Penyelenggaran Hari Raya Iduladha tahun ini nampaknya agak sedikit probelmatik. Hal itu karena penetapan jauhnya yang berbeda. Jika pada tahun-tahun sebelumnya Idulfitri yang menjadi sorotan, kini berbalik. Penetapan Iduladha sendiri memiliki dua versi; Pemerintah, dan Muhammadiyah. Pada versi pemerintah dilaman kemenag.go.id yang menetapkan Iduladha jatuh pada hari Minggu, 10 Juli 2022, acuan tersebut diambil karena 1 Dzulhijjah yang jatuh pada tanggal 1 Juli 2022.
Sementara Muhammadiyah menetapkan 10 Zulhijah 1443 Hijriah atau Hari Raya Iduladha jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022. Ketetapan ini dituangkan dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah. Penentuan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarijh dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Terlepas dari problematika tersebut, masyarakat muslim diseluruh dunia tentunya sangat senang dan antusias menyambut perayaan tahunan ini. Pada bulan ini, umat muslim melakukan rrangkain ibadah lain, seperti puasa sunnah; tarwiyah dan arafah, kemudian solat iduladha, dan diakhiri dengan kurban.
Solat Iduladha sendiri mempunyai hukum sunnah muakkad, yang berarti sunnah yang sangat dianjurkan pelaksanaannya dan juga dilakukan secara berjamaah. Waktu pelaksanaan solat dilakukan setelah matahari naik setinggi tombak, yaitu sekitar 15 sampai 20 menit sesudah terbitnya matahari. Sebelum melakukan Iduladha ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Sunnah Sebelum Iduladha
Melakukan hal sunnah tentunya menjadi hal yang menyenangkan dilakukan. Dalam Iduladha juga berlaku demikian.
Pertama, mengumandangkan takbir pada masjid-masjid, musala, surau, dan rumah-rumah sejak malam sebelum hari raya dari terbenam matahari sampai dengan imam naik untuk khutbah solat Id.
Kedua, mandi dan berwangi-wangian.
Ketiga, memakai pakaian terbaik, bersih dan suci tentunya jika memakai yang berwarna putih bagi laki-laki sedang perempua bisa memakai pakain atau alat solat sehari-hari.
Keempat, ketika hendak ke masjid atau pun tempat pelaksanaan diutamakan berjalan kaki, kecuali bagi yang berumur, disabilitas, dan tempat yang jauh.
Kelima, disunnahkan makan setelah melaksanakan solat Id.
Niat Salat Id
Sedikit perbedaan teknis pelaksaanan salat ini dengan yang lain, yaitu tidak didahului dengan adzan maupun iqamah. Adapun lafal niat sholat Iduladha dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut:
 ‘Usalli sunnatan li’idil adha (makmum/imam) rak’atayni lillahi ta’ala’
Artinya,
“Aku niat melaksanakan sholat sunnah Iduladha (sebagai makmum/imam) karena Allah Ta‘ala.”
Tata Cara Salat Iduladha
Pada laman Kemenag Kepri, hukum sholat Iduladha adalah sholat sunah dua rakaat yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam saat Iduladha. Sebelum sholat, disunahkan untuk memperbanyak bacaan takbir, tahmid, dan tasbih. Sebelum melaksanakan solat dianjurkan untuk sunnah qobliyah dan ba’diyah. Sholat dimulai dengan menyeru “Ash-sholaatu jaami‘ah”, tanpa azan dan iqomat. Berikut tata cara solat Iduladha.
- Niat salat.
- Takbiratul Ihram.
- Takbir zawa-id sebanyak 7 kali dan setelah takbir membaca zikir pujian kepada Allah.
- Membaca surat Al-Fatihah dan surat lain.
- Ruku’.
- I’tidal.
- Sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud.
- Bangkit dan bertakbir zawa-id sebanyak 5 kali dan membaca zikir pujian kepada Allah.
- Ruku’.
- I’tidal.
- Sujud.
- Duduk di antara dua sujud.
- Sujud.
- Duduk tasyahud.
- Sujud.
- Tertib
Bacaan zikir pujian tersebut ialah.
‘Subhanallah, walhamdulillah, wala ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wala quwwata illa billahil ‘aliyyil azhîm’
Makna Iduladha
Hari raya Iduladha biasa disebut juga sebagai hari raya kurban. Pada 10 Dzulhijah, dimulai sunah penyembelihan hewan kurban. Namun, bisa juga dilakukan pada tiga hari tasyrik 11-13 Dzulhijah. Perintah kurban berawal dari kisah keteguhan Nabi Ibrahim AS ketika menerma perintah dari Allah SAW untuk menyembelih anak kesayangannya, Ismail. Karena ketaatannya kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim tetap melaksanakan perintah itu, kendati menyalahi kasih sayang seorang ayah kepada putranya. Atas kemurahan Allah SWT, penyembelihan Nabi Ismail kemudian dibatalkan dan diganti dengan kurban kambing. Perihal ibadah kurban tercantum pada firman Allah SWT dalam surah Al Hajj:
“Dan bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan [kurban], agar mereka menyebut nama Allah atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah [Muhammad] kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh [kepada Allah],”
(Q.S. Al-Hajj [22]: 34).
Baca Juga: 7 Amalan Sunah Saat Idul Adha, Jangan Sampai Terlewat!