PHK karyawan sebenarnya dua tahun ini sudah gencar dilakukan, namun jika kenaikan PPN sudah disahkan, bukan tidak mungkin pengusaha terpaksa harus memangkas jumlah karyawan mereka. PHK besar-besaran pun tidak bisa dihindari.

Kenapa harus di-PHK?

Karena adanya kenaikan harga, menjadikan masyarakat menghemat pembelian mereka, sehingga akan menurunkan daya beli, itu berdampak dari berkurangnya produksi. Ketika produksi berkurang tentu saja pendapatan juga akan berkurang. Nah, jika begitu dari mana pengusaha akan membayar karyawannya? Maka, terpaksa pengurangan karyawan dilakukan.

Siapa yang rugi? Kita sebagai masyarakat yang hidupnya bergantung pada gaji.

3. Pelaku UMKM Terancam Bangkrut 

Penurunan daya beli masyarakat sebenarnya sudah terjadi dari awal tahun 2024, karena sebelum adanya kenaikan PPN pun, harga sudah pada naik. Masyarakat jadi mikir dua kali untuk beli barang-barang atau makanan yang kebutuhannya tidak mendesak. Termasuk saya.

Dengan kondisi seperti ini yang terkena dampaknya adalah pelaku UMKM. Banyak dari mereka yang saat ini sedang berjuang untuk mempertahankan usahanya, jika ditambah dengan kenaikan PPN, beban mereka akan semakin besar lagi. Apalagi diperparah dengan penurunan daya beli, bisa-bisa mereka memilih bangkrut saja, daripada mempertahankan usahanya di kondisi seperti ini.

Baca Juga:

4. Semakin Sulit Mencari Kerja

Terbilang tiga tahun sudah saya mencari kerja ke sana ke mari, namun yang dihasilkan hanyalah penolakan, kalaupun terpanggil wawancara saya harus siap dengan uang pangkal yang bahkan lebih besar daripada gaji yang akan didapat. Persoalan mencari kerja ini semakin sulit saja, apalagi jika PPN dinaikkan dan pengusaha mengurangi karyawannya, akan semakin sulit saja nantinya.

Bagaimana mungkin menerima karyawan baru, jika karyawan yang sudah ada saja terpaksa mereka kurangi, beda halnya jika memang tujuan mereka megambil keuntungan dari karyawan baru, karena mereka tidak perlu memberi uang tunjangan akhir tahun, atau lain halnya.

5. Si miskin akan semakin miskin

Dengan kenaikan PPN ini sudah pasti mudah ditebak, yang paling kesulitan adalah kaum menengah ke bawah. Mereka akan semakin menjerit memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Apalagi ada kemungkinan penurunan kelas menengah, masyarakat kalangan bawah akan semakin terhimpit saja.

Kebutuhan sulit didapat karena harga yang melambung tinggi, pekerjaan susah didapat karena pengurangan karyawan, mau coba usaha sendiri pun perlu dipikir lebih dalam dengan keadaan seperti ini. Meskipun digembor-gembor akan adanya bantuan dari pemerintah untuk masyarakat kelas bawah, tetap saja tidak akan menjadi solusi yang efektif. Masih mending jika bantuannya tepat sasaran, bagaimana jika tidak? Dari yang sudah-sudah saja kita semua tau bagaimana hasilnya.

Ya, pada akhirnya yang sangat dirugikan tetap saja masyarakat luas, juga pertumbuhan ekonomi akan terhambat dengan kurangnya daya beli masyarakat.

Seperti itulah dampak mengerikan yang akan terjadi, maka pantas saja banyak yang memprotesnya, bahkan mendesak pemerintah untuk membatalkan rencana kenaikan PPN ini yang diumumkan akan segera berlaku di awal tahun nanti.

Baca Juga:

Diharapkan pemerintah dan jajarannya berpikir ulang dan merencanakan ketatanegaraan ini lebih bijak, agar kami masyarakat yang hidup sebagai warga negara Indonesia tidak perlu kesulitan, dan mendapat kenyamanan, serta kemudahan, salah satunya dengan menurunkan harga barang agar lebih stabil lagi, demi mendorong daya beli masyarakat, dan dengan begitu produksi pun meningkat kembali, agar lowongan pekerjaan dibuka lebar kembali.

Sekian dari saya, semoga harapan kami semua didengar dan kita bisa hidup nyaman bersama, bukan hanya kelompok tertentu saja. Akhir kata, terima kasih dan semangat!

Baca Juga: 6 Kebijakan B.J. Habibie Pada Masa Reformasi Untuk Pulihkan Perekonomian Indonesia

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

 

Related Articles

Back to top button