3 Penyebab Skizofrenia yang Wajib Anda Ketahui


Ilustrasi pengidap scizophrenia (pixabay.com/Clard)

Sebagian dari Anda pasti sudah mengetahui salah satu penyakit mental bernama  Skizofrenia.  Di mana penyakit ini merupakan gangguan mental yang dapat mempengaruhi emosi, tingkah laku, dan komunikasi penderitanya. Umumnya, orang yang mengalami skizofrenia mengalami psikosis, yaitu suatu kondisi di mana penderita tidak dapat menafsirkan realita secara normal. 

Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan kronis ketika pengidapnya mengalami halusinasi, delusi, kekacauan dalam berpikir, dan perubahan sikapnya sendiri. Gejala skizofrenia yang dapat diamati adalah tidak adanya respon emosi, ekspresi wajah datar, tidak berinteraksi sosial, serta muncul perasaan ingin bunuh diri pada si penderitanya. 

Menurut penelitian WHO, skizofrenia merupakan jenis penyakit mental yang mempengaruhi 20 juta orang di seluruh dunia. Bahkan, WHO mengatakan orang dengan skizofrenia memiliki kecenderungan untuk mati muda daripada orang-orang, sekitar 2 hingga 3 kali lebih besar kemungkinannya. Di antara Anda semua pasti bertanya-tanya, mengapa penyakit ini  begitu memengaruhi kematian dari penderitanya?. Mau tahu jawabannya, berikut adalah penyebab skizofrenia yang harus Anda ketahui. 

1. Struktur Otak Mengalami Perbedaan

Sebenarnya, para peneliti tidak yakin mengapa hal tersebut bisa terjadi, tetapi yang dapat mereka sebutkan adalah gangguan kejiwaan skizofrenia terkait dengan penyakit otak. Pada orang  yang mengalami penyakit ini, struktur otak dan sistem sarafnya menunjukkan perbedaan. Kadar dopamine dan glutamat di dalam otak pun tidak seimbang. 

Ketidakseimbangan kadar serotonin dan dopamin pada otak dapat menjadi salah satu penyebab dan meningkatkan risiko seseorang mengidap skizofrenia. Keduanya merupakan zat kimia yang berfungsi untuk mengirim sinyal antara sel-sel otak sebagai bagian dari neurotransmitter.

Selain itu, pengidap skizofrenia juga memiliki perbedaan pada struktur dan fungsi otak dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan mental. Perbedaan tersebut antara lain:

  • Ventrikel otak memiliki ukuran yang lebih besar. Ventrikel sendiri adalah bagian dalam otak yang berisi cairan.
  • Lobus temporalis memiliki ukuran yang lebih kecil. Ingatan dalam otak manusia berkaitan dengan lobus temporalis.
  • Sel-sel pada otak memiliki koneksi yang lebih sedikit.

2. Faktor Genetik

Sebagian penyakit diakibatkan juga oleh faktor genetik atau keturunan. Salah satunya adalah penyakit skizofrenia. Penyakit ini bisa saja menular dari keluarga inti Anda yang memang mempunyai riwayat penyakit tersebut. 

Keturunan dari pengidap skizofrenia memiliki risiko 10 persen lebih tinggi untuk mengalami kondisi serupa. Risiko tersebut meningkat 40 persen lebih besar ketika kedua orang tua sama-sama pengidap skizofrenia. Sementara itu, anak kembar yang salah satunya mengidap skizofrenia akan memiliki risiko hingga 50 persen lebih besar.

Skizofrenia juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang mungkin terjadi ketika hamil dan dampaknya akan terlihat saat anak lahir. Kondisi ini, seperti paparan racun dan virus, ibu seorang pengidap diabetes, perdarahan dalam masa kehamilan, serta kekurangan nutrisi. 

Selain dari kehamilan, komplikasi yang terjadi ketika persalinan juga dapat menyebabkan seorang anak mengidap skizofrenia. Contohnya, berat badan rendah saat lahir, kelahiran prematur, dan asfiksia atau kekurangan oksigen saat dilahirkan.

Baca Juga: Gangguan Mental Pada Remaja Yang Wajib Diketahui

3. Obat-obatan tertentu dan faktor lingkungan

Mengonsumsi dan menyalahgunakan obat-obatan terlarang pun dapat menjadi penyebab skizofrenia. Ditambah faktor lingkungan yang mungkin saja menyebarkan infeksi virus dan kekurangan beberapa nutrisi ketika masih dalam kandungan. Bisa juga penderita skizofrenia berawal dari lingkungan yang penuh tekanan di dalamnya sehingga mengakibatkan stress. 

Jika Anda  atau keluarga Anda memiliki gangguan mental, maka harus melakukan  cara penyembuhan dengan cara mengonsumsi obat skizofrenia. Selain itu, bawalah untuk melakukan pengobatan  psikososial  dan jangan lupa untuk melibatkan dokter untuk penyembuhan penyakit yang dideritanya. 

Baca Juga: Pengertian dan Macam-Macam Phobia, Kamu Wajib Tahu!

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.


0 Comments

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *