6 Serba-serbi Perayaan Imlek, Gong Xi Fa Cai!

Tahun baru yang dirayakan oleh orang Tionghoa di seluruh dunia ini sudah berlangsung sejak era Dinasti Shang (1600-1046 SM) sampai sekarang.
Imlek kerap disangka sebagai perayaan hari besar agama Buddha atau Konghuchu bagi komunitas non-tionghoa, padahal perayaan ini mengartikan sebuah pergantian tahun yang dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi matahari menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa.
Di Indonesia, Imlek telah dirayakan sebagai hari libur nasional sejak tahun 2003 sehingga kehadirannya memiliki kekhasannya sendiri dengan beberapa serba-serba yang tercantum secara lengkap dalam pembahasan di bawah ini.
1. Warna Merah
Apa yang terlintas di dalam pikiran ketika mendengar dan melihat warna merah? Tentulah hal-hal yang berkaitan dengan keberanian, semangat membara, kekuatan, dan kepercayaan diri tidak akan lepas dari stigmanya.
Selain itu, warna ini begitu familiar bagi warga Indonesia, karena merah merupakan bagian dari simbol negara yang ada pada bendera sehingga pemaknaannya mampu mengobarkan semangat nasionalisme dan patriotisme untuk tetap setia dan menjaga nama baik bangsa.
Namun, tidak hanya selalu dikatikan dengan kenegaraan, warna merah digunakan juga sebagai simbol sebuah perayaan, termasuk Tahun Baru Imlek.
Cerita mengenai warna merah menjadi identitas perayaan Imlek ternyata berasal dari sebuah legenda yang berkaitan dengan Nian, sesosok monster yang hidup di dasar laut atau gunung.
Diketahui makhluk yang sekarang digambarkan rupanya melalui pertunjukan barongsai ini bersifat mengganggu dan menyerang, sehingga semua penduduk membunyikan alat musik, petasan, dan tentunya menggunakan warna serba merah untuk menciptakan kegaduhan yang mampu menghalau kemunculannya.
Adapun bagi orang Tionghoa, merah selalu dihubungkan sebagai warna pembawa keberuntungan, kesuksesan, serta keselamatan. Namun, lebih daripada itu, warna ini juga merepresentasikan makna vitalitas, kebahagiaan, dan kecantikan.
Biasanya, orang Tionghoa menabalkan warna-warna merah di setiap ornamen perayaan Imlek seperti lampion, angpau, dan lilin.
Baca Juga:
2. Kue Keranjang
Meskipun bentuknya tergolong sederhana dan unik, kue bertekstur kenyal seperti dodol ini ternyata sudah eksis sejak masa Dinasti Liao (907 – 1125 M) dan dipersembahkan kepada Dewa Tungku Chao Kun Kong.
Kehadiran kue dengan nama asli ‘Nian Gao’ ini selau dikaitkan dengan harapan dan doa pada perayaan Imlek. Lebih daripada itu, kue yang berbentuk bulat ini juga melambangkan persatuan keluarga dan dipercaya akan membawa kemakmuran.
Proses pembuatan kue berbahan dasar tepung ketan, tepung terigu, garam, air, dan gula yang dikukus atau digoreng ini memang sedikit memakan waktu lama sehingga menciptakan kesan kesabaran dan keteguhan hati.
3. Barongsai
Asal-asul tarian singa yang identik dengan perayaan Imlek ini bermula saat makhluk jejadian bernama ‘nian’ selau menimbulkan kekacauan dan rasa takut penduduk sehingga disusun sebuah strategi pengusirannya dengan cara menabuhkan gendang keras-keras, menggunakan warna merah, dan menghidupkan petasan.
Berbeda dengan Tiongkok yang menamakannya Wu Shi, di Indonesia seni taian yang mengisyaratkan kelincaan ini disebut barongsai (barong (bahasa Bali artinya kesenian boneka)) dan (sai (bahasa Hokkian artinya singa)).
Rupa barongsai sendiri terdiri dari beberapa bagian tubuh yang membangunnya seperti tanduk, punuk belakang kepala, telinga, ekor, tulang belakang, dahi, dan jenggot.
Adapun setiap warna barongsai memiliki pemaknaan tertentu seperti hijau (pertemanan), merah (keberanian, kemeriahan, dan kehangatan), kuning (keberuntungan dan ketulusan hati), emas (kegirangan), putih (kesucian), dan hitam (kelincahan).
4. Mi
Panganan satu ini dipercaya akan membawa keberuntungan di Hari Imlek. Bagaimana tidak? Mi ini sudah turun-temurun dicap sebagai simbol umur panjang karena bentuknya sengaja dibuat memanjang agar setiap orang mampu melahapnya sampai seruputan terakhir.
Selain mendapatkan keberuntungan, mi yang disebut juga sebagai mi panjang umur ini bermakna agar mendatangkan kebahagiaan dan rezeki yang tidak terputus.
Biasanya, mi yang dicampur oleh berbagai sayuran ini disajikan dengan bermacam-macam pugasan seperti telur puyuh, teri goreng, dan cincang-cincang daging ayam.
5. Jeruk Mandarin
Menyajikan buah berkulit kuning cerah yang melambangkan emas di Hari Imlek ini dapat dipercaya akan membawa kekayaan dan keberlimpahan rezeki dalam hidup.
Tidak hanya buahnya, penempatan tanaman jeruk mandarin dipercaya oleh beberapa orang akan mendatangkan lebih banyak keberuntungan pada bisnis.
Di samping kebutuhannya pada perayaan Imlek, jeruk mandarin ternyata memiliki manfaat yang baik buat kesehatan seperti mampu menangkal sel kanker, membuat kulit tampak bersinar, menghindari kolesterol, dan sumber vitamin C.
Baca Juga:
6. Angpau
Siapa yang tidak senang menerima amplop berwarna merah terang ini? Semua kalangan dari anak-anak hingga dewasa pasti sangat menanti-nantikan momennya.
Angpau bermakna dari dua penggalan kata, yaitu ang (merah) dan pau (amplop) yang bermakna sebagai simbol kepedulian terhadap sesama, wujud rasa syukur dari pencapaian rezeki dalam setahun, dan kegembiraan.
Selain amplop yang diharuskan berwarna merah, ada tata cara lainnya yang mesti diterapkan pada pembagian angpau, yaitu tidak boleh diisi dengan bilangan angka ganjil, wajib diberikan langsung kepada si penerima, dan tidak boleh diisi dengan jumlah dan nominal serba empat (angka empat berarti mati pada kepercayaan Tionghoa).
Itulah keenam serba-serbi di balik perayaan Imlek yang bukan hanya ditunjukkan secara simbolis saja, tapi juga menyaratkan berbagai makna khusus yang harus tetap dijalankan setiap masanya.
Baca Juga: 10 Fakta Menarik Tentang Perayaan Imlek, Bukan Sekedar Pesta Tahun Baru!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.