Biografi

Selamat Jalan Shinzo Abe

Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang tewas dibunuh. Tidak hanya bangsa Jepang yang terluka, tetapi semua orang  yang mengenalnya.

Shinzo Abe adalah sosok yang cukup dikenal oleh dunia. Pria kelahiran 21 September 1954 ini adalah Perdana Menteri Jepang , kurun waktu 2012 hingga 2020. Selama empat periode dirinya memimpin negeri samurai tersebut, sebelum akhirnya digantikan oleh Yoshihide Suga walaupun singkat.

1. Abenomics ala Shinzo Abe

Salah satu  warisan yang ditorehkan oleh Abe selama memimpin negeri matahari terbit adalah meluncurkan paket kebijakan ekonomi bernama Abenomics.

Paket kebijakan ini tujuannya menggenjot aktivitas ekonomi baik untuk pemerintah maupun rakyat Jepang. Caranya melalui pelonggaran sistem moneter dan menaikkan anggaran belanja nasional.

Tujuannya abenomics cukup jenius. Sebab masyarakat Jepang paska kebangkitan ekonomi nasional tahun  1960 sangat dikenal ‘pelit’. Masyarakatnya lebih suka menabung daripada belanja. Hal ini dikarenakan struktur demografinya dimana usia tua lebih dominan jumlahnya dibandingkan yang berusia muda.

Dalam mensukseskan programnya, Abe bekerja sama dengan Bank of Japan. Program tersebut  dikatakan brilian, walaupun belum sepenuhnya berhasil.

Meski menggunakan kebijakan ekonomi baru, kegiatan perekonomian Jepang cenderung stagnan. Mereka masih dihantui oleh deflasi yang menyebabkan Jepang gagal membuktikan perekonomiannya bangkit sama seperti di tahun 1960, atau setidaknya menyamai posisinya.

Walau begitu, puluhan tahun mendatang Abenomics diperkirakan tetap menjadi topik bahasan yang cukup menarik. Bukan tidak mungkin praktiknya akan diulang kembali,  meski dengan polesan berbeda.

2. Pendekatan Konservatif yang Memicu Konfrontasi

Salah satu tindakan Abe yang cukup menyita perhatian publik yaitu, ketika dirinya mengunjungi kuil Yasukuni pada tahun 2006.

Tiongkok dan Korea Selatan menilai hal tersebut sebagai provokasi. Dua negara ini  sangat sensitif terhadap ‘isu Yasukuni‘ dan menganggap kunjungan tersebut sebagai dukungan Abe atas tindakan pemerintah militeristik Jepang di masa lalu.

Abe berkilah bahwa kunjungan tersebut bersifat pribadi, tidak mewakili Partai ataupun pemerintahan Jepang yang sedang dipimpinnya. Namun tetap hal tersebut memicu ‘ketegangan’ antara Jepang dan dua negara tetangganya .

Perlu diketahui, Shinzo Abe sudah pernah menjabat sebagai Perdana Menteri sebelumnya. Tepatnya di tahun 2006. Abe menggantikan Perdana Menteri Junichiro Koizumi. Setahun berikutnya yaitu pada 2007, dia mengundurkan diri, dan posisinya digantikan oleh Yosuo Fukuda.

3. Pasang Surut Karir Shinzo Abe

Perjalanan karir Abe tidaklah selalu mulus. Setelah sebelumnya digantikan oleh Fukoda pada 2007, Ia mencalonkan kembali dan berhasil menjadi Perdana Menteri di tahun 2012. Pada tahun tersebut Abe bertugas menggantikan Yoshihiko Noda yang merupakan kolega dari partai yang sama yaitu Partai Liberal Demokrat. Partai tersebut merupakan partai terkuat  dalam percaturan politik Jepang.

Meski sudah tiga kali menjabat, Abe mengakhiri posisinya sebagai Perdana Menteri sebelum masa jabatannya habis. Pada tahun 2020 ia  mengundurkan diri karena masalah kesehatan. Posisi perdana menteri akhirnya digantikan oleh Suga yang tidak menjabat lama.

Posisi perdana menteri yang kosong,  kemudian ditempati oleh Fumio Kishida terhitung dari Oktober 2021 hingga sekarang.

4. Kematian Abe

Abe dibunuh dengan sangat tragis. Pelakunya adalah Yamagami Tetsuya, seorang mantan anggota Pasukan Bela Diri Laut Jepang.

Abe dibunuh dan tak lama kemudian menghembuskan nafas terakhir pada 9 Juli 2022. Ia diserang oleh pelaku saat sedang melakukan pidato di kota Nara.

Belum pasti apa motif Yamagami melakukan tindakan tersebut kepada sang mantan Perdana Menteri. Apapun motif Yamagami Tetsuya, tindakannya telah menciderai demokrasi. Kekerasan dalam bentuk apapun tidak bisa dibenarkan.

Selamat jalan Abe!

Baca Juga: Bagaimana Proses Menjadi Seorang Koruptor

Author: Guritno Adi Siswoko

Seorang penulis yang terus belajar menulis.

Guritno Adi Siswoko

Seorang penulis yang terus belajar menulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button