Review Novel Funiculi Funicula, Kisah Tentang Kafe Penjelajah Waktu
Jika diberi kesempatan, apakah Anda ingin kembali ke masa lalu atau bahkan ke masa depan? Kembali untuk mengubah situasi atau memperbaiki kekacauan yang telah Anda lakukan. Jika dipikir dengan logika, tentu saja hal tersebut tidak akan mungkin. Manusia tidak bisa kembali di masa yang diinginkan.
Namun, sebuah kafe yang sudah berusia cukup tua di Tokyo dapat membawa seseorang pergi ke masa yang ingin ia datangi, baik lampau ataupun masa depan. Funiculi Funicula merupakan nama kafe penjelajah waktu yang terkenal karena legenda urban tersebut.
Informasi Novel Funiculi Funicula
- Judul: Funiculi Funicula
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
- Cetakan: April 2021
- Tebal: 224 Halaman
- ISBN: 9786020651927
Baca Juga:
Sinopsis Novel Funiculi Funicula
Awalnya, banyak yang berpikir bahwa semua ini hanya karangan semata demi mendongkrak reputasi Funiculi Funicula. Banyak orang yang ingin merasakan sensasi pergi ke masa lalu dengan berbagai alasan, tetapi begitu mengetahui berbagai syarat atau peraturan rumit yang harus dipenuhi mereka menyerah.
Persyaratan tersebut antara lain, harus duduk di kursi tertentu dan terdapat batas waktu yang harus dipatuhi. Meskipun dapat kembali ke masa lalu, seseorang tidak akan bisa bertemu dengan orang yang tidak pernah datang ke kafe itu. Selain itu, hal yang sangat penting adalah tidak akan mengubah kenyataan di masa depan.
Novel yang memiliki tag line “Before the Coffee Gets Cold” ini terbagi menjadi empat cerita pendek yang mengambil latar di tempat yang sama yaitu sebuah kafe bernama Funiculi Funicula. Empat kisah tersebut memiliki kesamaan, yaitu ingin kembali ke masa lalu. Meskipun peraturannya tidak mudah, mereka semua berhasil pergi ke waktu yang diinginkan dan bertemu dengan orang yang dicintai.
Kisah pertama tentang seorang perempuan yang ingin memperbaiki hubungan dengan kekasihnya yang secara tiba-tiba akan pergi ke Amerika. Setelah itu, kisah seorang perawat yang ingin membaca sebuah surat yang telah lama ditulis oleh suaminya yang tengah sakit. Sebenarnya sang suami sudah ingin memberikan surat tersebut sejak lama, tetapi belum memiliki waktu yang pas.
Di bab ketiga, mengisahkan tentang seorang kakak yang penuh rasa penyesalan ingin bertemu dengan adiknya untuk terakhir kali. Bagian terakhir yaitu, seorang ibu yang berkeinginan untuk menjumpai anaknya yang mungkin tidak akan pernah dikenalnya seumur hidup.
Baca Juga:
Review Novel Funiculi Funicula
Keempat kisah tersebut membawa pembaca juga ikut terharu dan bersimpati terhadap yang dirasakan oleh para karakter. Penyesalan, rasa bersalah, tidak mudah putus asa, kesedihan, dan harus mengambil suatu keputusan yang berat merupakan perasaan-perasaan yang muncul sejak menginjak bab pertama hingga terakhir.
Toshikazu Kawaguchi sebagai penulis novel ini, sangat pandai dalam menggambarkan seseorang yang berada dalam kondisi sangat kecewa atau frustrasi. Walaupun ada empat kisah dari tokoh utama yang berbeda, pembaca tidak akan merasa kebingungan dengan alur yang diceritakan. Pembaca justru akan terhanyut dan bisa dengan mudah menikmati jalan cerita yang disajikan.
Penulisan karakter atau watak setiap tokoh ditulis dengan rasional dan tidak berubah-ubah. Mulai dari latar belakang hingga motif yang mempengaruhi para tokoh untuk pergi ke masa yang diinginkan digambarkan dengan detail dan jelas. Tidak hanya itu, penggambaran tempat dan waktu juga ditulis sangat rinci. Sehingga, para pembaca dapat dengan mudah berimajinasi bagaimana suasana dan perasaan setiap karakternya.
Dari keempat kisah dalam novel Funiculi Funicula mengandung berbagai pesan moral mengenai kehidupan, seperti rasa persaudaraan, ketegaran, kesempatan, kesabaran dan kasih sayang yang tiada batasnya untuk orang tercinta. Novel Funiculi Funicula sangat cocok untuk para pecinta cerita fiksi yang bertemakan perjalanan waktu yang menyentuh dan menghangatkan.
Baca Juga: Review Novel Asiyah: Sang Mawar Gurun Fir’aun, Kisah Tangguh Pengasuh Nabi Musa
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.