Korea

Squid Game 3 Tayang Lagi, Tapi Kok Ending-nya Begini?

Siapa sih yang nggak kenal Squid Game? Serial Korea Selatan ini sempat bikin heboh sejak penayang perdananya di Netflix padat tahun 2021. Jalan ceritanya beda dari yang lain, penuh kejutan, dan bikin penasaran. Jadi, nggak heran kalau langsung jadi tontonan nomor satu di lebih dari 60 negara dan ditonton ratusan juta orang di Netflix.

Setelah sukses di season pertama dan kedua, akhirnya Squid Game season 3 dirilis juga tahun ini. Dari season kedua selesai, banyak yang sudah menunggu kelanjutan serial ini, termasuk saya sendiri. Tapi setelah nonton sampai habis, satu hal yang langsung muncul di kepala, “Lho, ending-nya… kok gini?”

Ulasan Squid Game 3

Di season 3 ini, ceritanya masih berlanjut dari sebelumnya. Gi-Hun masih menjadi karakter utama. Tapi kalau kamu berharap dia bakal balas dendam secara brutal atau plot-nya penuh aksi, ya… siap-siap sedikit kecewa.

Permainannya tetap mengerikan, tapi banyak sisi emosional dan kejutan yang bikin mikir, “Kok bisa sih mereka mikirin konsep segila ini?” bahkan di beberapa adegan pasti bikin kalian mikir, “Kok ada orang sejahat itu dan licik demi mendapatkan keinginannya nafsunya.”

Bukan Squid Game namanya jika hanya menghadirkan Game yang itu-itu saja. Permainan dilanjutkan seperti petak umpet, dan lompat tali, di mana merekapun berlomba-lomba untuk tetap bertahan dan memenangkan permainan.

Baca Juga:

Pada episode awal season 3 ini, yang paling kerasa yaitu perubahan sikap Gi-Hun alias pemain 456. Jika pada season sebelumnya dia semangat melawan sistem, dan selalu berusaha mengajak pemain lainnya untuk mengentikan permainan, di season ini dia lebih diam, lebih pasrah, seperti orang yang sudah terlalu lelah buat marah.

Ada satu adegan yang bikin merinding waktu dia ngomong:
“Kenapa saya dibiarkan hidup?”
Dan di situ, penonton kayak diingatkan, oh iya ya, dari dulu pun dia selalu “dibiarkan” hidup. Kenapa?
Ada misteri besar yang perlahan-lahan dibuka di sini.

Salah satu adegan yang bikin aku nggak bisa lupa adalah saat salah satu pemain yang bernomor 222, melahirkan bayi di tengah permainan. Gila nggak sih?

Senang, sedih, dan marah campur jadi satu. Kayak, kenapa cerita segelap ini harus bawa-bawa bayi? Tapi justru di situ letak gila dan kerennya. Mereka tahu banget cara bikin emosi penonton naik turun.

Baca Juga:

Hal Yang Menarik dan yang kurang dari Squid Game 3

Hal Yang Menarik:

Alur ceritanya masih bikin tegang, terutama di tengah-tengah.
Bukan cuma soal bertahan hidup, tapi juga mulai banyak sentuhan konflik dari balik topeng Pink Guard.
Ada kritik sosial yang lebih dalam dan menyakitkan.

Hal Yang Kurang:

Beberapa adegan terasa agak dipaksakan, kayak demi dramatisasi aja. Ending-nya… bikin mikir, tapi juga bikin kesel. Bukan karena jelek, tapi karena nggak sesuai ekspektasi.

Kalau kamu udah nonton dari season 1 dan 2, jelas harus lanjut nonton yang ketiga.
Mungkin bukan yang terbaik dari semua season, tapi tetap punya banyak momen kuat yang bikin mikir,
“Kalau aku ada di posisi mereka, apa yang akan aku lakukan?”*

Ending-nya?
Well… no spoiler here. Tapi siap-siap aja dibuat terdiam di menit-menit terakhir.
Go watch it yourself. Available now on Netflix.

Baca Juga: Resmi! Netflix Umumkan Perilisan Squid Game Season 2 dan 3, Ini Jadwalnya

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button