Baru-baru viral muncul istilah yang cukup populer di kalangan publik media sosial, yaitu istilah open marriage (pernikahan terbuka). Walaupun Meski begitu, istilah tersebut sebenarnya bukanlah hal yang baru muncul.
Open marriage adalah suatu bentuk pernikahan di mana pasangan suami istri sepakat untuk memperbolehkan adanya hubungan romantis atau seksual dengan orang lain di luar pernikahan mereka. Dalam pernikahan terbuka, kedua pasangan setuju bahwa meskipun mereka sudah menikah, mereka masih bisa menjalin hubungan dengan orang lain, baik secara fisik maupun emosional, tanpa menganggapnya sebagai perselingkuhan.
Konsep ini berbeda dari pernikahan monogami tradisional, di mana eksklusifitas seksual dan romantis dipegang teguh oleh pasangan. Pernikahan terbuka biasanya didasarkan pada kesepakatan dan komunikasi yang terbuka antara pasangan, serta menetapkan batasan-batasan tertentu yang disepakati bersama untuk menjaga keutuhan hubungan mereka.
Baca Juga:
Dalam open marriage, fokus utama pasangan tetap pada pernikahan mereka. Hubungan di luar pernikahan dianggap sebagai pelengkap atau ekspansi dari hubungan utama, tanpa menggantikan peran pasangan sah.
Faktor penyebab adanya open marriage
Melansir dari laman Health Line, open marriage bisa terjadi karena ada faktor perasaan yang terpuaskan ketika melakukan hubungan ini.
Selain itu, alasan lain adalah karena keinginan untuk mengeksplor hasrat seksual dengan orang lain.
Kebanyakan pelaku hubungan open marriage percaya bahwa dengan melakukan hubungan ini bisa membantu membawa kebahagiaan, kepuasan, dan cinta yang semakin kuat di antara suami istri.
Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dari open marriage adalah pentingnya untuk menjaga komitmen atau perjanjian yang telah disetujui bersama. Hubungan open marriage ini juga tentunya bisa memancing rasa cemburu antar pasangan.
Baca Juga:
Bahaya dari open marriage
Bagaimanapun, istilah open marriage bukanlah budaya dari Indonesia. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, tentu melarang hubungan seperti ini. Dampak negatif dari open marriage yaitu:
- Timbulnya rasa cemburu. Rasa cemburu adalah reaksi alami manusia. Meskipun sudah ada kesepakatan, perasaan cemburu tetap bisa muncul dan memicu konflik.
- Hilangnya kepercayaan dari pasangan. Kepercayaan adalah fondasi utama dalam setiap hubungan. Open marriage bisa menghilangkan kepercayaan yang sudah dibangun selama ini, bahkan jika semua dilakukan dengan terbuka.
- Risiko terkena penyakit menular seksual. karena adanya hubungan terbuka dan berganti-ganti pasangan.
- Melibatkan orang ketiga dalam hubungan bisa menimbulkan berbagai masalah emosional seperti kecemasan, depresi, dan perasaan bersalah.
- Alih-alih memperbaiki hubungan, open marriage justru bisa memperburuk keadaan. Konflik dan perselisihan bisa semakin sering terjadi, dan pada akhirnya dapat menyebabkan perpisahan.
- Jika ada anak dalam keluarga, open marriage bisa memberikan dampak yang sangat kompleks pada perkembangan psikologis anak
Di dalam agama Islam, berhubungan selain dengan istri sah adalah zina. Mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya.
Allah SWT berfirman:
“Janganlah kalian mendekati zina karena zina itu tindakan keji dan jalan yang amat buruk”(QS al-Isra’: 32). Allah SWT bahkan mengaitkan dosa zina dengan dosa besar lainnya, yakni syirik dan pembunuhan.
Open marriage adalah pilihan yang kompleks dan tidak cocok untuk semua orang. Meskipun ada beberapa pasangan yang berhasil menjalani hubungan terbuka, risiko yang ada jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya. Jika kamu sedang mengalami masalah dalam hubungan, sebaiknya carilah solusi yang lebih sehat dan berkelanjutan, dan tentunya halal.
Baca Juga: Bikin Hubungan Hancur, Ini Dia 5 Perilaku Micro Cheating!