Pendidikan

Pendidikan yang Membebaskan: Kajian Terhadap Summerhill School

Kebebasan dalam pendidikan atau yang dalam istilah free will ini seakan semu dan susah sekali untuk diwujudkan. Entah faktor apa yang melatar belakangi hal ini atau karena memang benar kata Paulo Freire bahwa pendidikan dijadikan untuk mencapai kepentingan pribadi tertentu.

Sehingga siswa atau pelajar yang terlibat dalam dunia pendidikan dibungkam dan dilarang untuk memilih apa yang dia sukai untuk dipelajari, seperti kuda yang dipakaikan kacamata hitam di kedua matanya sehingga tidak bisa bergerak sesuai kehendaknya. Karena jika tidak demikian, maka dia akan menjadi gerombolan pemberontak yang akan mengancam kedudukannya di kemudian hari.

Pertanyaan yang patut diajukan untuk pendidikan adalah benarkah guru adalah otoritas tertinggi dalam pendidikan sehingga siswa dilarang untuk mengeluarkan ekspresi aslinya? Benarkan siswa merupakan tungku kosong yang perlu diisi sehingga jika tidak bisa diisi hidupnya di kemudian hari akan suram? Lalu apakah pendidik bisa menjamin hidup siswa akan gembira jika mampu menguasai pelajaran-pelajaran di sekolah yang notabene hanyalah teori itu? Dan apakah siswa atau anak yang baik adalah mereka yang penurut, meninggalkan cara berpikir kritis, mematuhi segala aturan yang sudah ada?.

Pada kenyataannya pendidikan yang menurut kebanyakan kalangan itu baik selama ini tidak betul-betul sukses. Pendidikan kita, politik kita dan ekonomi kita hanya berimbas pada peperangan. Obat-obatan dan dokter-dokter kita pun juga tidak sanggup untuk menghilangkan penyakit, justru malah dijadikan untuk meraup keuntungan pribadi. Kemudian agama kita tidak juga berhasil membasmi perampok dan penipuan.

Dan jika saya boleh bertanya sekali lagi, maka saya tetap akan merujuk pertanyaan Neill dalam Tulisannya, yakni mengapa manusia punya lebih banyak penyakit ketimbang binatang? Dan mengapa manusia saling membenci, saling membunuh dalam peperangan, sementara binatang terlihat hidup tentram, padahal mereka tidak dididik melalui pendidikan kita semacam ini?

Entah bagaimana langkah untuk memulihkan tindakan arogan yang dilakukan oleh oknum-oknum pendidikan. Namun, setelah saya membaca tulisan A.S Neill setidaknya saya telah menemukan secercah cahaya terang untuk menerangi dunia pendidikan kita yang mau tidak mau memang buruk ini, yakni tentang gagasan-gagasannya yang diterapkan pada siswa-siswa yang belajar di Summerhill School.

Summerhill School adalah sebuah lembaga pendidikan yang memiliki gagasan utama mencocokkan anak dengan sekolah, bukannya menjadikan sekolah cocok dengan anak.

Pendiri Summerhill School

Summerhill School didirikan oleh Alexander Sutherland Neill yang lahir pada 17 Oktober 1973, Aldeburgh, anak dari seorang guru sekolah. Ia terkenal dengan nama A.S Neill, selain itu ia juga berprofesi sebagai pendidik dan penulis di  Inggris dan dia pernah mencatat pengalaman mengajar pertamanya dalam novel otobiografi dengan judul Dominie’s Log pada tahun 1916 yang kemudian dicetak ulang pada tahun 1975 dengan judul The Dominie Books of AS Neill. Neill lulus dari University of Edinburgh dengan gelar MA pada tahun 1912 dan menjadi kepala sekolah pada tahun 1914 di Gretna Green School, Skotlandia.

Sebelum mendirikan Summerhill School Neill dan rekan-rekannya pada tahun 1921 terlebih dahulu mendirikan sekolah internasional di dekat Dresden dan kemudian sekolah tersebut dipindah ke Sonntag Berg, Australia yang kemudian setelah tiga tahun ditutup paksa, disebabkan kurikulum dan metode pengajarannya yang tidak konvensional ditentang oleh otoritas setempat. Namun, pada tahun 1924 Neill memindah sekolah ini ke Lyme Regis, Dorset, di Inggris yang kemudian dia namai Summerhill School dengan visi memperjuangkan pengembangan diri gratis dalam pendidikan anak.

Neill memiliki tujuan dalam mendirikan sekolah yang berbeda dari kebanyakan sekolah-sekolah pada umumnya, yaitu membuat sekolah yang mengizinkan anak bebas menjadi dirinya sendiri dengan cara membuang semua disiplin, semua pengarahan, semua sugesti, semua pelatihan moral, dan semua pelajaran-pelajaran agama. Neill memiliki keyakinan kuat bahwa setiap anak punya watak dasar bijaksana dan realistis, sehingga kalau dia dibiarkan tanpa campur tangan orang dewasa, maka dia akan berkembang sejauh potensinya memungkinkan.

Baca Juga:

Keunikan di Summerhill School

Seperti yang sudah saya paparkan di atas, bahwa di Summerhill School itu berbeda dengan lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya, hal ini dapat kita lihat pada saat seluruh staf Summerhill School memendam kebencian yang mendalam terhadap beberapa orang di acara pertemuan umum di mana ia mengeluarkan kebijakan yang sama sekali memberatkan siswa. Alhasil Neill dan kawan-kawan pun sampai merasa bahwa UMPT itu adalah musuh terlaknat yang bisa saja memenggal potensi alami seorang anak. Terdapat beberapa keunikan-keunikan yang hanya ada di Summerhill School, yakni:

Pertama, siswa dibebaskan memilih untuk belajar atau tidak. Hal ini tentu sangat berbanding terbalik dengan pendidikan-pendidikan pada umumnya yang menganggap, jika anak usia 12 tahun tidak bisa membaca, maka kelak hidupnya tidak jelas dan jika anak usia 18 tahun tidak diberi kursus supaya lulus UMPT, maka tidak ada pekerjaan lain selain pekerjaan yang kasar-kasar. Namun, Neill memiliki pandangan yang berbeda dimana anak-anak di Summerhill siswa diperkenankan untuk memilih pelajaran sesuka hatinya, siswa diperkenankan untuk belajar atau tidak dan kalau perlu anak-anak dia tidak perlu belajar ke sekolah jika memang itu maunya, karena jadwal dan waktu tidak berlaku bagi siswa, melainkan bagi guru itu sendiri.

Kedua, kesetaraan antara guru dan murid. Jika diamati hampir mustahil dalam sebuah pendidikan antara murid dan guru memiliki kesetaraan, karena pada umumnya yang terjadi di sekolah-sekolah guru adalah otoritas tertinggi dan siswa adalah tong kosong yang harus nurut. Namun, di Summerhill School kesetaraan antara murid dan guru memang benar-benar terjadi di mana siswa-siswa di sana memanggil Neill dengan nama panggilannya, tanpa embel-embel apapun. Hal ini disebabkan karena menurut Neill ketiadaan rasa takut adalah hal terindah yang dapat terjadi pada anak dan agar tidak ada jarak pemisah antara Neill dengan siswa-siswanya sehingga mereka tidak segan untuk bertanya ataupun memprotes.

Ketiga, keyakinan tentang keterampilan praktis. Keterampilan praktis merupakan sebuah keterampilan yang sudah dimiliki anak sejak lahir atau yang sering kita sebut bakat, keyakinan seperti ini dapat kita temui di Summerhill School. Di mana Neill menyatakan bahwa siswa atau anak yang tidak mau belajar sampai usia kira-kira 15 tahun selalu memiliki keterampilan praktis, seperti permesinan dan lain-lain. Namun, sekali lagi ini hanya ada di Summerhill School, karena pada kenyataannya di sekolah-sekolah lain guru menjadikan siswa sebagai objek dalam pendidikan, sehingga siswa terlihat tidak memiliki keterampilan sama sekali.

Baca Juga:

Esensi Kebebasan Perspektif A.S Neill

Kebebasan yang dimaksud Neill dan diterapkan di Summerhill School tentu bukan tanpa tujuan. Menurut Neill sendiri kebebasan untuk anak bukan berarti memanjakan anak. Akan tetapi membebaskan anak supaya mereka bisa berjalan bebas sesuai pembawaan alamiahnya dan ini hanya bisa dilakukan jika kita mengizinkan anak untuk mementingkan dirinya sendiri. Bebas mengikuti kepentingan-kepentingan kekanakannya, dan jika kepentingan individual anak bertabrakan dengan kepentingan sosialnya, maka menurut Neill biarkan saja kepentingan individual yang diutamakan.

Inilah kebebasan dalam pendidikan yang sejati, bukan hanya sekedar pembebasan palsu sehingga memunculkan generasi-generasi palsu dengan pendidikan yang mereka anggap hanya formalitas.

Baca Juga: Benarkah Guru Pemegang Otoritas Tertinggi Dalam Dunia Pendidikan?

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button