Sastra

Resensi Novel Janji Karya Tere Liye, Pelajaran Memaknai Hidup

Janji adalah salah satu karya dari penulis populer Tere Liye yang dikenal dengan gaya menulisnya yang menyentuh dan penuh makna. Novel Janji ini menawarkan perspektif baru tentang kehidupan, pengembaraan, dan kematian yang dikemas dalam cerita yang mendalam.

  • Judul Buku: Janji
  • Penulis: Tere Liye
  • Penerbit: Sabakgrip
  • Tahun Terbit: 2021
  • Jumlah Halaman: 488 halaman
  • Harga Buku: Rp. 99.000,- (Pulau Jawa)
  • ISBN: 978-623-97262-0-1

Sinopsis Novel Janji Karya Tere Liye

Novel Janji ini menceritakan tentang 3 sekawan bernama Hasan, Baso dan Kahar yang mendapat tugas dari Buya untuk mencari mantan santri sang ayah 40 tahun lalu bernama Bahar. Hal ini merupakan salah satu konsekuensi yang diterima mereka karena menjaili tamu agung yang dengan memasukan garam ke dalam minumannya. Tak hanya itu, 3 sekawan merupakan murid nakal yang gemar membuat onar.

Bahar yang dikeluarkan dari pesantren karena membakar pondok pesantren dan membuat salah satu santriwati kehilangan nyawanya. Buya mengungkapkan jika 3 sekawan berhasil menemukan keberadaan Bahar, mereka bisa lulus dari pesantren, hal inilah yang membuat 3 sekawan bersemangat menjalankan misi. Karena mereka tidak betah hidup di pesantren. Namun, ini bukanlah pencarian seseorang tak berlandaskan alasan apapun. Dimana setelah kepergian Bahar dari pesantren, ayah buya yang dulu menjadi pimpinan pesantren sempat bermimpi 3 hari berturut-turut dengan mimpi yang sama yaitu berjumpa dengan Bahar yang mengajaknya menaiki kereta emas di sebuah gurun yang begitu terik dan luas.

Ayah Buya yang merasa itu bukanlah mimpi biasa, berinisiatif mencari keberadaan Bahar mulai dari terminal, sudut kota hingga mendatangi kediaman nenek Bahar. Namun, pencariannya tak kunjung menemukan hasil. Hingga akhir hayatnya, Ayah Buya memberikan amanah kepada buya (pimpinan pesantren sekarang) untuk menemukan keberadaan Bahar. Buya mengungkapkan ia ingin menyampaikan permintaan maafnya karena telah mengeluarkan dari pesantren dan hendak bertanya apa amalan yang dibuatnya hingga bisa menaiki kereta emas itu.

Baca Juga:

3 Sekawan pun memulai perjalanannya dengan berbekal pemikiran yang sama nakalnya dengan Bahar, mereka mendatangi tempat mabuk yang biasa dikunjungi oleh Bahar dan menemukan Bos Acong. Disin, 3 Sekawan mendapatkan informasi terkait Bahar, dan disitulah awal mula mereka menemukan arah mencari keberadaan Bahar. Kemudian, mereka bertemu Pak Asep, si buta tetangga kontrakan Bahar bertahun-tahun, dari Pak Asep 3 Sekawan pun mendapat informasi terkait kehidupan Bahar, di mana ia pernah menyerahkan dirinya sendiri ke penjara demi melindungi tetangganya yang disuruh membakar pasar.

Mendengar cerita itu, membuat 3 sekawan syok, bagaimana mungkin seseorang pembuat onar mempertanggungjawabkan perbuatan yang tidak diperbuatnya.

Berbekal informasi itu, 3 sekawan menyusun puzzle berikutnya untuk menemukan titik terang. Mereka menemukan Pak Mansyur, penjaga penjara. Dia menceritakan bagaimana Bahar di penjara yang selalu membela tahanan lain ketika dizalimi oleh tahanan lain yang lebih berkuasa. Bukan hanya itu, di dalam penjara juga menampilkan adegan yang cukup brutal, mulai dari perkelahian, hingga sel tikus yang digambarkan dengan jelas, sehingga membuat pembaca terbawa suasana.

Setelah keluar dari penjara, Bahar memulai perjalanan ke luar pulau untuk memulai hidup baru. Ia membuka service barang elektronik, berbekal ilmu yang ia pelajari selama di penjara. Di sini ia juga jatuh cinta pada perempuan bernama Delima menambah bumbu manis dalam novel ini.

Informasi ini didapat dari Muhib yang bekerja ikut dengan Bahar bertahun-tahun di dalam bus menuju lintas provinsi. Hingga karena suatu kejadian yang cukup pilu, Bahar memilih meninggalkan kota itu dan bekerja keras untuk melupakan rasa sakitnya yaitu dengan menjadi penambang emas. Bahar benar-benar menyiksa dirinya sendiri supaya tidak lagi teringat kejadian memilukan, hingga Bahar mendapat nasehat dari Muhib, teman penambang emasnya. Dan pada titik terakhir, Bahar kembali meninggalkan tambang emas itu dan menuju Jakarta untuk memulai hidupnya lagi dengan menerima dirinya.

Itulah mengapa ia diberi nama Bahar Safar, di mana safar berarti musafir yang berpindah-pindah tempat. Dari novel ini mengajarkan banyak hal, mulai dari nilai-nilai kehidupan hingga tolong menolong sesama hingga tidak menganggap remeh seseorang.

Baca Juga: 

Resensi Novel Janji

Alur cerita yang maju-mundur juga diatur dengan baik, sehingga pembaca tidak kebingungan mengikuti jalannya cerita. Karakterisasi tokoh-tokohnya konsisten, dengan latar belakang dan motivasi yang jelas, membuat setiap tokoh terasa hidup. Interaksi antar tokoh juga tergambar jelas, tidak dilebih-lebihkan.

Meski demikian, bagi beberapa pembaca, adegan kekerasan, terutama yang digambarkan di penjara, mungkin terasa cukup brutal, dan Bahar yang gemar mabuk, judi dan berkelahi. Namun, sesuai dengan target pembaca yang sudah diperingatkan untuk usia 15 tahun ke atas, adegan-adegan tersebut bisa dimaknai sebagai bagian dari realitas yang ingin disampaikan oleh penulis.

Janji merupakan novel yang penuh pesan moral dan nilai kehidupan untuk merenungkan betapa pentingnya menepati janji, selalu hormati dan bantu tetanggamu, lindungi yang lemah dan teraniaya, jujur, rajin sedekah dan sabar atas ujian yang dilalui. Novel Janji ini juga sangat direkomendasikan bagi orang yang suka karya fiksi dengan muatan filosofis dan spiritual yang dalam.

Baca Juga: Review Novel Paradigma, Memahami Gangguan Mental Dengan Cara Paling Lembut

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Back to top button