Sastra

Review Novel Rasa Karya Tere Liye

Rasa – menjadi salah satu novel remaja yang dapat menambah perspektif saya tentang ayah. Kendati secara garis besar Novel Rasa merupakan cerita lika-liku kehidupan anak remaja, tapi sang pengarang menyuguhkan pandangan lain, sehingga novel ini pun berhasil menambah pengetahuan tentang sisi lain karakter seorang ayah.

Lantas seperti apakah cerita dalam Novel Rasa karya Tere Liye tersebut?

Identitas Novel Rasa

Judul : Rasa
Pengarang : Tere Liye
Penerbit: Sabak Grip Nusantara
Cetakan: Pertama, April 2022
Tebal: ±  421 hlm.

Sinopsis Novel Rasa

Secara garis besar Novel Rasa bercerita tentang lika-liku kehidupan remaja bernama Linda atau Lin sapaan akrabnya. Dia seorang remaja SMA yang mempunyai ketertarikan dibidang fotografi. Sehingga dia pun bekerja disalah satu studio foto selepas dari sekolah.

Lin merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Kendati demikian, dia bukanlah anak yang manja. Malah, Lin gadis yang tangguh dan mandiri. Oh ya, dia juga sedikit tomboi dari kedua sahabatnya yang begitu feminin.

Kedua sabahat Lin bernama Putri dan Jo. Keduanya tentu berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Namun Lin, begitu menyayangi keduanya.

Pada dasarnya Lin dan Putri sudah kenal sejak kecil, tapi suatu ketika keluarga Putri memutuskan pindah. Sehingga mereka kembali dipertemukan di sekolah yang sama di SMA. Berbeda dengan Jo, dia adalah teman sebangku Lin. Jo merupakan anak dari salah satu sutradara terkenal senusantara. Kendati keluarganya kaya raya, tapi sikap dan gaya hidup Jo sederhana. Ada kemungkinan hal itu yang membuat Lin nyaman bersamanya.

Ngomong-ngomong, konflik dasar dari cerita ini seperti cerita remaja pada umumnya. Utamanya pada konflik yang terjalin antara Lin dan Jo yang tengah kasmaran pada orang yang sama. Namun beruntung, Lin dan Jo memilih untuk mengesampingkan rasa suka atau cinta masa remaja tersebut dan memutuskan menjaga persahabatan daripada menumbuhkan sikap egois untuk memiliki kekasih.

Namun sisi lain dari Novel Rasa ini saya malah gagal fokus pada konflik keluarga yang terjalin antara Lin dan Putri. Ada kiranya, konflik tersebutlah yang menjadi puncak dalam cerita. Sebab tanpa dinyana, keterkaitan konflik antara Lin dan Jo sempat dialami oleh kedua orang tua Lin dan Putri.

Seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, beruntung Lin dan Jo memilih mempertahankan persahabatan mereka. Namun kisah dari kedua orang tua remaja itu berakhir kurang beruntung.

Ayah Lin yang pada awalnya sudah tidak mampu mempertahankan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga, akhirnya berencana untuk bercerai. Bulan-bulan perceraian dalam situasi tersebut sang ayah menjalin hubungan dengan ibu putri (yang ternyata adalah salah seorang masa lalu) kemudian tanpa mereka sadari Putri sedang tumbuh di rahim sang ibu.

Lantas di sisi lain, begitupun dengan Ibu Lin yang ternyata tengah mengandung Lin. Dilemalah sang ayah. Sebab dia tidak bisa meninggalkan salah satu dari dua wanita tersebut. Hingga sampai akhirnya, si ayah menyembunyikan identitas Putri dari Lin yang kala itu tinggal di sekitar lingkungan Lin.

Pada waktu itu, Lin tidak tahu siapa Putri dan mereka bersahabat sejak kecil. Hingga pada akhirnya Putri pindah karena sang ibunya tidak kuat menahan beban batin (hidup secara sembunyi-sembunyi). Lantas sekembalinya Putri ke lingungan Linda adalah sebuah permintaan sang ibu yang sedang sakit kritis. Dia ingin memberikan penjelasan baik pada Lin begitupun sang ibu. Lebih tepatnya, ingin meluruskan kesalahpahaman yang selama ini terjadi.

Kendati Lin sempat menutup hatinya tentang situasi tersebut, beruntung lambat laun Lin mau berdamai mengenai kehidupannya. Dia berupaya menerima kehadiran Putri yang tak lain kini adalah saudara tirinya. Demikian pula sebaliknya.

Well… sehingga pada akhirnya pun Novel Rasa pada season kali ini berakhir dengan happy ending. Eh, kok season kali ini? Sebab diakhir sang penulis memberikan sapaan perjumpaan di RASA 2.

Baca Juga: Resensi Novel Tentang Kamu: Belajar Kehidupan Dari Sri Ningsih, Sang Perempuan Welas Asih

Review Novel Rasa

Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin saya bahas mengenai novel ini. Pertama mengenai karakter ayah yang membuat saya geregetan. Ayah yang tidak bisa terbuka kepada keluarga, entah karena tidak ingin menyakiti salah satu pihak sehingga menimbulkan konflik tersebut membuat karakter tokohnya begitu antagonis dan tidak berperasaan.

Kedua mengenai Miss Lei yang penggarapan karakternya sebagai guru BK yang kurang matang dan mendalam. Entah, apa hanya perasaan saya saja setelah membaca keseluruhan novel ini. Namun bagaimana cara Miss Lei mendamaikan Lin dan Putri menurut saya kurang mendalam dan terkesan tergesa-gesa.

Ketiga tentang season Rasa 2 apa memang dibutuhkan? Sebab menurut saya novel Rasa sudah tidak perlu ada tambahan alur apalagi konflik baru. Bahkan, penyelesaian cerita kali ini sudah cukup baik. Namun saya tidak mengerti kenapa masih ada kelanjutan ceritanya? Apakah ada hal yang belum terpecahkan oleh sang penulis dalam kisahnya kali ini?

Adakalanya mungkin tergantung selera saja yaaa… cerita dengan kisah remaja seperti Rasa menurut terlalu membosankan jika ada serinya. Kecuali jika seperti kisah petualangan dalam serial BUMI oleh pengarang yang sama.

Kendati demikian, tidak ada salahnya kok untuk kalian yang penasaran dan menyukai genre remaja mungkin akan ada kesan yang berbeda pula. Oleh sebab itu, mari berdiskusi.

Bagi kalian yang sudah membaca Novel Rasa kira-kira bagaimana pendapatnya, apakah menurut kalian novel Rasa memang perlu ada kelanjutan ceritanya ataukah kalian bersependapat dengan saya?

Baca Juga: Review Novel Sesuk karya Tere Liye

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button