Israel Berniat Bangun Sinagoge di Kawasan Masjid Al-Aqsa, Sebuah Tindakan Kontroversial!
Pada hari Selasa, 27 Agustus 2024, Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, mengumumkan rencananya untuk membangun sinagoge di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Keputusan ini menuai kecaman dari berbagai pihak di seluruh dunia.
Sebenarnya apa itu sinagoge?
Sinagoge berasal dari istilah Yunani, kata syn yang berarti bersama dan kata agoge yang berarti belajar sehingga sinagoge dapat diartikan sebagai tempat untuk belajar. Sinagoge juga berarti perkumpulan, umumnya istilah ini mengacu pada sekelompok orang atau suatu komunitas dan jemaat.
Pada awalnya pertemuan sering kali diadakan di rumah-rumah pribadi saat kelompoknya masih kecil. Sampai kelompok tersebut membesar dan membuat tempat berkumpul bernama sinagoge. Tempat ini terdiri dari sebuah ruangan sederhana dengan bangku-bangku.
Sinagoge menjadi tempat berdoa kaum Yahudi pada hari Sabat dan hari-hari suci lainnya. Selain itu, sinagoge juga berfungsi sebagai pusat masyarakat termasuk belajar.
Jadi, sinagoge berfungsi tak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat dalam memperkuat hubungan sosial dan rasa keyahudian kaumnya.
Baca Juga:
Sinagoge ingin dibangun di kompleks Masjid Al Aqsa
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir, menyatakan bahwa ia akan membangun Sinogage di wilayah Kompleks Masjid Al-Aqsa. Menurut Ben Gvir bahkan akan memasang bendera Israel di wilayah tersebut.
“Jika saya dapat melakukan apa pun yang saya inginkan, saya akan memasang bendera Israel di situs tersebut,” kata Ben Gvir.
Tindakan Ben Gvir soal Kompleks Masjid Al-Aqsa ini bukanlah pertama kali yang terjadi. Ben Gvir tercatat sudah enam kali melakukan kunjungan ke situs suci tersebut dan menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Di sisi lain, Ben Gvir menilai bahwa umat Yahudi berhak melakukan ibadan dan doa dimana saja, termasuk di Masjid Al-Aqsa.
“Orang Arab dapat berdoa di mana pun mereka mau, jadi orang Yahudi seharusnya dapat berdoa di mana pun mereka mau,” katanya.
Rencana pembangunan Sinagoge di kompleks Masjid AL Aqsa banyak menuai kecaman
Palestina mengecam seruan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang akan membangun rumah ibadah Yahudi (sinagoge) di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, kata juru bicara Presiden Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, Senin (26/8).
Abu Rudeineh menganggap pembangunan sinagoge di kompleks Masjid Al Aqsa sebagai upaya memprovokasi perang agama di kawasan tersebut.
Negara Arab Saudi juga dengan tegas menolak pernyataan ekstremis ini dan menyerukan perlunya menghormati status historis dan hukum Masjid Al-Aqsa. Mereka juga mengajak masyarakat internasional untuk membantu mengakhiri bencana kemanusiaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Reaksi dari negara-negara Arab dan beberapa negara lainnya telah sangat tegas. Turki juga mengutuk pernyataan Menteri Israel sebagai “keji”. Mesir dan negara-negara Islam lainnya juga mengecam rencana tersebut. Semoga dialog dan pemahaman saling menguatkan demi perdamaian di kawasan tersebut.
Baca Juga:
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) pada Senin lalu mengutuk keras pernyataan Ben-Gvir serta serangan dan penodaan yang sedang berlangsung di halaman Masjid Al-Aqsa oleh kelompok pemukim ekstremis dan menteri Israel.
Dalam sebuah pernyataan, OKI mengatakan bahwa pihaknya menganggap tindakan-tindakan ekstremis itu sebagai pelanggaran berkelanjutan terhadap kesucian tempat-tempat suci dan kebebasan beribadah. Pasukan pendudukan (yakni Israel yang menjajah Palestina) melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap Konvensi Jenewa dan hukum internasional.
OKI menekankan bahwa semua keputusan dan tindakan yang diambil oleh pendudukan Israel untuk meyahudikan kota Al-Quds yang diduduki tidak memiliki dasar hukum dan dianggap melanggar hukum internasional dan resolusi-resolusi yang sah secara internasional.
Baca Juga: 6 Tradisi Tahun Baru di Berbagai Negara Dunia, Unik dan Meriah!