Science

Berkenalan dengan Motivasi dalam Perspektif Psikologi

Semua orang pasti sudah sering mendengar istilah motivasi. Istilah motivasi ini kerapkali kita dengar bahwa motivasi adalah sumber dorongan naluriah yang melekat dalam jiwa setiap manusia. Motivasi dapat dikatakan sebagai alat yang berasal dari dalam diri maupun dipengaruhi oleh lingkungan yang bertujuan sebagai navigator manusia dalam bertindak dan berperilaku.

Dalam dunia psikologi, istilah motivasi sudah sangat akrab sekali di terdengar oleh psikolog. Peran psikolog sangat besar untuk memotivasi seseorang yang sedang dilanda masalah, agar dapat keluar dari beban psikologisnya.

Yuk, kenalan dengan istilah motivasi dalam perspektif psikologi!

Kenali Dua Jenis Motivasi yang Ada di dalam Diri!

Berikut jenis-jenis motivasi, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik, apa bedanya? Bedanya, ialah bahwa motivasi instrinsik itu berasal dari dalam diri seseorang. Bagaimana setiap individu pasti memilikinya dengan tujuan yang berbeda dari yang lain. Maka dari itu, individu tersebut memiliki hobi yang dapat dikembangkannya supaya mereka mendapatkan hasil yang ditanamnya. Sedangkan, motivasi ekstrinsik ialah dorongan yang berasal dari relasi sosial ataupun hukuman.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Psikolog yang Cocok dan Tepat

Tips Cepat untuk Meningkatkan Motivasi Instrinsik dan Motivasi Ekstrinsik

  • Mengetahui tujuan yang ingin dicapai
  • Dapat memprioritaskan tujuan utamanya
  • Dapat menerima masukkan, saran maupun kritik dengan hati yang lapang dan tidak mudah putus asa
  • Dapat membangun koneksi hubungan interpersonal dengan baik
  • Percaya diri
  • Tidak mudah terbawa perasaan apabila mendapat kritikan dari orang lain

Mengenal Lebih Jauh dengan Motivasi dari Perspektif Psikologi!

Abraham H. Maslow pernah beranggapan bahwa manusia tidak ada yang jahat, setidaknya netral. Jadi, pada dasarnya setiap manusia itu baik. Setiap manusia perlu mengenal dirinya lebih jauh dan lebih dalam lagi, bahwa terdapat motivasi yang dapat dilihat dengan panca indera dan juga tidak dapat dilihat dengan panca indera melainkan bersifat naluri (butuh). Dalam jiwa manusia, terdapat keinginan-keinginan yang timbul seperti adanya keinginan untuk tetap terus diperjuangkan (cita-cita), ekspetasi yang akan menjadi realita (harapan), serta didorong dengan usaha-usaha yang ditekuninya secara konsisten agar dapat memperjuangkan mimpinya yang telah diimpikannya. Dalam mencapai targetnya (cita-cita yang diharapkan), Maslow menegaskan bahwa sebelum mencapai ke puncak suksesnya, manusia harus melewati beberapa tahapan dalam mencapai puncaknya, seperti:

  1. Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan ini berkaitan dengan akan rasa terpenuhi naluriahnya. Seperti kebutuhan sandang, pangan, papan, dan seks.
  2. Kebutuhan akan Rasa Aman, kebutuhan ini berkaitan dengan manusia yang hidup dalam bermasyarakat, dimana ada aturan-aturan sosial yang berlaku yang membuat manusia itu sendiri merasa aman dan terlindungi.
  3. Kebutuhan Sosial, kebutuhan ini berkaitan dengan rasa kasih cinta dan rasa disayangi oleh orang-orang sekitarnya. Bagaimana setiap individu akan merasa lebih positif karena adanya afeksi dari relasi sosialnya yang diterimanya.
  4. Penghargaan dan Harga Diri, kebutuhan ini berkaitan dengan diri manusia dalam keberadaannya di dunia ini. Seperti halnya, kekuatan dan kelebihan yang ada di dalam diri dapat dimanfaatkan dengan kegiatan-kegiatan yang positif yang dapat membangun rasa kepercayaan diri manusia dalam menyampaikan pesan-pesan yang informatif. Sejalan dengan itu, setiap manusia juga membutuhkan feedback untuk dapat terus mengevaluasi diri dan lebih dapat mengapresiasi diri sendiri.
  5. Aktualisasi Diri, kebutuhan ini merupakan puncak dari terpenuhinya puncak-puncak sebelumnya. Dalam tahap ini, manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan potensi-potensi yang ada di dalam dirinya agar dapat menampilkan performa yang baik dan akan terus belajar dari pengalaman-pengalaman yang membuatnya sampai dapat di puncak tertinggi ini.

Individu yang termotivasi dan tidak mudah menyerah akan lebih tahan banting apabila menerima kritik dari orang lain, sehingga kritikan dari orang lain tersebut akan dijadikan feedback untuk pengembangan dirinya agar dapat tampil lebih maksimal dan percaya diri. Biasanya, individu yang termotivasi dan dapat menyebarkan hal-hal positif akan lebih bahagia, tentram, dan sejahtera dalam hidupnya, apabila diikuti dengan tahap-tahap puncak hirarki dari Abraham H. Maslow.

Percaya deh, individu yang benar-benar always stay motivated itu biasanya pernah mengalami hal-hal yang buruk. Tetapi, mereka dapat memperbaiki dan mengevaluasi diri agar dapat lebih percaya diri dalam menjalani kehidupannya.

Referensi

Rois, N. (2019). Konsep Motivasi, Perilaku, dan Pengalaman Puncak Spiritual Manusia dalam Psikologi Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas Wahid Hasyim, 7(2), 184-198.

Sarwono, S. W. (2020). Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi.

Baca Juga: 5 Fakta yang Harus Kamu Tahu Sebelum Terjun ke Dunia Psikologi!

 

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button