Religion

Bedah Konsep Sedekah Dalam Islam Sesuai Syariat, Investasi Akhirat Yang Abadi

Dalam islam, setiap muslim diajarkan untuk saling berbagi kepada sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Konsep sedekah dalam Islam sudah diajarkan selama ribuan tahun lalu oleh Nabi Muhammad Saw.

Sedekah berasal dari bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Sedekah merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam agama islam. Hukum sedekah dalam Islam adalah sunah atau dianjurkan. Jadi, apabila dikerjakan akan mendatangkan pahala dan kebaikan. Apabila ditinggalkan juga tidak mendatangkan dosa. 

Sedekah tidak selalu mengeluarkan harta kita sendiri, namun jauh lebih luas. Sedekah juga bisa dilakukan dalam bentuk non materi seperti menolong orang lain dengan tenaga dan pikiran dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat. Karena tidak terikat dengan aturan dan waktu, sedekah bisa dilakukan di mana pun, kapanpun dan dengan menggunakan apapun. Rasulullah SAW bersabda:

“Kamu menyingkirkan batu, duri dan tulang dari tengah jalan itu adalah sedekah bagimu,” (HR Bukhari).

Fungsi sedekah

Fungsi sedekah bagi umat Islam selain membantu sesama manusia, juga berfungsi sebagai : penghapus dosa, memberikan syafaat di hari akhir, memberikan keberkahan pada harta, menjadi bukti imam, mencegah perbuatan maksiat, merasakan kebahagiaan, pahala yang terus bertambah, amalan yang tidak terputus, membuka pintu rejeki, menghindarkan diri dari bahaya, menghindarkan diri dari kematian yang jelek, memperpanjang usia.

Untuk mendapatkan manfaat dari sedekah, perlu kita ketahui hal-hal penting  yang mesti diperhatikan saat bersedekah. Kunci sedekah adalah keikhlasan dengan ridho Allah. Selain itu pastikan sedekah kita berasal dari harta yang halal. Untuk menghindari diri dari riya, usahakan sedekah kita tidak diketahui oleh orang lain.

Harta yang ada pada kita, bukan murni milik pribadi. Harta hanyalah titipan Allah. Didalam harta kita, terdapat harta orang-orang lain yang membutuhkan. Sedekah pada hakikatnya tidak akan mengikis atau mengurangi kekayaan malah akan memberikan manfaat yang luar biasa, sebagaimana ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa malaikat akan mendoakan orang yang bersedekah agar harta mereka bertambah berkah dan melimpah. Sedekah tidak hanya sebatas aktivitas memindahtangankan harta kepada orang lain, lalu selesailah urusan.

Sedekah memiliki nilai dan filosofi yang lebih dalam. Hal ini termasuk bagaimana aktivitas dari sedekah yang sudah dikeluarkan oleh manusia berhasil dan diterima oleh Allah SWT.

Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271, 

“Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271).

Pernah ada seorang ustaz terkenal, yang disetiap dakwahnya banyak menyampaikan hal tentang sedekah. Ustaz tersebut membicarakan jika kita sedekah, maka akan mendapat balasan 10 kali lipat lebih baik. Misalnya, jika yang kita sedekahkan sebuah motor, maka kita nantinya akan mendapatkan mobil, jika kita bersedekah dengan 1 mobil seharga 150 juta nantinya kita akan mendapatkan mobil yang nilainya 1,5 Milyar. Apakah seperti itu balasan dari sedekah seorang manusia. Menukar sesuatu dan meminta sesuatu sesuai dengan takaran keinginan diri sendiri.

Salah satu fungsi sedekah adalah membuka pintu rezeki untuk kita. Semakin banyak sedekah yang kita keluarkan, semakin lebar lebar pintu rezeki yang akan dibuka, dan artinya semakin banyak rejeki yang akan kita terima.

Ikhlas sebagai kunci utama dalam bersedakah

Dalam islam, faktor ikhlas menjadi kunci utama dalam hal bersedekah. Jangan berharap hal-hal lain sebagai balasan dari sedekah kita. Biarlah balasan dari sedekah kita manjadi urusan Allah. Kita tidak perlu menuntut balasan atas sedekah, karena niatan ikhlas dan mandapat ridho Allah menjadi tujuan utamanya.

Niatan ikhlas sebagai landasan fundamental dari sedekah, juga harus mempertimbangkan berbagai aspek. Jika manusia bersedekah dengan harta yang berharga tetapi mengharapkan hasil sepuluh kali lipat dari harta semula, di mana letak keikhlasan dari sedekah tersebut.

Bukankah sudah banyak dicontohkan di zaman Rasulullah, ketika para sahabat dan rasulullah bersedekah, tidak akan berharap ada tambahan harta sepuluh kali lipat dari nilai sedekahnya. Balasan Allah dari sedekah kita bukan hanya sebatas harta yang akan bertambah sepuluh kali lipat.

Namun lebih luas dari itu. Dan sekali lagi itulah adalah hak preogratif Allah dalam membalas kebaikan sedekah kita. Sebagai manusia, kita tidak bisa menawar balasan dari Allah tersebut dengan keinginan kita sendiri. Biarlah Allah yang memberikan balasan hasil dari sedekah kita. 

Untuk keperluan hidup manusia, Allah sudah menggariskan rejeki masing-masing orang. Rejeki bukan hanya sebatas nilai materi. Rezeki dalam konsep islam  adalah suatu anugerah atau pemberian dari Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya, serta dapat menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup-Nya dan mengantarkan pada kehidupan yang lebih baik.

Sebagai manusia, kita hanya diperintahkan untuk taat kepada Allah, dengan cara beribadah sesuai dengan ajaran Nya dan menjauhi semua larangan Nya. Untuk meningkatkan rejeki kita, sebagai manusia kita diperintahkan untuk terus berikhtiar disertai dengan berdoa. Ikhtiar disini bukan hanya dengan usaha dan kerja keras manusia, namun ikhtiar bisa juga dalam bentuk sedekah kepada sesama manusia, menolong dan berbuat kebaikan kepada sesama makhluk Allah, bersyukur atas rejeki yang diterima, selalu bertaqwa, menjalin silaturahmi.

Baca Juga:

Sedekah merupakan Investasi akhirat

Seluruh amal sholeh atau ibadah kita akan terputus ketika kita meninggal dunia, kecuali tiga hal yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh. Hal ini dijelaskan dalam hadits,

“Apabila anak cucu Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali 3 hal, yaitu: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakan.” (HR. Muslim)

Islam memberikan nilai lebih bagi sedekah jariah ini karena manfaat yang dihasilkan lebih lama dan lebih berbekas dalam kehidupan manusia. Karena memang hakikat hidup manusia yang utama di dunia ini adalah bagaimana bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi umat manusia. Rasulullah saw juga pernah mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah ia yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

Lalu sampai kapan kita bisa melakukan sedekah jariyah? Apa ada batasannya? Jawabannya adalah sampai maut memanggil kita alias seumur hidup. Jadi kalau kita misalkan sudah dalam kondisi sakaratul maut tapi masih bisa beramal baik, maka lakukanlah! Karena itu tetap dicatat sebagai pahala.

Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw disebutkan jika kiamat telah datang sekalipun, maka tetaplah melakukan kebaikan, karena tetap ada ganjaran pahalanya!

Meskipun kiamat sedang terjadi, sedang di tangan salah seorang di antara kamu masih ada bibit kurma dan dia masih kuat untuk menanamnya, maka hendaklah dia tanamkan bibit itu, karena ada ganjaran pahalanya.” (HR. Bukhari)

Baca Juga: Kasih Bukan Sekadar Cinta, 8 Cara Mencari Jodoh Wanita Sholehah

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button