Musim Hujan, Hati-Hati Dengan Serangga Satu Ini
Musim hujan adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Daerah dengan musim hujan tersebar di bagian tropis dan subtropis. Indonesia sebagai negara yang beriklim tropis juga memiliki musim hujan.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), awal musim hujan di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada September hingga November 2022. Dengan puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada Desember 2022 dan Januari 2023.
Lumrahnya, momen pergantian musim akan berdampak pada kondisi sekitar. Misal merebaknya penyakit ringan seperti flu, batuk, masuk angin dan sebagainya. Serta kondisi alam yang patut diwaspadai diantaranya banjir, tanah longsor, angin kencang atau bencana alam lainnya.
Selain hal di atas, ada faktor lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan yaitu serangga. Serangga saat memasuki musim hujan mengalami pelonjakan jumlah, baik dikarenakan perkembang biakan ataupun disebabkan oleh migrasi besar-besaran. Beberapa jenis serangga perlu diwaspadai karena dapat membahayakan tubuh manusia, salah satunya adalah Tomcat.
Tomcat adalah salah satu jenis serangga yang dapat membahayakan tubuh manusia lewat cairan yang dihasilkan oleh tubuhnya. Cairan tersebut dapat menyebabkan luka yang cukup serius apabila tidak ditangani dengan benar.
Nama lain dari Tomcat adalah semut semai atau juga disebut semut kayap. Memiliki nama ilmiah Paederus sp. ordo Coleoptera, family Sthapylinide, genus Paedorus dan speciesFuscipes, sehingga lebih dikenal sebagai kumbang Paederus fuscipes.
Tomcat memiliki ciri fisik mirip semut dengan bentuk badan yang pipih memanjang. Bagian kepalanya berwarna hitam, sedangkan bagian perutnya berwarna merah. Kumbang dewasa berukuran kecil yaitu sekitar 6.5 mm hingga 1.0 cm.
Habitat utamanya adalah lahan sawah, tegalan, taman, hutan atau yang banyak pertanaman. Di bidang pertanian Tomcat dikenal sebagai “Predator” alami dari hama-hama pada tanaman padi dan hortikultura, seperti wereng coklat, wereng hijau, kepik, telur serangga pemakan daun dll, sehingga keberadaan Tomcat di pertanian adalah teman yang menguntungkan petani dalam menekan hama-hama tersebut.
Bagaimana serangga kecil ini bisa membahayakan tubuh manusia?
Tomcat atau Paederus fuscipes datang ke pemukiman penduduk bukan untuk menyerang manusia, tetapi karena tertarik cahaya lampu atau bisa juga disebabkan keadaan abnormal. Misalnya, rusaknya habitat yang disebabkan alih fungsi lahan sawah menjadi pemukiman sehingga persediaan pakan serangga di sawah berkurang. Beralihnya fungsi lahan dan pemakaian pestisida yang kurang bijaksana menyebabkan Tomcat berekspansi ke pemukiman.
Kumbang Tomcat tidak menggigit atau menyengat. Namun, apabila merasa terancam atau tergencet tubuhnya mengeluarkan cairan hemolimfe, berisi zat paederin yang bisa menimbulkan iritasi kuat disertai reaksi gatal dan rasa terbakar. Kulit yang terkena (biasanya daerah kulit yang terbuka) dalam waktu singkat akan terasa panas. Setelah 24-48 jam akan muncul gelembung pada kulit, dengan sekitar berwarna merah yang menyerupai luka bakar karena tersiram air panas.
Baca Juga: Pemanasan Global dan Perubahan Iklim! Yuk, Belajar Bareng Hal Ini
Gejala Yang Timbul Akibat Terkena Racun Tomcat
- Muncul ruam berwarna kemerahan
- Terlihat melepuh seperti terkena panas extreme ( seperti tersiram air panas atau bekas knalpot motor)
- Sensasi terbakar atau rasa perih yang kuat
- Terasa gatal dan panas pada bagian yang terkena cairan
- Gejala lainnya seperti; dermatitis, mual, muntah, infeksi kulit meluas, dan bekas lukanya susah menghilang.
Pencegahan dan cara mengobati luka akibat racun tomcat
- Jika menemukan serangga kumbang ini (Tomcat/Paederus), jangan di pencet, agar racun tidak mengenai kulit.
- Bila kumbang hinggap di kulit, singkirkan secara hati-hati dengan cara meniup atau menggunakan kertas.
- Usahakan pintu tertutup, jika ada jendela pasang kasa nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk kedalam rumah.
- Bersihkan lingkungan sekitar rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang bisa menjadi tempat kumbang Tomcat.
- Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
- Jika terkena cairan racun Tomcat jangan menggosok kulit dan/atau bagian lain yang terciprat cairan racun tersebut
- Segera cuci dengan air mengalir dan pakai sabun pada kulit yang bersentuhan dengan Tomcat.
- Jika sudah terjadi/timbul luka jangan di garuk atau ditaburi bedak agar tidak terjadi infeksi sekunder.
- Beri antihistamin dan analgesicoral untuk simptomatis, dapat dibeli di apotek terdekat.
- Kompres kulit dengan cairan antiseptic dingin bila timbul lesi seperti luka bakar.
- Bila lesi sudah timbul pecah, dapat diberi krim antibiotik dengan kombinasi steroid ringan.
- Sementara apabila muncul tanda-tanda infeksi luka, seperti luka bernanah dan bengkak, atau gejala lain yang cukup serius segera periksakan ke dokter.
Saat musim hujan, mobilitas beberapa serangga biasanya mengalami peningkatan. Baik karena berburu mangsa, musim kawin, hingga ekspansi sebab faktor tertentu. Salah satunya Tomcat ini.
Persebaran Tomcat yang masif ini perlu diwaspadai, karena serangga satu ini memiliki mekanisme pertahanan diri. Apabila manusia salah dalam menyikapinya justru akan membahayan dirinya sendiri. Oleh sebab itu, pendekatan yang benar akan mencegah dari bahaya yang lebih besar.
Paparan racun Tomcat bisa menimbulkan reaksi serius pada kulit. Adapun langkah pertolongan pertama dapat membantu mengurangi keparahan dan mempercepat penyembuhan luka.
Perlu diingat bahwa luka akibat paparan racun Tomcat tidak hanya bisa terjadi akibat kontak fisik secara langsung dengan serangga tersebut. Namun dapat juga melalui benda-benda atau orang lain yang terkontaminasi racun serangga ini.
Oleh sebab itu benda yang dihinggapi Tomcat harus dipastikan bersih dari kontaminasi cairan tubuh serangga ini dengan cara dicuci. Begitu halnya pada manusia yang terciprat cairan tubuh Tomcat perlu menghindari kontak fisik dengan orang lain sebelum bagian tubuh yang terciprat dibersihkan.
Baca Juga: Inovasi Produk Berbasis Ekstrak Daun Ketepeng Cina Sebagai Gel Antipruritik