Mengenal 5 Tradisi dan Budaya Korea Selatan Lewat K-Drama


Korea Selatan. Siapa yang tak kenal dengan negara yang dijuluki Negeri Ginseng ini. Tak dapat dipungkiri dunia hiburannya berhasil menyita cukup banyak perhatian warga dunia terhadap negeri ini. Realita ini  menghasilkan sebuah fenomena yang disebut dengan Korean Wave atau Hallyu.

Adanya Korean Wave menjadikan budaya Korea Selatan menjadi menarik untuk diketahui lebih jauh. K-Drama atau drama Korea merupakan salah satu produk industri hiburan yang dikemas secara apik dalam menyajikan tradisi dan budaya negara ini.  Tidak hanya terhibur dengan alur cerita yang disuguhkan, kita sekaligus mengenal dan mempelajari tradisi dan budaya yang ada.

Berikut sejumlah tradisi dan budaya Korea Selatan yang dapat kita kenali dan pelajari lewat K-drama.

1. Rumah Tradisional Korea Selatan

Rumah Hanok dalam drama serial ‘Bloody Heart’ (Sumber: Instagram/k_hanna_)

Hanok adalah sebutan untuk rumah tradisional Korea Selatan. Rumah ini memiliki arsitektur unik. Hanok memiliki sistem pemanas yang disebut ondol, yaitu lapisan batu yang diletakkan di bawah lantai. Saat lapisan batu tersebut dipanaskan, panas akan menyebar ke setiap ruangan di dalam rumah sehingga dapat menjaga lantai dan udara tetap hangat saat musim dingin.

Material Hanok sangat ramah lingkungan. Bagian atap rumah menggunakan genteng atau jerami, sementara bagian lantai dan dindingnya menggunakan tanah liat. Bobot atap rumah tidak bersandar pada dinding tetapi pada struktur kayu bangunan yang bertujuan agar dinding rumah dapat dinaikkan saat musim panas guna menurunkan suhu ruangan.

Rumah tradisional Hanok akan banyak kita lihat dalam drama-drama seaguk atau kolosal, seperti ‘Bloody Heart’, ‘The King’s Affection’, ‘The Red Sleeve’, dan sebagainya.

2. Pakaian Tradisional Korea Selatan

Hanbok  dalam drama serial ‘Bloody Heart’ (Sumber: Instagram/kbsdrama)

Jika rumah tradisional Korea Selatan disebut Hanok, maka pakaian tradisionalnya dinamakan hanbok. Umumnya, hanbok terdiri dari dua bagian yaitu atasan (jeogori) dan bawahan. Bawahan untuk hanbok pria menggunakan baji (celana) sedangkan untuk hanbok wanita menggunakan chima (rok).

Bagian atas hanbok wanita juga dilengkapi dengan pita yang digunakan untuk mengikat pakaian. Seiring perkembangan zaman, Hanbok pun mengalami perubahan baik dari segi desain maupun warna dan motifnya, namun tanpa meninggalkan bentuk dasar hanbok.

Baca Juga: 5 Drakor Romance-Thriller Yang Menegangkan Namun Tetap Manis Ditonton

3. Penamaan Orang Korea Selatan

Potongan adegan  dalam drama serial ‘Twenty Five Twenty One’ (Sumber:Instagram/tvn_drama)

Pemberian nama di Korea Selatan berkebalikan dengan penamaan ala barat terkait nama keluarga. Jika dalam budaya barat posisi nama keluarga diletakkan di akhir nama asli atau sebagai nama belakang, maka dalam penamaan Korea nama keluarga diletakkan di depan nama asli atau sebagai nama depan.

Sebagai contoh, nama tokoh Na Hee Do dan Baek Yi Jin dalam drama ‘Twenty Five Twenty One’. Dari nama tersebut diketahui bahwa Hee Do berasal dari marga Na dan Yi Jin berasal dari marga Baek.

4. Etika Menyapa dan Memberikan Salam

Seorang  Staf Memberi Hormat Kepada Pimpinan  dalam drama serial ‘Why Her’ (Sumber: dok. SBS/Why Her)

Apabila kerap menonton drama Korea, tentu kamu sudah tidak asing lagi dengan kebiasaan membungkuk masyarakat Korea Selatan. Di Korea Selatan, membungkuk merupakan bentuk salam, yang bisa berarti salam selamat datang atau selamat tinggal.  Membungkuk juga bisa menjadi ungkapan terima kasih, permintaan maaf, atau penyesalan yang mendalam jika dilakukan dengan sudut yang dalam (hingga secara berulang-ulang atau dalam waktu yang lama.

Cara membungkuk untuk pria biasanya dilakukan dengan berdiri sambil menekan tubuh ke belakang, sedangkan untuk wanita biasanya dilakukan dengan berdiri sambil meletakkan kedua tangan di depan badan.

5. Etika Memanggil Nama Orang

Gu-ssi saat bertemu kembali dengan Yeom Mi Jeong dalam drama serial ‘My Liberation Notes’ (Sumber: dok. JTBC/My Liberation Notes)

Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa dalam drama Korea, tokoh-tokohnya jarang sekali menyebut nama orang langsung dengan nama aslinya? Ya, ini merupakan bagian dari kebudayaan Korea. Di Korea, akan dianggap sangat tidak sopan jika menyapa orang langsung dengan menyebut nama aslinya, terlebih bagi yang tidak akrab atau belum pernah kenal.

Bahasa Korea sangat mengedepankan unsur kedekatan dan kehormatan. Terdapat sufiks tertentu yang menunjukkan kehormatan dan derajat (usia) di antara dua orang yang sedang berbicara. Jadi, saat memanggil nama orang harus disertai sufiks, seperti –nim (panggilan formal yang disebut di nama akhir atau sebutan profesi seseorang), –ssi (panggilan formal untuk Tuan/Nyonya/Saudara), –ya atau –ah (panggilan nonformal kepada orang yang seumuran atau lebih muda), dan lain sebagainya.

Itulah beberapa tradisi dan budaya dari Korea Selatan yang sering kita saksikan melalui K-Drama. Menarik bukan?

Baca Juga: 5 Makanan Khas Korea Menggugah Selera Yang Sering Muncul Di Dramanya


Like it? Share with your friends!

Novice

Suka menulis dan jalan-jalan

4 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *