Fenomena Jam Koma di Kalangan Gen Z, Saat Tubuh Lelah Tapi Otak Masih Aktif


Ilustrasi pekerja yang terkena jam koma (pixabay.com/magnetme)

Fenomena ‘jam koma’ belakangan ini seringkali menjadi bahan pembicaraan di kalangan Gen Z atau generasi muda, khususnya di media sosial. Istilah jam koma ini digunakan untuk menggambarkan kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah, baik secara fisik maupun mental,

Fenomena jam koma semakin sering diperbincangkan di media sosial, terutama di platform seperti TikTok dan X, di mana banyak pengguna berbagi pengalaman tentang “koma” yang terjadi sekitar jam 2-4 sore atau larut malam saat mereka merasa benar-benar kehabisan tenaga.

Apa itu Jam Koma? dan bagaimana ciri-cirinya?

‘Jam koma’ berasal dari penggabungan dua kata ‘jam’ yang merujuk pada waktu dan ‘koma’ yang merujuk pada keadaan tidak aktif atau terputusnya kesadaran. Istilah ini muncul di kalangan anak muda untuk menggambarkan situasi ketika seseorang merasa sangat lelah, terutama setelah beraktivitas seharian, sehingga kondisi tubuh dan otak menjadi tidak selaras.

Secara sederhana, jam koma adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan yang sangat ekstrem sehingga tubuh dan pikiran seolah-olah mati rasa. Kondisi ini biasanya terjadi setelah seseorang melakukan aktivitas yang padat dan melelahkan dalam waktu yang cukup lama.

Jam koma’ terjadi saat otak sudah terlalu lelah sehingga seseorang melakukan hal-hal tanpa disadari. Misalnya, pandangan kosong, typo saat mengetik, tidak nyambung saat diajak berbicara, tidak produktif, sulit konsentrasi ataupun banyak melamun.

Baca Juga:

Penyebab terjadinya jam koma

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami jam koma, antara lain:

1. Beban kerja yang terlalu berat

Setiap pekerjaan pasti memiliki tantangan, hambatan, dan kesulitannya masing-masing. Seringnya ini menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang merasa sangat lelah sehingga sebuah pekerjaan tidak dapat dikerjakan dengan cepat dan menguras waktu.

Pekerjaan yang menuntut dan deadline yang ketat dapat membuat seseorang merasa tertekan dan merasa kelelahan. Selain juga itu tuntunan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna, dapat membuat energi seseorang menjadi cepat habis.

Selain itu, banyak karyawan bekerja terlalu keras karena terobsesi dengan kesuksesan. Mereka biasanya memiliki beban kerja yang berlebih daripada yang seharusnya, sehingga seringnya rela mengorbankan kehidupan personal dan kesehatan

2. Terus menerus menatap layar laptop dan HP

Geb Z yang tumbuh dengan teknologi dan media sosial, sangat terpapar pada informasi digital hampir setiap saat. Penggunaan smartphone, bekerja di depan komputer, serta interaksi terus-menerus di dunia maya dapat menyebabkan kelelahan kognitif dan fisik. Penurunan energi di tengah hari sering kali disebabkan oleh overload informasi yang memengaruhi tingkat konsentrasi mereka.

Selain itu, dengan dunia yang semakin digital, Gen Z menghadapi tekanan untuk terus terkoneksi dan produktif sepanjang waktu. Media sosial menambah lapisan stres baru karena adanya ekspektasi sosial dan citra diri yang terus-menerus dipantau. Ini dapat menyebabkan burnout dan akhirnya “jam koma” sebagai bentuk kelelahan yang berkepanjangan.

3.  Kurang tidur

Kurang tidur adalah salah satu penyebab utama fenomena jam koma. Banyak Gen Z yang terbiasa begadang, baik untuk urusan sekolah, pekerjaan, maupun hiburan seperti menonton video atau bermain game. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan waktu pemulihan yang cukup, dan rasa lelah cenderung muncul pada jam-jam kritis di siang atau malam hari.

4. Konsumsi makan yang kurang sehat

Gen Z cenderung mengonsumsi makanan dan minuman tinggi gula dan kafein, terutama dalam bentuk minuman energi atau kopi. Efek dari kafein dan gula yang dikonsumsi di pagi hari biasanya akan menurun drastis setelah beberapa jam, menyebabkan lonjakan kelelahan yang drastis.

Baca Juga:

Solusi mengatasi jam koma

Solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi jam koma antara lain

  • Mengatur rutinitas harian dengan waktu istirahat yang terjadwal.
  • Membatasi konsumsi kafein dan menghindari minuman manis berlebihan.
  • Mengambil jeda dari aktivitas digital secara berkala untuk memberi kesempatan otak dan tubuh beristirahat.
  • Olahraga teratur untuk meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan di siang hari.

Sebagai bagian dari gaya hidup modern yang sangat terhubung dengan teknologi, fenomena jam koma di kalangan Gen Z menjadi cerminan dari tantangan keseharian mereka dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan digital dan kesehatan fisik serta mental.

Meski begitu, dengan upaya sadar untuk mengatur waktu, mengadopsi gaya hidup sehat, dan lebih bijak dalam penggunaan teknologi, fenomena ini bisa dikelola dengan baik. Memahami pentingnya istirahat dan pemulihan adalah kunci agar Gen Z tetap produktif dan sehat di era digital yang serba cepat ini.

Baca Juga: 6 Cara Mengelola Doom Spending Untuk Kesehatan Mental dan Rekening


Emperor