5 Suka Bahagianya Kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris
Kuliah memiliki suka dan duka. Apalagi jika tinggal jauh dari orang tua dan anggota keluarga lain. Bisa saja ke kota lain atau bahkan pulau dan negara lain. Saya ingin bercerita suka dan bahagianya kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris. Saya kuliah di jurusan bahasa Inggris IKIP Negeri Semarang yang sekarang berubah nama menjadi UNNES Semarang. Saya masuk kampus tersebut melalui jalur tanpa tes yang menggunakan nilai rapor. Waktu saya mau kuliah di keguruan, IKIP atau kependidikan bukanlah tujuan perguruan tinggi yang favorit dan diminati. Hal itu terkait dengan banyak hal.
Sementara banyak siswa memilih jurusan non kependidikan yang dikatakan lebih prestise dan menjanjikan kesuksesan. Berdasarkan pengalaman saya ketika kuliah di keguruan khususnya jurusan bahasa Inggris dengan suka duka yang saya alami. Sukanya kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris berikut.
1. Bisa belajar bahasa internasional
Apa sik enaknya kuliah di jurusan bahasa inggris? Jelas bisa belajar bahasa asing, khususnya bahasa Inggris yang menjadi bahasa pergaulan internasional. Sebagai bahasa internasional, banyak perusahaan asing yang mensyaratkan pelamar kerja memiliki kemampuan berbahasa Inggris. Minimal memahaminya secara pasif. Syukur jika menguasai secara aktif berupa percakapan (speaking) dan menulis (writing).
Sebelum kuliah di jurusan bahasa Inggris, sebenarnya saya lebih suka bahasa Indonesia. Namun, sama seperti mas Mohammad Faiz Attoriq yang disarankan orang tuanya untuk kuliah di farmasi, saya juga disuruh bapak saya kuliah di jurusan matematika atau bahasa Inggris. Ketimbang kuliah di matematika yang harus hitung-hitung angka, saya lebih suka belajar bahasa sehingga saya memilih jurusan bahasa. Pilihan pertama bahasa Inggris dan pilihan kedua bahasa Indonesia dengan harapan saya diterima di jurusan bahasa Indonesia saja.
Eh, karena doa orang tua, saya jadinya diterima di jurusan bahasa Inggris di IKIP Negeri Semarang dengan tanpa tes. Senang keterima di perguruan tinggi pilihan, tapi tidak dengan jurusannya. He he he. Tapi ya sudah, diikuti saja. Toh, bisa belajar bahasa internasional, bahasa Inggris.
Baca Juga:
2. Bisa berkomunikasi dengan orang asing
Bisa belajar bahasa Inggris berarti bisa berkomunikasi dengan orang asing. Ini pernah saya lakukan waktu saya kuliah. Saat itu saya pergi ke Pantai Teleng, Pacitan bersama kedua teman saya. Di Pacitan tersebut saya bertemu dengan turis dari Belanda dan Jerman. Nah, di sanalah saya mempraktikkan ilmu dan pengetahuan dari kampus.
Sebenarnya, orang Belanda lebih suka bicara dengan bahasanya sendiri, bukan bahasa orang Inggris. Mereka memiliki kebanggaan dengan bahasanya sendiri. Beda dengan kita yang sok bisa bahasa Inggris dan sedikit-sedikit omong pakai bahasa Inggris yang dicampur aduk dengan bahasa Indonesia.
Komunikasi dengan orang asing dilakukan juga di kampus. Sebab saya memiliki dosen bahasa Inggris yang disebut native speaker atau penutur asli. Dosen asing pertama saya berasal dari Kanada dan yang kedua dari Australia. Desen asing akan berbicara bahasa Inggris sepanjang waktu dan tidak mau berbicara dengan mahasiswanya pakai bahasa Indonesia. Padahal bahasa Indonesianya fasih banget. Kok gitu ya?
Setelah saya tanya sana-sini ternyata, dosen itu mengajarkan berlajar bahasa Inggris sebagai suatu habit atau kebiasaan. Biar mahasiswa Indonesia yang berlajar bahasa asing terbiasa dan mau berbicara bahasa Inggris sekaligus mempraktikkan ilmu yang diperoleh.
3. Bisa menjadi guru dan pendidik di lembaga pendidikan
Kuliah di kependidikan enak, sebab mendapatkan ijasah dan akta mengajar. Jika tidak mengajar, aktanya tidak digunakan. Apalagi lulusan jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Banyak lulusan pendidikan bahasa Inggris yang menjadi guru. Hampir teman sekelas saya yang menjadi guru dan dosen. Hampir 80 persen. Sementara yang 20 persen bekerja di sektor swasta dan tidak menjadi guru. Ada teman yang bekerja di kedutaan di luar negeri. Kok bisa? Ya karena mereka mampu berbicara bahasa Inggris. Enak kan kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Baca Juga:
4. Kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris, bisa menjadi PNS
Ini yang jadi idaman banyak orang. Lihat saja berapa banyak pendaftar lowongan CPNS. Ribuan orang mendaftar dan hanya ada beberapa formasi saja. Sungguh sulit untuk menjadi seorang PNS. Sehingga banyak orang melakukan tindakan yang kurang terpuji dengan menyogok. Karena itu pula banyak kasus penipuan dengan nominal ratusan juta yang disebabkan iming-iming menjadi PNS.
Kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris membuka peluang menjadi PNS dengan menjadi dosen dan guru. Teman sekelas saya hampir 80 persen menjadi guru PNS dan beberapa yang di sekolah swasta. Ada juga yang jadi dosen di perguruan tinggi negeri dan swasta. Intinya lulusan di jurusan ini berpeluang menjadi guru PNS besar sekali.
5. Belajar menulis menggunakan bahasa asing
Kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris, membuat kita belajar menulis. Ini disebabkan adanya mata kuliah menulis (writing) sebanyak lima semester. Pengalaman saya belajar menulis dimulai sejak semester 1 dan diajar dosen yang terkenal galak dan sangat teliti. Salah sedikit saja tahu dan jadi dosen pembimbing skripsi saya.
Terkait pengalaman mata kuliah menulis ini, seorang teman saya menuliskan diksi yang salah untuk tulisannya. Maksudnya ingin menjelaskan tegangan pada listrik (voltage), namun teman saya justru menuliskan tegangan (erection). Jadinya, ya geer. Teman-teman pada tertawa semua. Padahal belum tentu tulisannya benar. Bisa jadi malah banyak salahnya.
Namun, praktik menulis tersebut benar-benar membantu saya untuk menulis skripsi di kemudian hari. Bahkan saat ini saya masih belajar menulis puisi dalam bahasa Inggris dengan memanfaatkan pengalaman waktu kuliah writing (menulis).
Demikian, suka bahagianya kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris. Semoga membantu adik-adik saya yang ingin kuliah di jurusan yang sama dengan saya. Nuwun.
Baca Juga: 6 Kampung Inggris di Indonesia, Where Did You Learn English?
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.