Metaverse Sebagai Terobosan Baru Media Edukasi Interaktif
Indonesia memasuki era industri 4.0, dimana digitalisasi merambah seluruh sektor kehidupan, termasuk pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan harus segera berbenah untuk mengintegrasikan teknologi digital dalam kegiatan pembelajaran. Ada beberapa hal yang tentu harus dipersiapkan supaya integrasi teknologi digital dalam pendidikan dapat terlaksana dengan lancar, yaitu kompetensi guru dan sarana prasarana.
Guru adalah motor utama pendidikan yang berada di garda depan dalam memberikan pelayanan pendidikan untuk murid. Baik tidaknya kualitas pendidikan tergantung pada bagaimana kualitas gurunya. Sebelum mengintegrasikan teknologi digital dalam pendidikan maka harus ada perbaikan kualitas gurunya. Sudah sepatutnya apabila guru dibekali dengan kemampuan teknologi informasi supaya tujuan integrasi teknologi bisa berjalan.
Faktanya masih banyak guru yang gagap teknologi bahkan enggan berkawan. Fenomena seperti ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya faktor kondisi daerah yang tidak adanya akses internet, faktor fasilitas dari institusi pendidikan, dan faktor dari dalam guru itu sendiri yang memilih zona nyaman daripada harus berjibaku dengan teknologi digital.
Bagaimanapun institusi pendidikan harus bisa memaksa komponen di dalamnya untuk mengenal dan bergaul dengan teknologi digital. Generasi murid saat ini adalah mereka yang terlahir di tengah era digital, atau mereka ini yang biasa disebut sebagai digital native. Model pembelajaran konvensional tentu tidak layak disajikan pada generasi murid saat ini. Oleh karena itu, mau tidak mau, semua institusi pendidikan harus berbenah dalam hal teknologi digital.
Kondisi Pendidikan di Indonesia
Pendidikan adalah hal utama dalam kemajuan suatu bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia di suatu negara bisa dilihat dari bagaimana kualitas pendidikan di dalamnya. Pendidikan berfungsi untuk menuntun seorang anak untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan kodrat diri dan kodrat zaman.
Dilansir dari World Population Review pada tahun 2021, yang telah melakukan pemeringkatan pendidikan di seluruh negara, bahwa negara Indonesia menduduki peringkat ke-54 dari 78 negara. Data ini menunjukkan bahwa Indonesia harus segera melaju untuk membenahi kualitas pendidikan di dalamnya.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab terpuruknya pendidikan Indonesia di mata dunia, diantaranya manajemen pendidikan, dukungan pemerintah terhadap dunia pendidikan, kualitas guru, kesenjangan sarana dan prasarana, pola pikir masyarakat, serta kurangnya evaluasi dalam dunia pendidikan.
Secara mayoritas, pendidikan di Indonesia masih menganut sistem konvensional di tengah era industri 4.0. Sistem pendidikan Indonesia harus segera berganti ke pendidikan 4.0 yang sesuai dengan era industri 4.0 dengan tren Artificial Intelligence (AI). Salah satu aspek yang harus diubah adalah media pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Baca Juga: Pendidikan Dalam Bingkai Prestasi
Berkembangnya media pembelajaran dalam dunia pendidikan yang telah mengintegrasikan teknologi, nyatanya masih belum diaplikasikan secara maksimum. Hal ini dikarenakan minimnya pengetahuan guru dalam teknologi, kurangnya kreativitas guru, kurangnya waktu dalam merancang media pembelajaran, dan kurangnya pelatihan guru dalam bidang teknologi.
Metaverse Sebagai Media Pembelajaran Interaktif
Metaverse adalah teknologi digital yang bisa menghasilkan dunia virtual tiga dimensi (3D) berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). Metaverse sendiri sebenarnya adalah proyek besar dari CEO Facebook, Mark Zuckerberg, yang saat ini berganti nama menjadi Meta Platform inc. Proyek Metaverse diharapkan bisa menghilangkan keterbatasan di dunia nyata.
Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang menggabungkan benda-benda di dunia virtual untuk diproyeksikan ke dunia nyata dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi sehingga obyek virtual ini bisa dirasa, dilihat, dan didengar. Sedangkan Virtual Reality (VR) adalah teknologi yang bisa menghasilkan visualisasi realistis tiga dimensi yang memungkinkan pengguna bisa berinteraksi dengan lingkungan virtual.
Metaverse menggunakan teknologi Virtual Reality (VR) secara masif hingga waktu yang berjalan di dunia virtual dan dunia nyata secara simultan, penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) untuk menambahkan dunia virtual pada dunia nyata untuk memberikan pengalaman virtual yang lebih menarik pada dunia nyata. Metaverse dalam pendidikan mengusung konsep pembelajaran secara virtual yang akan menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif.
Metaverse akan menungkinkan penggunanya untuk melakukan aktivitas layaknya di dunia nyata, seperti jalan-jalan, membeli dan mencoba baju baru, mendatangi konser musik, menghadiri rapat, dan kegiatan belajar mengajar layaknya di sekolah. Semua aktivitas ini bisa dilakukan di dunia virtual tanpa harus mendatangi tempatnya secara langsung.
Beberapa contoh media pembelajaran yang bisa memanfaatkan teknologi metaverse diantaranya pembelajaran Tata Surya pada mata pelajaran IPA di tingkat SD dan SMP, pembelajaran peninggalan zaman kerajaan di Indonesia yang terdapat di museum pada mata pelajaran Sejarah, praktik mencampurkan beberapa larutan pada mata pelajaran Kimia, praktik sepak bola pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Olahraga, pembelajaran bedah organ hewan dan tumbuhan pada mata pelajaran Biologi, serta masih banyak lagi contoh yang lainnya.
Penggunaan metaverse sebagai media pembelajaran dalam dunia pendidikan akan memberikan pengalaman pembelajaran yang baru bagi murid. Sehingga murid akan lebih antusias dan tertarik dalam pembelajaran. Pengalaman nyata yang disajikan dalam bentuk virtual akan memudahkan murid dalam memahami materi pembelajaran. Kemudahan dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan motivasi belajar serta prestasi akademik murid.
Penguasaan guru pada teknologi digital dan juga fasilitasi institusi pendidikan pada teknologi metaverse akan memberikan perubahan dalam dunia pendidikan Media pembelajaran yang memanfaatkan metaverse akan lebih memudahkan transfer ilmu, efektif, efisien, kreatif, dan inovatif. Sehingga diharapkan model pembelajaran ini akan bisa memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia.
Baca Juga: 6 Hal Yang Dapat Mempengaruhi Pikiran Menurut Dr. Ibrahim Elfiky