LIngkungan

5 Fakta Menarik Tentang Dugong, Si Lambat Yang Terancam Punah!

Dugong, siapa yang tidak mengenal hewan laut ini? Dugong lebih familiar dikenal sebagai ikan duyung.

Dugong adalah satu-satunya mamalia laut herbivora atau pemakan dedaunan. Hewan ini termasuk dalam ordo Sirenia, bersama dengan manatee, dan memiliki hubungan dekat dengan gajah.

Berikut beberapa fakta menarik tentang dugong, salah satu hewan laut pemakan tumbuhan.

1. Dugong bukan putri duyung

Dugong atau duyung sangat sering diasosiasikan dengan dongeng atau legenda tentang putri duyung (mermaid), yang biasanya ditampilkan sebagai sosok manusia setengah ikan dengan kepala gadis cantik berambut panjang sampai pada bagian pinggang dan bagian bawahnya berupa ikan sampai ke ekor.

Demikian lekatnya cerita tentang keduanya hingga orang sering salah pengertian. Setiap ada berita tentang hewan dugong tertangkap orang lalu mengharapkan dapat melihat wujud wanita setengah ikan. Padahal keduanya sangat berbeda. Dugong ada di dunia nyata, sedangkan putri duyung ada dalam dunia dongeng atau legenda.

Baca Juga:

2. Dugong bukanlah ikan

Walaupun hidup di laut, namun dugong bukanlah sebangsa ikan, tetapi satu dari 35 satwa mamalia laut di dunia.

Seperti paus, duyung merupakan mamalia laut karena bernafas dengan paru-paru, sehingga perlu mencapai permukaan air setiap enam menit untuk bernapas menghirup oksigen, dengan ekor datar dan sirip seperti ikan paus, tapi kekerabatannya lebih dekat dengan seekor gajah. Dugong telah berevolusi 50 sampai 60 juta tahun yang lalu, ketika seekor gajah purba masuk ke dalam air.

3. Dugong adalah vegetarian sejati

Dugong hanya makan rumput laut. Dugong bisa makan sampai 88 pon rumput laut setiap hari. Oleh karena itu habitat dugong adalah di padang lamun (padang rumput laut) yang umumnya berada di perairan dangkal, bisa hidup sendiri, berpasangan atau dalam kelompok yang lebih besar atau dalam formasi induk dengan anak.

Saat di kelompok, dugong menggunakan berbagai suara untuk berkomunikasi. Paling sering mereka menggunakan gonggongan, kicau (squeaks and trills).

4. Dugong tersebar di seluruh Indonesia dan terancam punah

Dugong tersebar mulai dari ujung Indonesia bagian barat (Aceh) hingga timur Indonesia (Papua). Populasi tertingginya diperkirakan ada di perairan Ekoregion Arafura (kurang dari 200 ekor), Ekoregion Papua (kurang dari 100 ekor), serta Ekoregion Lesser Sunda, Ekoregion Paparan Sunda, dan Ekoregion Selat Makasar yang masing-masing kurang dari 100 ekor.

Sementara, untuk ekoregion lainnya terpantau dalam populasi yang lebih kecil. Dugong telah ditetapkan sebagai satwa laut dilindungi dengan UU No.5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, dan UU No.31/2004 tentang Perikanan, serta PP No. 7/1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memasukkan dugong sebagai satu dari 20 spesies prioritas.

Baca Juga:

5. Dugong lambat bereproduksi

Nah fakta terakhir mengenai dugong adalah dugong memiliki reproduksi yang lambat. Dugong membutuhkan waktu 9-15 tahun untuk menjadi dewasa dan memerlukan waktu 14 bulan untuk melahirkan satu individu baru setiap 3 – 7 tahun sekali.

Keterikatan antara induk dan anakannya sangat kuat. Induk dugong membantu anaknya mencapai permukaan air untuk napas pertamanya. Anak dugong biasanya hidup bersama induknya sampai usia 18 bulan.

Itu dia beberapa fakta menarik tentang dugong yang kehidupannya terancam punah, Semoga bermanfaat.

Baca Juga: 9 Fakta Unik Burung Cendrawasih, Hewan Surga Khas Papua

Fransisca Dewi

Doyan traveling, dan kuliner

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button