10 Fakta Menarik Tentang Perayaan Imlek, Bukan Sekedar Pesta Tahun Baru!
Perayaan Tahun Baru Imlek secara tradisi telah diperingati masyarakat Tionghoa seluruh dunia sejak ribuan tahun lalu. Berdasarkan sejarah, Imlek dirayakan pertama kali di Tiongkok pada 4699 oleh raja pertama Huang Ti.
Secara tradisi, penyambutan Imlek diisi dengan aktivitas mendandani rumah dan dirinya sendiri dengan pakaian baru, membuat aneka macam kue, membersihkan rumah dan tempat ibadah, menyiapkan angpau dan lain sebagainya. Semua itu dilakukan agar ke depannya, tahun baru dapat mengubah segalanya menjadi baru.
Perayaan Tahun Baru Imlek dimulai di hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan hari raya Cap Go Meh atau Yuan Xiaojie dalam bahasa Tionghoa. Hari raya tradisional Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada malam itu, rakyat Tiongkok memunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni.
Nah, yang menarik dari tahun baru Imlek, ternyata juga diikuti oleh mitos dan tradisi seputaran perayaan Imlek. Berikut beberapa fakta menarik tentang perayaan Imlek yang jarang diketahui.
1. Identik dengan warna merah
Dalam setiap kali perayaan Imlek, salah satu warna paling identik adalah merah. Warna merah bagi masyarakat Tionghoa mencerminkan kegembiraan dan dalam memulai sesuatu yang baru sangat diyakini akan menghasilkan sesuatu yang positif jika dimulai dengan perasaan gembira.
Baca Juga:
2. Perayaan Imlek tidak memiliki tanggal tetap
Perayaan tahun baru Imlek atau tahun baru China mengalami perubahan tanggal di setiap tahunnya. Laman China Highlights menjelaskan bahwa perubahan ini didasarkan dari perhitungan pada kalender bulan China. Biasanya Imlek jatuh pada pertengahan Januari hingga Februari.
3. Imlek dirayakan selama 15 hari
Perayaan Imlek tidak hanya berlangsung satu hari, tetapi selama dua minggu. Hari Imlek dimulai sejak hari pertama bulan pertama kalender Lunar dan berakhir hingga hari kelima belas atau yang biasa dikenal dengan Cap Go Meh. Selama periode ini, masyarakat Tionghoa mengisi Imlek dengan beribadah, saling mengunjungi rumah saudara, memberikan angpao, makan bersama, menyaksikan pertunjukan, dan sebagainya.
4. Tradisi membagikan angpau
Saat Perayaan Imlek, bagi-bagi angpau pasti jadi hal yang paling ditunggu-tunggu. Angpau merupakan sebuah amplop merah berisi sejumlah uang, yang biasanya diberikan kepada anak-anak atau orang yang belum menikah dan tidak memiliki pekerjaan.
Menurut legenda, memberikan angpau kepada anak-anak atau orang yang belum menikah, dapat melindungi mereka dari iblis bernama “ Sui”, yang sering berkunjung pada malam Tahun Baru Imlek.
Ada aturan dalam memberikan angpau lho. Isi angpau tidak boleh mengandung angka 4 di dalamnya, seperti Rp40 ribu, Rp400 ribu, Rp4 juta, dan seterusnya, karena bisa mendatangkan keburukan. Sebaliknya, agar dapat mendatangkan keberuntungan, lebih baik memberikan angpau dengan angka 8, seperti Rp80 ribu, Rp800 ribu, Rp8 juta, dan seterusnya.
5. Mitos munculnya Monster Nian
Dalam mitologi China ada monster Nian yang meneror penduduk desa dengan memakan tanaman, ternak, hingga anak-anak. Monster tersebut digambarkan sebagai makhluk setengah banteng dan kepalanya mirip singa. Sehingga, banyak orang bersembunyi di dalam rumah agar tidak menjadi santapan Nian.
Meski dikenal sebagai binatang buas dan berbahaya, tapi Nian takut dengan tiga hal seperti kebisingan, warna merah, dan api. Sehingga penduduk desa dapat mengalahkannya dan sejak saat itu juga setiap imlek penuh dengan warna merah sebagai pembawa keberuntungan.
6. Larangan menyapu, mencuci, keramas dan membuang sampah saat perayaan Imlek
Menyapu, mencuci, keramas, dan membuang sampah dari rumah pada saat perayaan Imlek tidak boleh dilakukan oleh orang orang yang merayakannya.
Hal tersebut dipercaya akan membuang keberuntungan dan rejeki di tahun baru. Sehingga biasanya orang-orang akan disarankan untuk melakukan hal tersebut sebelum merayakan Imlek.
Baca Juga:
7. Simbol Shio dan elemen setiap tahun
Berdasarkan penanggalan Lunar, setiap tahun memiliki ikon shio dan elemen yang berbeda. Shio adalah simbol-simbol hewan dalam sistem astrologi Tiongkok. Dalam satu putaran shio, terdapat 12 simbol hewan, yakni tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi.
Selain hewan zodiak, elemen tertentu juga terkait dengan setiap tahun, yaitu kayu, api, tanah, logam, dan air.
8. Gong Xi Fa Cai bukan berarti Selamat Tahun Baru Imlek
Salah satu ucapan yang identik dengan Imlek adalah ‘Gong Xi Fa Cai’. Banyak yang menyangka bahwa ucapan ini berarti “Selamat Tahun Baru Imlek”. Namun, arti sesungguhnya dari ucapan ini adalah “Selamat Tambah Makmur” atau “Selamat Menjadi Kaya”. Itu sebabnya, “Gong Xi Fa Cai” juga dimaknai sebagai doa dan harapan.
9. Identik dengan mudik
Masyarakat di Cina juga merayakan Imlek dengan pulang kampung atau mudik. Hal ini dilakukan agar bisa merayakan tahun baru Imlek bersama keluarganya, seraya melakukan tradisi-tradisi khas Imlek yang beberapa juga dilakukan oleh masyarakat Tionghoa di Indonesia.
Di China, kebanyakan orang tua lanjut usia tinggal di pedesaan sementara anak-anak mereka bekerja di kota. Migrasi kembali ke rumah dan pergi berlibur ini disebut chunyun atau Migrasi Musim Semi.
Baca Juga:
10. Membakar imitasi uang dan emas batangan untuk menghormati leluhur
Di tengah kemeriahan dan gegap gempita menyambut Imlek, masyarakat Konghucu juga melakukan ibadah dan ritual selama Imlek. Salah satunya adalah untuk menghormati para leluhur yang sudah mendahului mereka.
Tidak hanya dengan hio dupa, orang-orang juga akan membakar uang mainan atau kertas emas yang dibuat seperti emas batangan untuk dibakar. Kepercayaan ini merupakan bentuk doa bagi para leluhur untuk keberuntungan dan kemakmuran nenek moyang di akhirat.
Kepercayaan ini juga disebut sebagai uang arwah yang juga sudah menjadi ritual yang dilakukan selama ribuan tahun dan turun-menurun. Aktivitas ini juga berarti anggota keluarga yang masih hidup mengikhlaskan kepergian para leluhur ini agar tenang di alam baka.
Itulah beberapa tradisi dan fakta menarik Imlek yang sangat beragam dan kaya akan budaya. Perayaan Imlek juga biasanya ditutup dengan pesta lampion dan kembang api sebagai bentuk perlawanan terhadap energi jahat dengan cahaya terang.
Baca Juga: 12 Makanan Khas Imlek di Indonesia, Penuh Dengan Makna di Dalamnya