Pengharapan Tak Berarti


Mundur

Datangnya tak terduga
Rasanya terkadang menyiksa
Rasanya terkadang membuat bahagia
Dan terkadang membuat seseorang terlihat berbeda

Meski memiliki rasa
Meski ingin memilikinya
Namun, tidak bisa
Mungkin cukup memendamnya saja

Meski tak bisa mengungkapkan
Ada doa yang bisa dipanjatkan
Cukup serahkan pada-Nya
Yang Maha Kuasa atas segalanya

Jika mundur adalah keputusan akhirnya
Akan dilakukan meski tak menginginkannya
Mungkin saja dia bukan jodoh kita
Dia hanya yang lewat dan sempat membuat kita jatuh cinta

Karena Mereka

Tak ada lagi senyum bahagia
Meski kenyataannya sudah selesai semua
Dia masih terdiam
Dengan duka yang mencengkram

Ada keinginan untuk pergi
Tapi, takut tak diakui lagi
Ada keinginan untuk bersuara
Tapi takut tak lagi dianggap manusia

Mereka yang membentuknya
Mereka yang mengubahnya
Lantas mengapa si dia yang menjadi kambing hitamnya
Terhadap kesalahan yang tak pernah diperbuatnya

Sudah berakhir segalanya
Tapi tidak dengan lukanya
Sudah berakhir tangisnya
Tapi tidak dengan dukanya

Membisu

Dari sekian banyak orang
Dari sekian banyak tahun yang terlewati
Mengapa perlakuan mereka tetap sama
Tetap mengabaikan dan enggan bersimpati

Senyum getir selalu dia ukir
Tiap kali ada segerombol orang
Yang datang hanya karena butuh
Bukan karena peduli

Dia sudah terbiasa
Terhadap segalanya
Memang kenyataannya
Mereka tak menganggapnya

Setiap kali dia berbicara
Mereka selalu memotong ucapannya
Menjadikan si dia membisu pada akhirnya
Dan berakhir diabaikan selamanya

Tidak Seperti Dulu Lagi

Dulu, kita bermain tanpa beban
Tanpa ada sebuah paksaan
Tanpa ada sebuah pencitraan
Dan tak ada rasa ingin menjatuhkan

Tawa dan tangis itu….
Terkenang meski sudah berlalu
Meski kita tak pernah lagi bertemu
Aku selalu mengingatmu

Ada hari dimana kau datang
Tapi, datang hanya untuk pulang
Pulang tanpa ingin menyapa
Walau hanya seucap kata

Kita sudah berbeda
Kita sudah dewasa
Tapi, setidaknya ingatlah dulu kita kawan
Namun, yang terlihat kau menganggap diriku lawan

Kau Yang Bersinar, Aku Yang Tenggelam

Tatap hampa terpaku
Pada siluet dirimu
Terlihat hebat dengan prestasimu
Berdiri tegak terukir senyum manismu

Tertanam kuat di dada
Bahwa kau bukanlah apa-apa
Realita menghantam di depan mata
Bahwa kau sehebat yang terlihat oleh lensa

Tertekan akan asa
Dipecut oleh sebuah rasa
Dicabik oleh target sampai tak berdaya
Dan dihukum mati oleh kekalahan yang ada

Terlihat sempurna
Kau terlihat bahagia
Tanpa tahu ada yang terluka
Karena tak bisa mencapainya

 

Baca Juga: Senandung Lirih

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


Like it? Share with your friends!

Explorer

2 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *