CerpenSastra

Tumbal Perjanjian

Sore itu hujan deras berpetir. Petir dan halilintar yang terjadi sangat mengerikan. Dan setiap kali di daerah rumahku terjadi hujan lebat apalagi disertai petir, maka listrik dikawasan rumah kami akan dipadamkan. Waktunya tergantung peristiwa yang terjadi. Bisa beberapa jam, bisa pula seharian. Ada satu keanehan yang terjadi setiap kali hujan deras berpetir terjadi disini. Rumah tetangga di depan rumahku yang berjarak satu rumah dari rumah di depan rumah ini selalu terlihat seperti ada awan hitam tepat berada diatas atap rumah mereka.

Tetangga itu adalah seorang pedagang makanan kecil semacam bakso dan sejenisnya. Aku tak sengaja melihatnya pertama kali itu terjadi. Awalnya hanya merasa karena cuaca yang memang pada saat itu hujan deras disertai petir dan halilintar.

Namun, setelah beberapa kali hujan, selalu terlihat awan hitam itu tepat berada diatas rumah tetangga itu. Akhirnya diri ini menjadi penasaran. Diam diam mencoba mengintip ke dalam rumah tetangga itu ketika hal itu terjadi. Dengan memakai jas hujan dan membawa sebuah hape, berniat untuk merekam atau mendokumentasikan apa yang akan ku lihat di dalam rumah mereka.

Dibawah derasnya hujan yang sesekali berpetir, aku memberanikan diri memasuki halaman rumahnya yang kebetulan hanya berpagar tumbuhan daun setinggi lutut saja itu. Aku melangkahkan kaki mendekati rumah tetangga itu yang aku tahu hanya berisikan sepasang suami istri yang ketiga anaknya sudah meninggal semua dengan alasan yang tidak terlalu jelas.

Seperti sebuah misteri, tetanggaku itu dikenal masyarakat di lingkungan rumah kami adalah sepasang suami istri yang dulunya pernah mempunyai tiga orang anak. Anak pertamanya sudah seusiaku, duduk di bangku kuliah semester empat. Namun tiba-tiba disuatu malam anak itu tiba-tiba mengalami kesulitan bernafas parah dan akhirnya meninggal dunia.

Anak kedua mereka seorang perempuan yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas kelas dua. Atau yang sekarang disebut sebagai kelas sebelas SMA. Pada suatu hari, masih secara tiba-tiba ketika pulang sekolah sesampainya dirumah anak itu mengalami kesulitan bernafas juga seperti yang dialami kakak pertamanya. Sempat bertahan beberapa hari sampai akhirnya mengalami batuk yang hebat dan muntah darah. Tak berapa lama berselang setelah muntah darah, anak itu pun akhirnya meninggal.

Pun anak ketiga juga mengalami hal yang tak kalah membingungkan. Anak ketiga mereka adalah anak laki-laki yang berusia dua belas tahun. Saat itu masih dalam kegiatan PPDB disekolah adikku dan anak ketiga mereka di daftarkan masuk ke sekolah yang sama dengan sekolah adikku. Karena pulang ke wilayah yang sama, anak tetanggaku dan adikku pulang bersama setelah mendaftarkan diri di sekolah mereka.

Sebelum tiba dirumah, mereka berdua pergi mencari makan, jajan disebuah warung bakso di ujung jalan sebelum masuk komplek perumahan. Setiba di warung bakso, adikku seperti melihat ada sesosok bayangan hitam yang selalu mengikuti anak tetangga itu. Sehingga itu mempengaruhi fisik si anak tetangga itu yang terlihat dimata adikku seperti dihisap energinya dan membuat anak tetangga itu menjadi lemas dan lesu.

Setelah pesanan makanan datang, adikku sempat ingin bertanya kepada anak tetangga itu apakah dia tidak merasakan hal aneh di tubuhnya. Tapi anak itu hanya merasa kurang sehat saja sehingga adikku merasa tidak perlu terlalu khawatir. Tetapi saat mereka menyantap makanan, belum sempat makanan masuk ke mulutnya, anak tetangga itu tiba-tiba terjatuh lemas tak berdaya. Adikku segera memanggil semua orang untuk membantunya. Anehnya ketika anak tetangga itu diangkat oleh warga, anak itu telah dinyatakan tiada alias sudah tidak bernyawa lagi.

Mereka semua shock dan bertanya-tanya mengapa hal itu terjadi berulang kali pada anak-anaknya tetanggaku itu. Sampai akhirnya ada isu yang mengatakan bahwa mereka telah menumbalkan ketiga anaknya supaya dagangan mereka laris dan mempunyai kekayaan yang banyak. Tapi semua itu ditepis tetanggaku karena memang semua orang yang menuduh tidak punya bukti dan alasan meninggal semua anaknya adalah karena alasan medis yaitu kesehatan yang memang tidak baik.

Untuk itulah rasa penasaranku muncul ketika aku melihat ada awan hitam yang selalu muncul diatas rumah tetangga itu setiap kali hujan turun. Dan kini aku sedang berusaha mencari tau tentang kebenaran itu. Setelah mendekat lebih dalam ke salah satu ruangan disebelah dalam kiri rumah megah itu, aku melihat sebuah cahaya dari balik hembusan angin disalah satu gorden diruangan itu. Tak sengaja pula mendengar suara sepasang suami istri yang sepertinya sedang bingung mencari orang untuk digantikan pada acara malam ini.

Entah apa maksudnya aku tidak terlalu peduli. Ketika tiba-tiba sebuah petir menyambar tepat disebelahku, sepasang suami istri itu kaget dan melihat kearahku karena terkejut melihat dan mendengar teriakanku dari luar. Segera mereka keluar dan menemuiku. Menarik paksa tanganku masuk kedalam sebuah ruangan gelap yang hanya ada penerangan dua buah lilin merah besar.

Si suami mencengkeram erat lenganku. Aku berontak, dan terlepas dari cengkraman si suami kemudian berlari mencari jalan keluar dari rumah itu. Namun semua pintu tertutup rapat. Aku terus mencoba semuanya untuk menghalangi mereka yang ingin menangkap dan mengejarku. Ketika mencoba menuruni sebuah tangga menuju ke lantai bawah rumah itu, aku dikejutkan oleh si istri yang tiba-tiba sudah berada di depan dan aku tertangkap olehnya. Kami saling bergulat hebat sehingga membuat banyak luka ditubuh masing-masing.

“Heh, kau benar-benar membuatku sangat repot anak muda. Aku sangat marah sekarang.” Sang istri mengeram dengan bengis. Kemudian, dengan tertatih, ia memanggil suaminya dan segera menutup pintu ruangan ini ketika suami sudah masuk dengan membawa sebuah kotak putih.

“Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, cepat buka kotak itu, pa. Biarkan dia yang menangani langsung bocah merepotkan itu sendiri” pinta si istri pada suaminya yang kemudian membuka kotak dekil berwarna putih itu.

Aku sangat terkejut melihat apa yang keluar dari dalam kotak itu. Sesosok makhluk menyeramkan yang besar dan berbau sangat amis muncul dan berdiri tepat di depanku. Suami istri itu tersenyum dan saling menoleh kemudian keduanya mengangguk setelah melihatku.

Aku yang berusaha melarikan diri dan ingin berteriak tiba-tiba merasa kaku dan tak bisa bergerak. Tubuhku seolah beku dan mulutku terkunci. Aku hanya bisa berteriak dalam hati meminta pertolongan tapi tak berdaya. Seketika makhluk menyeramkan itu seperti mencium kepalaku dan aku merasakan semua energi hidupku dihisap dan di tarik secara paksa sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa pada seluruh tubuh ini. Setelah lemas tak berdaya, aku terbaring dilantai dingin rumah tetanggaku.

Sebelum aku menutup mata, aku mendengar mereka bercakap cakap, sambil menunduk melihatku yang sudah hampir tak bernyawa, si istri tersenyum padaku seraya berkata “terima kasih ya, kami tidak perlu repot mencari tumbal kali ini karena kamu sukarela datang kesini. Walaupun kau cukup merepotkan. Jangan khawatirkan ayah ibumu, mereka akan senang anaknya yang menjadi tumbal kali ini karena mereka juga mendapatkan apa yang kami dapatkan dengan perjanjian yang kami buat untuk hidup dan masa depan kami semua. Lagipula, kalian semua bukanlah anak kandung kami, sayang. Kalian semua adalah anak angkat yang sengaja kami ambil untuk kami jadikan tumbal.” Si istri seperti mau menceritakan semuanya karena tau aku sebentar lagi akan mati.

Kemudian keduanya berbicara untuk segera mencari dan mengadopsi anak lainnya dari panti asuhan atau dari orang tua yang tak ingin anaknya hidup. Seperti anak yang lahir dari perbuatan haram atau anak yang sengaja dibuang oleh orang tuanya di panti asuhan.

Sebelum menutup mataku yang terakhir kalinya, dengan sisa tenaga yang aku punya, aku mengambil sehelai rambut dari si istri yang sempat tertarik waktu pergulatan tadi yang sekarang masih berada di sela-sela jari tanganku dan memasukkannya kedalam mulut untuk ku telan. Agar perjanjian yang mereka buat dengan makhluk jahanam mereka berhenti di istri si tetangga karena bagian dari salah satu anggota tubuhnya sudah tertelan oleh orang yang sudah mati.

***

Baca Juga: Ayah dan Ultraman

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button