Bisnis dan Keuangan

Meraup Cuan Dari Budidaya Jamur Tiram, Ini 5 Langkahnya!

Jamur tiram disebut juga sebagai shimeji atau oyster mushrooms. Jamur ini adalah salah satu jamur yang enak dimakan dan banyak digemari di berbagai negara.

Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Jika kamu ingin usaha budidaya jamur tiram investasi yang dikeluarkan cukup murah dan bisa kamu lakukan secara bertahap. Bagian tersulitnya adalah membuat baglog, media tanam yang harus diinokulaikan dengan bibit jamur.

Ada dua kegiatan utama yang harus dilakukan dalam membudidayakan jamur tiram ini. Tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media akan ditumbui miselium (jaring-jaring putih halus seperti kapas). Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.

Biasanya pendatang baru, memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan baglog yang siap tumbuh didapat dengan membeli dari orang lain. Kemudian setelah kegiatan budidayanya mulai berkembang dan volumenya banyak, barulah mencoba membuat baglog sendiri.

1. Menyiapkan Kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya sebuah bangunan yang berisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Lumbung harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembapan.

Kumbung terbuat dari bambu atau kayu, dinding kumbung biasanya terbuat dari gedek atau papan serta atapnya terbuat dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut dapat membuat suhu udara menjadi panas. Sedangkan lantainya biarkan dari tanah saja, karena membantu penyerapan air pada saat menyiram jamurnya.

Di dalam kumbung harus ada rak berupa kisi-kisi yang dibuat secara bertingkat. Rak tersebut berfungsi sebagai penyusun baglog. Rangka raknya bisa kamu buat dari bambu atau kayu. Rak harus diletakkan berjajar antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong-lorong agar memudahkan kamu udah melakukan perawatan.

Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak juga dapat kamu buat 2-3 tingkat.
Lebar rak sebaiknya 40 cm dan panjang setiap rus rak 1 meter. Pada setiap ruas rak sebesar ini dapat menampung 70-80 baglog. Kamu dapat sesuaikan rak dengan jumlah baglog yang ingin kamu budidayakan.

Baca Juga:

2. Menyiapkan Baglog

Kumbung dan baglog untuk budidaya jamur tiram (dok. patriot desa citiusari)

Baglog adalah media tanam tempat meletakkan bibit jarum tiram. Bahan utama dari pembuatan baglog ini adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog biasanya dibugkus plastik berbentuk silinder, di mana salah satu ujunganya diberi lubang. Di lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh keluar.

Pada saat kamu melakukan budidaya jarum tiram dalam skala yang besar, para petani biasanya membuat baglog sendiri. Namun, yang pemula, sebaiknya baglog dibeli dari orang lain dan kamu pun bisa fokus menjalanakan usaha budidaya.

3. Menyusun dan merawat baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni kamu dapat meletakkan secara vertikal di mana lubang baglog menghadap ke atas. Serta secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.

Kedua cara ini memiliki kelebihan masing-masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Jika penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk pemanenan juga lebih mudah. Hanya saja, saat penyusun lebih banyak menyita tempat.

Sebelum baglognya disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan selama kurang lebih lima hari. Setelah itu, potong ujung baglog agar memiliki ruang pertumbuhan lebih lebar. Diamkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.

Untuk penyiraman gunakan spray, penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan air. Semakin sempurna pengabutan maka akan semakin baik jamur nya. Lakukan penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung pada suhu dan kelembaban kumbung.

4. Pengendalian Hama

Selain pemeliharaan pada baglog, kamu juga perlu melakukan perawatan untuk mencegah atau mengendalikan hama dari penyakit yang bisa menyerang jamur tiram kapan saja. Hama dan penyakit yang menyerang tentu dipengaruhi oleh keadaan lingkukan maupun jamur itu sendiri. Sehingga tempat budidaya harus dibersihkan dengan penyemprotan formalin pada area sekitar kumbung, secara berkala.

Baca Juga:

5. Masa Panen Budidaya Jamur Tiram

Jamur tiram siap panen (shutterstock/yosep lesmana)

Jika baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 2 minggu sejak pembukaan baglog, jamur sudah mulai tumbuh dan sudah dapat dipanen. Baglog jamur dapat dipanen sebanyak 5-8 kali, jika perawatannya baik. Baglog yang memiliki berat sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur kurang lebih 0,7-0,8 kg.

Pemanenan dapat dilakukan pada jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya di ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih berserih. Jika masa panen lewat setengah hari saja, maka warna dari jarum tiram akan berubah menjadi kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Jika sudah begini, jamur akan cepat layu dan tidak akan bertahan lama. Perlu diperhatikan bahwa dalam proses panen harus tepat sesuai jadwal. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu.

Baca Juga: Cepat Panen! 7 Tanaman Buah dan Sayur Ini Cocok Untuk Anda yang Ingin Mulai Berkebun

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button