Sastra

6 Unsur Fisik Puisi, Dari Diksi Hingga Tipografi

Karya sastra memiliki berbagai jenis. Berdasarkan jenis sastra ada sastra lisan dan sastra tulis. Dalam saatra tulis ada beberapa bentuk hasil karya yakni drama, novel, cerpen, puisi, pantun dan syair lagu. Karya sastra yang populer di kalngan masyarakat yakni puisi karena puisi biasanya singkat, padat dan jelas. Puisi selain ditulis juga dibacakan dan dimusikalisasi.

Puisi juga digemari remaja sebab bahasa singkat dan bisa untuk mengungkapkan perasaannya. Mulai dari jatuh cinta, asmara, patah hati, kesedihan dan juga kegembiraan. Untuk memahami puisi diperlukan untuk mengetahui pesan penulis.

Demi memahami, pembaca perlu mengetahui unsur-unsur fisik karya saatra puisi. Apa saja unsur fisik sebuah puisi? Yuk simak penjelasan beeikut ini.

1. Diksi atau Pemilihan Kata

Puisi merupakan permainan kata-kata. Kata-kata yang digunakan merupakan hasil pemilihan yang cermat. Hasil pertimbangan makna, susunan bunyi dan hubungan kata dengan kata lain baik baris dan baitnya.

Kata memiliki kedudukan yang sangat penting dan cenderung bersifat konotatif dan banyak makna. Makna kata yang lebih dari satu dan bersifat puitis yang memperhatikan efek keindahan. Bunyi kata harus indah dan berkesesuaian dengan kata-kata lain sehingga harmonis.

Baca Juga:

2. Pengimajinasian

Pengimajinasian didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang menimbulkan khayalan atau imajinasi. Menggunakan daya imajinasi, pembaca seolah merasa, mendengar atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair.

Misalnya penyair menggambarkan gerak alam seperti hembusan angin, permainan air dan bintang bersinar. Penggambaran yang cukup jelas membuat pembaca seakan ikut menyaksikan suasana alam seperti penggambaran penyair.

3. Kata Konkret

Demi membangkitkan imajinasi penikmat puisi, kata yang digunakan perlu dikonkretkan atau diperjelas. Jika penyair mahir mengkonkretkan kata, penikmat puisi seolah-olah melihat, mendengar atau merasakan apa yang digambarkan penyair. Penikmat puisi dapat membayangkan peristiwa secara jelas seolah merasakan dan melihat langsung peristiwa.

4. Bahasa Figuratif atau Majas

Majas atau figurative language ialah bahasa yang digunakan oleh penyair guna menggambarkan sesuatu dengan cara membandingkannya dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau menyamakan sesuatu dengan hal lain dengan maksud agar gambaran keadaan atau benda menjadi lebih jelas.

Misalnya, untuk menggambarkan ombak, penyair menggunakan majas personifikasi. Contohnya risik risau ombak memecah/ di pantai landai/ buih berderai.

Ombak yang pecah seolah berisik dan memiliki rasa risau layaknya manusia. Persamaan bunyi menjadikan puisi indah atau puitis dengan persamaan bunyi ai pada kata pantai, landai dan berderai.

5. Rima atau Ritma

Rima ialah pengulangan bunyi dalam sebuah puisi atau syair. Adanya rima atau persamaan bunyi, suatu puisi akan lebih indah dan makna yang ditimbulkan juga lebih kuat. Contohnya, puisi Andai Aku Rajin Belajar karya Rusdi Ngarpan Suryapati

Andai aku rajin belajar
Aku akan jadi orang pintar
Begitu kata orang-orang terpelajar
Aku akan jadi guru bermutu
Itu kata orang-orang di sekelilingku
Aku akan jadi pengarang lagu merdu
Kata ibuku yang selalu menyanyi untukku

Contoh tersebut memunculkan akhir bunyi seperti belajar, pintar dan terpelajar. Ada juga kata bermutu, sekelilingku, merdu dan untukku.

Selain rima juga dikenal ritma. Ritma diartikan pengulangan kata, frase atau kalinat dalam bait-bait puisi.

Baca Juga:

6. Tata Wajah atau Tipografi

Tata wajah atau tipografi merupakan unsur penting antara puisi, prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf tetapi bait. Bahkan dalam puisi kontemporer atau biasa disebut puisi mbeling karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi dipandang sangat penting sehingga kedudukan makna kata-kata menjadi tergeser.

Contohnya puisi Sutardji Calzoum Bachri berjudul Tragedi Winka dan Sihka.

Puisi Tragedi Winka dan Sihka

Demikian 6 unsur fisik karya puisi dari diksi atau pemilihan kata sampai tipografi atau tata wajah. Semoga bermanfaat dan salam literasi.

Baca Juga: Angkatan Sastra Baru di Indonesia, Dari Angkatan Balai Pustaka Hingga Angkatan 2000 (Part 2)

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button