Sejarah Lengkap Piala Kemerdekaan; Turnamen Agustusan Yang Diadakan PSSI Sejak Zaman Soeharto

Kalau kita membicarakam soal turnamen atau laga sepak bola, apa yang akan terbersit di pikiran para penikmat bola Indonesia?, rata-rata pasti akan mengatakan Liga 1 Indonesia, Piala AFF, Sea Games atau Piala Dunia.
Ternyata, selain keberadaan berbagai turnamen bola di atas, Indonesia lewat PSSI juga memiliki satu turnamen bola khusus yang diikuti oleh beberapa negara dari berbagai benua.
Nama turnamen itu adalah Piala Kemerdekaan, yang mana turnamen ini memang khusus diadakan di bulan Agustus bertepatan dengan bulan kemerdekaan negara Indonesia.
Menurut catatan sejarah yang beredar, turnamen Piala Kemerdekaan ini sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu. Yang mana waktu itu negara yang diundang juga beragam, tidak hanya dari negara sesama Asia saja.
Jika melihat dari sepak terjang diadakannya Piala Kemerdekaan, ajang ini sudah diadakan 10 kali. Yang mana turnamen ini sudah ada sejak negara Indonesia masih dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Sejarah Piala Kemerdekaan
Turnamen pertama Piala Kemerdekaan diadakan tahun 1985, pada waktu ini Indonesia diwakili oleh 2 tim yang berbeda, yakni ada tim Garuda dan Rajawali yang bersaing melawan 7 tim lainnya. Hasil akhir di ajang ini, menetapkan Chili sebagai pemenang.
Sejak diadakan pertama kali, ajang Piala Kemerdekaan hampir selalu rutin diadakan tiap tahun. Setahun setelahnya, Aljazair sukses jadi pemenang di edisi ke-2.
Turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan ke-3 diadakan pada tahun 1987, pada waktu ini skuad Indonesia sukses jadi juara untuk pertama kali.
Lalu, di tahun 1988, terdapat negara baru lagi yang menjadi pemenang. Kali ini didapatkan oleh skuad China.
Pada tahun 1990, Australia sukses jadi juaranya. Berikutnya tahun 1992, negara rival Malaysia sukses memenangkan ajang ini. Dan pada tahun 1994, Thailand selaku negara sesama ASEAN juga sukses torehkan nama mereka di daftar pemenang.
Kemenangan bersejarah kembali dirasakan Timnas Indonesia tahun 2000 dan 2008. Sayangnya, setelah tahun 2008, turnamen ini sempat vakum dalam waktu yang lama sebelum pada akhirnya diadakan lagi di era Presiden Prabowo tahun 2025.
Baca Juga:
Tim yang bermain di ajang Piala Kemerdekaan
Pasti banyak yang bertanya, apakah turnamen Piala Kemerdekaan yang diadakan PSSI ini sama dengan Piala Merdeka yang diadakan oleh federasi Malaysia?, jawabannya tidak, tapi memang mirip, baik dari segi nama atau skemanya.
Jika Piala Merdeka yang ada di Malaysia dilaksanakan oleh skuad tim senior melawan sesama tim senior negara lain. Akan tetapi kalau tim yang bermain di Piala Kemerdekaan timnya lebih variatif.
Ada tim senior yang bermain, tapi ada tim kelompok umur (U-17, U-19, U-20 dan U-23) dan perwakilan tim lokal Indonesia juga.
Salah 2 contohnya pada edisi tahun edisi tahun 1988, Indonesia diwakili Timnas Senior dan Timnas U-23. Lalu tahun 2008, waktu itu Timnas Indonesia diwakili oleh tim senior dan tim U-21.
Selanjutnya pada tahun 1994 ada perwakilan tim lokal yang diisi oleh tim Surabaya, yang sekaligus sukses kalahkan Timnas Senior waktu itu di babak semifinal.
Insiden Piala Kemerdekaan Tahun 2008
Sayangnya, ada catatan hitam soal ajang Piala Kemerdekaan tahun 2008 yang sempat mencoreng nama baik sepak bola Indonesia.
Saat itu Timnas Indonesia sukses memenangkan Piala Kemerdekaan, akan tetapi dilakukan dengan cara yang “haram” dan terkesan cuma-cuma.
Dikabarkan dibanyak media apabila Timnas Indonesia menang secara tidak wajar setelah Timnas Libya U-23 memutuskan untuk melakukan walk over (WO) karena pelatihnya menerima perlakuan kurang pantas berupa kekerasan fisik dari ofisial Timnas Garuda.
Baca Juga:
Turnamen Piala Kemerdekaan 2025
Khusus untuk Piala Kemerdekaan tahun 2025 diadakan dengan salah satu tujuannya untuk mempersiapkan skuad Timnas Indonesia jelang Piala Dunia U-17 di Qatar. Maka dari itu semua negara yang diundang untuk bermain di ajang ini sama-sama di isi oleh skuad pemain U-17.
Tahun 2025 ini, PSSI mendatangkan sejumlah negara kuat seperti Mali, Uzbekistan dan Tajikistan sebagai lawan tim asuhan Nova Arianto dkk. Bisa dikatakan, jika Putu Panji cs mendapatkan hasil yang lumayan memuaskan di ajang Piala Kemerdekaan ini.
Yang mana dari 3 laga yang dijalani, Timnas Indonesia U-17 sukses menorehkan 4 poin dengan catatan 1 menang, 1 imbang dan 1 laga kalah dengan raihan 5 gol.
Untuk hasil akhir, Mali U-17 sukses keluar sebagai pemenang setelah menekuk 3 negara lain dan membawa gelar juara baru Piala Kemerdekaan 2025 di edisi ke-9.
Baca Juga: Akhirnya Terjawab, 4 Klub Liga 1 Ini Akan Jadi Wakil Indonesia di Turnamen Level Asia dan ASEAN
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


















