4 Jamur Paling Beracun di Dunia, Sangat Patut Diwaspadai!

Seringkali sejumlah orang menganggap jamur adalah sesuatu yang tidak begitu penting dan mengganggu objek-objek tempatnya menempel. Namun, peran jamur ternyata cukup krusial sebagai dekomposer yang membantu mengurai bahan organik maupun sebagai sumber makanan dan obat bagi manusia.
Dari sekian banyak klasifikasi jamur seperti jamur roti, jamur kantung, dan jamur payung, ada beberapa di antaranya yang tergolong berbahaya dan tidak tepat untuk dikonsumsi karena mengandungi racun seperti yang terangkum pada pembahasan selengkapnya di bawah ini.
1. Galerina Marginata

Sekitaran Eropa, Australia, Asia, dan Amerika Utara merupakan wilayah sebaran jamur bertudung kuning kecokelatan yang menyukai lingkungan beriklim sedang ini. Biasanya, galerina marginata sangat mudah ditemukan pada permukaan kayu-kayu yang membusuk.
Penampilan ukuran yang lumayan besar dengan tekstur lembap ini dikenal sebagai salah satu jamur paling beracun. Pasalnya, galerina marginata mengandung sebuah toksis penghambat RNA polimerase II yang mampu menyebabkan kondisi gagal hati dan kematian, sehingga sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi
Uniknya lagi, julukan berbunyi “bel pemakaman” langsung tersemat pada galerina marginata lantaran sifatnya yang seakan-akan mampu menjagal nyawa siapa pun. Jamur berbatang kurus dengan cincin tipis dan memiiki spora berwarna cokelat karat ini pantas untuk dijauhi sebisa mungkin.
Baca Juga:
2.Conocybe Filaris
Bentuk yang menggemaskan dengan tutupan cembung berwarna cokelat kekuningan seakan merayu siapa pun untuk mengusilinya, bahkan sampai berniat menggondolnya sesegera mungkin.
Namun, jangan salah. Jamur yang senang hidup di kawasan tanah lembap dan rerumputan basah ini memiliki efek mematikan di dalam tubuhnya. Pasalnya, conocybe filaris mampu menyerang fungsi hati sehingga menimbulkan kondisi gagal hati sekaligus memberikan efek fatal berupa kematian karena kandungan toksis amatoksin.
Jamur conocybe filaris dengan kemampuan berkembang biak melalui spora yang menyebar di udara ini diketahui banyak tersebar pada sejumlah negara beriklim subtropis seperti Eropa dan Amerika Utara.
3. Amanita Phalloides
Jangan sekali-sekali memunculkan ide untuk mengolah makanan dengan jamur yang memiliki diameter tudung sekitar 10-15 cm dan spora berwarna putih ini. Pasalnya, amanita phalloides mampu menimbulkan gejala keracunan berupa kondisi gagal hati dan kematian setelah mengonsumsinya selama kurang lebih 6 jam.
Saking berbahayanya, jamur yang sering ditemukan pada permukaan pohon ek, kastanye, atau pinus ini dijuluki sebagai ‘death cap (tudung kematian)’.
Kandungan toksis amatoksin dalam jamur bertudung hijau kekuningan ini diketahui tidak dapat musnah, meskipun dimasak dalam jangka waktu yang lama. Bahkan, sebuah penelitian mengemukakan bahwa mengonsumsi amanita phalloides sebanyak 30 gram sudah cukup untuk merenggut nyawa yang begitu berharga bagi seorang manusia.
Baca Juga:
4. Lepiota Brunneoincarnata

Jumlah populasi jamur cokelat bersisik dengan ukuran diameter antara 3-6 cm ini banyak ditemukan pada kawasan Asia, terutama di daratan Negeri Tirai Bambu.
Jamur ini mendapat julukan ‘deadly dapperling’, karena lepiota brunneoincarnata memiliki kandungan amatoksin yang berdampak buruk bagi kesehatan.
Jamur yang memiliki aroma seperti buah mentah yang dipadukan dengan tampilan varian jamur lainnya seperti tricholoma terreum atau marasmius oreades, membuat lepiota brunneoincarnata sering dikira sebagai jenis jamur yang dapat dikonsumsi. Padahal, kandungan racunnya tidak segan-segan menyerang fungsi hati sekaligus menimbulkan efek kematian.
Sebaiknya, jangan sekali-sekali mendekati dan menyentuh jamur beracun yang terbiasa hidup di sekitar padang rumput atau taman ini jika tidak ingin mengalami sesuatu yang sangat fatal bagi keberlangsungan hidup.
Itu dia keempat jamur paling beracun di dunia dan tidak boleh diolah menjadi makanan.
Baca Juga: 6 Tumbuhan Beracun Yang Mematikan, Semuanya Ada di Indonesia!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.