5 Quotes BJ Habibie Tentang Kesuksesan dan Cinta, Penuh Makna dan Inspiratif

BJ Habibie ialah mantan presiden Republik Indonesia ketiga ini bernama lengkap Bacharuddin Jusuf Habibie. Pria kelahiran Pare-Pare Sulawesi Selatan ini lahir tanggal 25 Juni 1936 dan meninggal di Jerman tanggal 11 September 2019. BJ Habibie sangat terkenal di Jerman dan dunia karena kepandaiannya dalam bidang teknologi khususnya pesawat terbang.
Menjabat menteri dalam Kabinet Pembangunan dalam pemerintahan Presiden Soeharto. Terakhir menjadi wakil presiden dan menjadi presiden negara ini setelah Presiden Soeharto mengundurkan diri akibat suasana politik yang tidak kondusif. Di masa kepemimpinan BJ Habibie, Timor Timur melepaskan diri dan merdeka dari Indonesia melalui referendum.
Banyak yang menyayangkan, tetapi banyak pula yang mendukung keputusan tersebut. Namun, apapun itu BJ Habibie tetap orang yang layak diteladani.
Keteladanan BJ Habibie bisa dipelajari lewat tindakan, perilaku dan ungkapan atau kata-kata mulia termasuk tentang cinta. Berikut lima quotes BJ Habibie yang penuh makna.
1. Gagal hanya terjadi jika kita menyerah
Pernahkah kita merasa gagal dalam menjalani hidup ini? Saya yakin hampir semua orang pernah mengalami kegagalan dalam hidup ini. Entah masalah pekerjaan. Studi di sekolah. Masalah rumah tangga bagi yang sudah berkeluarga. Atau masalah hubungan dengan lawan jenis atau putus cinta.
Semua kegagalan terjadi karena kita menyerah. Kita menyerah kalah. Seandainya kita tidak menyerah, berarti kita masih berusaha mencapai kesuksesan. Jadi, janganlah menyerah sebab menyerah berarti gagal.
Baca Juga:
2. Harus selalu konsisten dalam menekuni suatu disiplin ilmu yang anda pelajari karena dengan konsisten anda bisa seperti saya
Saat kita belajar dan berusaha kita harus konsisten menekuninya. BJ mencontohkan dirinya yang konsisten mempelajari ilmu tentang pesawat terbang walau hidup di Indonesia yang tidak banyak orang belajar ilmu pesawat.
Sama seperti orang yang berusaha mencari nafkah. Tekuni pekerjaan yang kau lakukan dengan konsisten. Misalnya berjualan bakso ya ditekuni maka kesuksesan akan muncul di kemudian hari. Jika anda penulis artikel, konsistenlah menulis artikel dan kirimkan ke media yang menerbitkan tulisan kita. Dengan ketekunan dan konsisten, maka kesuksesan menunggu kita.
3. Nafsu hanya akan memberikan kebahagiaan sesaat, tapi cinta yang tulus dan sejati akan memberikan kebahagiaan selamanya
Kadang orang mencintai seseorang berdasarkan pertimbangan banyak hal. Ada yang berdasarkan harta dan kecantikan. Ada yang berdasarkan keturunan dan juga agamanya. Terserah dasar pertimbangan apa yang diinginkan. Saat seseorang mencintai didasarkan pada keinginan dan nafsu semata, yang diperoleh hanyalah kebahagiaan semu.
Kebahagiaan sesaat yang diperoleh saat itu. Misalnya memiliki hubungan percintaan karena nafsu seksual. Kebahagiaan memang diperoleh tetapi waktunya tidak lama. Akan timbul kebosanan dan mencoba hal baru dari seseorang yang lain. Saat nafsu sudah berpengaruh dalam hubungan, maka tunggulah waktunya untuk berpisah.
Berbeda dengan cinta yang tulus dengan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan, maka hubungan akan lebih langgeng. Kita tidak hanya mencari kelebihan saja tapi juga harus menerima kekurangan yang dimiliki pasangan. Saat saling menerima kekurangan dan saling melengkapi maka kebahagiaan diperoleh dan langgeng selamanya. Cintailah dan jangan mendasarkan sesuatu pada nafsu maka kebahagiaan akan diperoleh selamanya.
4. Persahabatan sering berakhir dengan cinta, tetapi cinta kadang berakhir bukan dengan persahabatan
Inilah yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita bersahabat dan berteman dengan orang lain, lama kelamaan tumbuh rasa menyukai. Tumbuh perasaan cinta.
Misalnya kita bersahabat dengan teman sepermainan, teman sekelas atau teman di kompleks perumahan. Kebersamaan menumbuhkan rasa saling menghargai. Menumbuhkan perasaan saling melindungi sehingga timbul benih-benih cinta di hati. Sangat pas jika dikatakan persahabatan bisa berakhir dengan cinta.
Berbeda dengan cinta. Seseorang mencintai, bersama dalam suka dan duka. Ketika kita tidak sependapat bisa menjadi fatal hubungan tersebut. Saat cinta sudah tidak ada keseimbangan yang timbul justru ketidakpedulian dan akhirnya berakhir dengan kebencian. Berakhir dengan permusuhan. Bukan menjadi bersahabat.
Tepatlah yang disampaikan BJ Habibie bahwa persahabatan bisa berakhir dengan cinta tetapi cinta kadang tidak berakhir dengan persahabatan.
Baca Juga:
5. Tanpa cinta kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan cinta itu tidak cukup
Cinta dan kecerdasan saling berkaitan. Sama seperti cinta dan persahabatan. Ketika kita memiliki kecerdasan kita bisa melakukan apa saja. Ketika kita memiliki kecerdasan tetapi tidak memiliki cinta yang muncul adalah kebencian dan perusakan.
Misal, seseorang memiliki kecerdasan membuat senjata tetapi tidak memiliki cinta pada negara dan bangsanya. Bisa dipastikan ia akan membuat senjata dan dijual untuk kepentingan pribadi tanpa memikirkan akibat bagi umat manusia dan keberlangsungan bangsa dan negara di mana ia tinggal. Sungguh berbahaya jika terjadi hal seperti itu.
Begitu juga sebaliknya. Tanpa kecerdasan, cinta saja tidak cukup. Misalnya, kita mencintai tanah air ini yang kaya akan sumber daya alam melimpah. Sayangnya kita tidak memiliki kecerdasan untuk mengolah sumber daya tersebut. Akibatnya, kita hanya menjadi babu di rumah sendiri. Kita hanya menjadi penonton di rumah sendiri. Kita mengemis di rumah sendiri. Kita kekurangan makan, padahal kita tuan rumahnya.
Jadi, tanpa kecerdasan cinta saja tidak cukup. Untuk itulah kecerdasan dan cinta harus seimbang sehingga tercapai kesejahteraan dalam menjalani hidup ini.
Demikian beberapa quotes BJ Habibie yang penuh makna. Semoga menambah wawasan, bermanfaat dan salam literasi.
Baca Juga: 6 Kebijakan B.J. Habibie Pada Masa Reformasi Untuk Pulihkan Perekonomian Indonesia
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.