Beda Tanggal Perayaan, Berikut Sejarah Hari Ayah Nasional dan Sedunia


Ilustrasi ayah dan anak (pixabay.com/sasint)

Untuk mengapresiasi peran orang tua, di Indonesia tidak hanya memperingati Hari Ibu, tetapi juga Hari Ayah Nasional. Tujuan perayaan ini sebagai bentuk ungkapan terima kasih atas kehadiran ayah di dalam keluarga.

Ayah merupakan sosok kepala keluarga yang bertugas memberi nafkah, melindungi keluarga, serta menjadi panutan untuk anak-anaknya. Hari Ayah adalah momen khusus untuk menghormati peran dan dedikasi seorang ayah.

Kapan Hari Ayah dirayakan?

Hari Ayah Nasional dirayakan pada 12 November setiap tahunnya. Sementara Hari Ayah Sedunia biasanya dirayakan pada minggu ketiga di bulan Juni.

Apa perbedaan Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia?

Hari ayah nasional dan hari ayah sedunia memang memiliki tujuan yang sama. Keduanya yakni sama-sama mengapresiasi peran dan hadirnya ayah dalam keluarga. Tapi, keduanya tetap berbeda. Mulai dari tanggal perayaan hingga latar belakang diadakannya hari ayah tersebut. Lebih jelasnya, kita lihat sejarah Hari Ayah Nasional dan Hari Ayah Sedunia.

Baca Juga:

Sejarah Hari Ayah Nasional

Mengutip laman resmi Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Ayah Nasional diprakarsai oleh paguyuban yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).

Pada tahun 2014, PPIP mengadakan peringatan Hari Ibu di Solo dengan mengadakan acara Sayembara Menulis Surat untuk Ibu. Acara ini pun disambut baik oleh para peserta dan berhasil mengumpulkan sekitar 70 surat terbaik yang kemudian dibukukan.

Namun, ketika acara usai, panitia penyelenggara dibuat terkejut dengan pertanyaan para peserta, “Kapan diadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ayah? Kapan Peringatan Hari Ayah? Kami pasti ikut lagi.”

Pertanyaan tersebut membuat PPIP ingin mencari tahu kapan Hari Ayah diperingati di Indonesia. PPIP berusaha mencari informasi tentang Hari Ayah, hingga audiensi ke DPRD kota Surakarta.

Mereka menanyakan kapan Hari Ayah di Indonesia. Selain itu, mereka juga meminta kepada DPRD Kota Surakarta agar memperbolehkan seseorang atau lembaga untuk menetapkan Hari Ayah apabila di Indonesia belum ada. Namun, PPIP tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Hingga akhirnya, setelah melalui kajian yang cukup panjang, PPIP mendeklarasikan bahwa tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Ayah Nasional. Deklarasi tersebut digabung dengan hari kesehatan dengan memakai semboyan Semoga Bapak Bijak, Ayah Sehat, Papah Jaya.

Deklarasi Hari Ayah juga dilakukan di Maumere, Flores, NTT. Bersamaan dengan deklarasi tersebut, diluncurkan buku bertajuk Kenangan untuk Ayah. Buku ini berisi surat dari anak-anak di seluruh Nusantara yang telah diseleksi dari acara Sayembara Menulis Surat untuk Ayah.

Baca Juga:

Sejarah Hari Ayah Sedunia

Berbeda dengan Hari Ayah Nasional yang muncul karena sayembara menulis, Hari Ayah Sedunia muncul karena seorang anak yang ingin menciptakan hari spesial untuk ayahnya.

Adalah Sonora Smart Dodd, seorang anak yang mendengarkan pidato tentang Hari Ibu. Dia kemudian ingin melakukan sesuatu dan menciptakan hari khusus juga untuk ayahnya, William Jackson Smart.

Mulanya, Dodd ingin perayaan Hari Ayah pada 5 Juni, bertepatan dengan ulang tahun ayahnya. Dia bahkan mengajukan petisi agar hari tersebut diakui di kotanya. Namun, akhirnya Hari Ayah Sedunia dirayakan pada 19 Juni 1910.

Di hari pertama perayaan, sejumlah anak memberikan bunga mawar merah ke ayah mereka. Hal ini sebagai bentuk apresiasi atas jasa dari para ayah untuk keluarga.

Hari Ayah Sedunia bahkan jadi hari yang cukup penting di beberapa negara. Bahkan Presiden Richard Nixon pada 1972 meresmikan hari ayah sebagai hari libur nasional.

Itulah sejarah hari ayah nasional dan hari ayah sedunia. Terlepas dari sejarah tersebut, figur seorang ayah merupakan panutan bagi setiap anak. Ayah yang baik, akan selalu mendidik dan mengarahkan anaknya menjadi orang yang lebih baik darinya.

Baca Juga: 5 Tips Sederhana untuk Ayah, Agar Tidak Mudah Memarahi Anak


Emperor