Life

10 Mutiara Hikmah Tentang Kematian, Untuk Perenungan Hidup Yang Lebih Baik

Mati adalah sesuatu yang pasti. Dalam islam disebutkan bahwa siapa yang bernyawa akan mati. Kematian sebagai suatu kepastian harus dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Kita tidak tahu kapan malakul maut menjemput nyawa kita. Jika sudah ditentukan, mati tidak bisa dihindarkan. Tidak peduli masih anak-anak atau sudah tua.

Karena kematian itu pasti, kita perlu berbuat baik. Perlu merenung tentang mati. Perlu beribadah demi mempersiapkan kehidupan akhirat. Sebagai bahan perenungan, penulis menemukan beberapa kata mutiara sebagai hikmah. Apa saja mutiara hikmah tersebut? Berikut 10 mutiara hikmah tentang kematian sebagai perenungan hidup yang lebih baik.

1. Jangan takut mati

Jangan takut mati! Kita semua senang tidur lelap dan kematian adalah tidur yang paling lelap. (Beaumont)

Sebagian orang takut akan mati. Entah apa yang menyebabkan mereka takut kematian. Apakah karena dosa dan kesalahan yang banyak? Ataukah enggan takut kehilangan pasangan yang menawan atau bahkan takut kehilangan harta. Sementara kematian adalah hal yang pasti. Bahkan diibaratkan tidur yang sangat lelap. Jika mati diibaratkan tidur, maka kematian itu tidur yang panjang dan tenang.

Tidak perlu terbangun karena digigit nyamuk atau mendengar suara ribut. Jadi, janganlah takut mati. Sebab mati ibarat tidur. Jika kita suka tidur lelap, mati pun anggap saja tidur panjang dan lelap tanpa terbangun oleh suara bising. Intinya, nikmati dan jangan pernah takut menghadapi kematian.

Baca Juga:

2. Menghindar dari kematian

Kebanyakan orang begitu takut akan kematian, sehingga usaha mereka untuk menghindar dari kematian tidak pernah memingkinkan mereka hidup.

Berbagai cerita tentang orang yang takut mati sehingga terus menghindar. Seolah malakul maut ditipu dan dibohongi agar nyawa tidak segera diambil. Berbagai cara, bahkan ada yang bersembunyi di tempat yang jauh. Tapi itu hanyalah khayalan belaka. Orang yang takut mati dan berusaha menghindar sebenarnya tidak tahu kapan dan di mana ia berakhir.

Contoh, ada seorang yang takut mati. Bahkan ia pergi ke tempat yang sangat jauh dan tidak bertemu  manusia. Ketahuilah bahwa mungkin takdirnya memang meninggal di tempat jauh dan tidak bertemu manusia lain. Jadi, jangan takut mati dan menghindar tetapi beribadahlah dan berharap kematian yang khusnul khotimah.

3. Kematian memberikan rasa manis kepada hidup

Bagi orang yang sudah mengalami penerangan batin, kesadaran akan kematian memberikan rasa manis kepada hidup.

Apakah mungkin kematian memberikan rasa manis dalam hidup? Bisa jadi. Sebab itu tergantung pada pribadi dan pengalaman spiritual masing-masing. Orang yang telah mengalami penerangan batin, telah mendapatkan pencerahan hidup akan menghadapi kematian dengan senyum dan damai. Tidak ada rasa takut. Bahkan menganggap kematian memberikan rasa manis. Untuk itu raihlah pencerahan hidup dan penerangan batin dengan mendekatkan diri pada Tuhan.

4. Kepercayaan telah lenyap

Apabila kepercayaan telah lenyap dan kehormatan telah musnah, maka matilah orang itu. (Whittier)

Ini sebuah pernyataan tentang hidup. Saat kita telah tidak dipercaya oleh orang lain dan kehormatan sudah lenyap maka tidak ada yang perlu dipertahankan. Sebab apapun yang dikerjakan tidak dihargai dan tidak pernah dianggap. Sama ketika rasa hormat dan kehormatan tidak ada dari orang sekitar, hidup seolah mati. Untuk itulah, kita perlu membangun kepercayaaan dan menjaga kehormatan kita.

5. Harimau mati meninggalkan belang

Harimau mati meninggalkan belangnya, gajah mati meninggalkan gading, badak mati meninggalkan cula dan manusia mati meninggalkan kesan dan pesannya. (Anonim)

Mati dan kematian akan meninggalkan hal yang baik dan buruk. Gajah meninggalkan gading. Badak meninggalkan cula dan manusia meninggalkan nama. Orang meninggal yang diingat dua hal yaitu baik dan buruk. Untuk itulah mari berbuat kebaikan agar saat kita meninggal kelak yang dikenang hal baik dari diri kita.

Baca Juga:

6. Jangan menunggu tua untuk bertobat

Jangan menunggu tua baru bertobat. Karena kematian menjemput tidak mengenal waktu.

Maut menjemput kapan saja. Tidak peduli tua muda. Anak-anak dan dewasa bahkan bayi pun bisa dijemput maut. Karena tidak mengenal waktu, janganlah menunggu tua untuk bertobat. Bertobatlah sekarang sebelum mau menjemput.

7. Kematian tidak memandang usia

Hanya karena kamu masih muda dan sehat bukan berarti kematian tidak akan datang kepadamu karena kematian tidak memandang usia.

Karena kematian tidak memandang usia, berbuat baiklah mulai sekarang. Sehat dan muda juga tidak menutup kemungkinan nyawa dijemput malakul maut. Lihat saja banyak anak-anak muda yang sehat meninggal dunia. Ada saja sebabnya. Bisa kecelakaan atau tidur yang kebablasan.

Untuk itu bertobatlah sebelum nyawa diambil pemiliknya.

8. Hidup tanpa melakukan apapun, sama dengan kematian yang datang perlahan

Diam tidak bergerak. Tidak beribadah dan tidak melakukan aktivitas apapun sama saja dengan meninggal secara perlahan. Lihat saja ketika kita duduk diam setiap hari tanpa aktivitas, lama-lama tulang ini kaku dan otot sulit digerakkan. Seolah kematian datang secara perlahan. Untuk itu marilah kita beraktivitas dan beribadah agar bisa hidup bermanfaat dan mencegah kematian perlahan.

9. Jodoh itu misteri

Jodoh itu misteri, namun kematian itu pasti. Jangan terlalu sibuk mempersiapkan diri untuk pujaan hati tapi malah lupa mempersiapkan diri untuk mati.

Kematian itu pasti datang. Sudah ditentukan kapan. Umtuk itu perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin. Jangan sampai sibuk mempersiapkan diri untuk pujaan hati dan melupakan mempersiapkan diri menghadapi mati.

Baca Juga:

10. Jangan mendambakan kecantikan fisik

Janganlah mendambakan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu. Kecantikan perilaku tidak akan pudar walaupun oleh kematian.

Kecantikan fisik akan pudar. Kecantikan perilaku tidak akan pudar. Perilaku baik akan dibawa sampai kapanpun. Bahkan mati pun diingat akan kebaikannya. Untuk itulah berbuat baik dalam hidup ini.

Demikian 10 mutiara hikmah tentang kematian sebagai perenungan hidup yang lebih baik. Semoga bermanfaat dan salam literasi.

Baca Juga: 10 Kata Mutiara Masyarakat Jawa, Kocak dan Penuh Makna!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button