LIngkungan

8 Fakta Menarik Tentang Kehidupan Ayam Petelur, Ada Yang Bikin Ngenes!

Telur ayam adalah bahan makanan yang banyak dikonsumsi harian. Salah satu sumber protein ini banyak dikonsumsi karena harganya lebih murah bila dibandingkan dengan daging dan ikan.

Selain itu, telur ayam juga banyak digunakan dalam berbagai olahan. Sebut saja roti, kue, dan aneka masakan banyak menggunakan telur ayam. Telur ayam yang banyak digunakan adalah adalah telur ayam negeri dari pada telur ayam kampung. Hal ini karena telur ayam negeri harganya lebih murah dari pada telur ayam kampung.

Telur ayam negeri yang kita konsumsi mungkin didapatkan dari industri peternakan ayam petelur.

Ada fakta-fakta yang mungkin belum kamu ketahui tentang telur yang dihasilkan dari ayam petelur. Berikut ini 7 fakta menarik tentang ayam petelur yang mungkin belum kamu ketahui.

1. Produktivitas ayam petelur modern sangat tinggi

Melalui program pemuliaan dan seleksi genetik yang cermat, ayam petelur modern memiliki produktivitas yang luar biasa. Seekor ayam petelur bisa menghasilkan lebih dari 300 telur per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan ayam liar dapat bertelur hanya 10 sampai 15 telur dalam setahun.

Baca Juga:

2. Ayam betina bisa bertelur tanpa jantan

Ayam betina (induk ayam) akan bertelur secara reguler, bahkan tanpa keberadaan ayam jantan. Namun, telur yang dihasilkan tidak akan menetas menjadi anak ayam, karena tidak ada pembuahan. Keberadaan ayam jantan hanya diperlukan jika peternak ingin menetaskan telur menjadi DOC (Day Old Chick) atau anak ayam.

3. Ukuran kandang sangat kecil

Sekitar 95% dari semua ayam petelur di Amerika Serikat, sekitar 300 juta unggas menghabiskan hidup mereka di kandang baterai kecil. Unggas-unggas ini bahkan tidak bisa meregangkan sayapnya. Ayam yang berada di kandang kecil hanya dapat berdiri atau berjongkok pada kawat. Kawat-kawat ini dapat melukai kaki ayam yang menyakitkan.

4. Usia hidup ayam petelur tergolong singkat

Meskipun produktif, usia puncak produktif ayam petelur relatif singkat, sekitar 18 hingga 72 minggu atau kurang lebih 1,5 tahun. Setelah masa ini, produktivitas mereka akan menurun. Ayam yang sudah tidak produktif lagi akan dipotong.

5. Ayam petelur lebih rentan terhadap penyakit

Produksi telur yang berlebihan dapat menyebabkan penyakit, rasa sakit dan kematian dini. Ayam menderita penyakit, lemah, dan kondisi fatal yang mengakibatkan kematian dini.

Untuk setiap kulit telur yang dihasilkan, ayam harus memobilisasi sekitar 10% dari kalsium disimpan dalam tulang-tulangnya. Selain itu, sebagian besar ayam menderita ‘sindrom lemak hati’. Hal ini disebabkan sel-sel hati yang terus-menerus memproduksi lemak dan protein yang dibutuhkan untuk kuning telur.

6. Warna telur yang dihasilkan tergantung faktor Genetik

Seringkali kita mengira telur cokelat lebih sehat daripada telur putih, atau sebaliknya. Faktanya, warna kulit telur sepenuhnya ditentukan oleh genetik ayam. Ayam dengan bulu putih cenderung menghasilkan telur putih, sementara ayam dengan bulu merah atau cokelat cenderung menghasilkan telur cokelat. Nutrisi di dalamnya, seperti protein, vitamin, dan mineral, relatif sama. Perbedaan nutrisi lebih dipengaruhi oleh pakan dan kondisi kesehatan ayam.

7. Ayam petelur membutuhkan nutrisi yang spesifik

Untuk dapat berproduksi secara optimal, ayam petelur membutuhkan pakan dengan kandungan nutrisi yang sangat spesifik. Mereka memerlukan kalsium dalam jumlah tinggi untuk pembentukan cangkang telur yang kuat, serta protein, vitamin, dan mineral lainnya untuk menjaga kesehatan dan produktivitas tubuh. Kekurangan nutrisi dapat langsung berdampak pada kualitas dan jumlah telur.

Baca Juga:

8. Proses bertelur yang Cepat

Proses pembentukan dan pelepasan telur dari tubuh ayam sebenarnya cukup cepat. Setelah ovulasi (pelepasan kuning telur dari ovarium), telur akan bergerak melalui saluran reproduksi dan cangkang akan terbentuk. Seluruh proses ini dapat memakan waktu sekitar 24-26 jam. Ini menjelaskan mengapa mereka bisa bertelur hampir setiap hari.

Itulah beberapa fakta menarik dari ayam petelur, Semoga bermanfaat.

Baca Juga: 3 Metode Sistem Hidroponik Populer, Untuk Skala Hobi Hingga Bisnis!

Nur Asiah

Teruslah bermimpi untuk dapat bertahan hidup

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button