KAN KUJADIKAN
Terpendam laraku begitu lama
Terdampar tubuhku di ujung nestapa
Semenjak kau tinggalkan kenangan kita
Menghilang bersama harumnya cinta
Kini kucoba membangkitkan prana
Mengobati luka yang mencintaiku
Menjadikan batinku memiliki arti
Untuk memulai jejak langkah baru
Namun suatu waktu engkau kan menyadari
Bahwa goresan ini masih terpatri
Tertulis kuat tanpa memiliki rasa
Akan tetap terbenam dalam ingatan kita
Kan kujadikan jemariku sebagai pena
Kan kujadikan darahku sebagai tintanya
Kan kutuliskan seluruh isi hatiku
Bahwa dulu aku mencintaimu
GURUKU
Masih terngiang kata bijakmu
Masing teringat pesan-pesanmu
Bukan tertulis dalam catatan maya
Buka tertulis dalam lembaran senja
Namun tertancap kuat dalam ingatanku
Dalam batinku
Menuntunku dalam kegalauan kehidupan
Yang aku buat sendiri
Aku jejakkan kakiku di rumah mungilmu
Rumah yang penuh keberkahan
Rumah yang membuat betah setiap insan
Rumah yang atapnya dari rumbai-rumbai kehidupan
Rumah yang dibangun dengan do’a dan air mata
Agar setiap yang hadir di dalamnya mendapatkan kedamaian
Aku bersyukur mengenalmu
Aku bersyukur mencium tanganmu
Semoga engkau tertidur bagaikan pengantin
Wahai Guruku
Baca Juga: MENGHARAP CINTA HADIR
WARNA DUNIA
Dahulu,
Aku merasa paling baik dari mereka
Aku lupakan noda-nodaku lebih tebal dari mereka
Menjejakkan kaki saja merasa risih, jijik
Berjinjit seolah tanah becek itu adalah kotoran
Berjinjit seolah mereka semua bukan manusia
Terdengar bisikan menghajarku
Menamparku
Mengingatkan siapa aku
Mengingatkan betapa kerdilnya aku
Tak ada apa-apanya
Bahkan mungkin jika dibandingkan dengan semut hitam
Aku mulai membuka lebar-lebar mataku
Aku mulai memberanikan diri melawan egoku
Aku mulai mendengarkan bahasa tubuh mereka
Aku mulai memasuki halaman mereka
Aku menyadari
Inilah warna dunia
AMARAH
Pintu itu menjadi korban
Kaca itu juga menjadi korban
Tembok itu pun menjadi korban
Mereka tidak tahu-menahu
Hanya korban nafsu durjana
Memang saat itu aku tak mampu membendung
Memang saat itu aku tak mampu melihat
Bukan karena gulita
Juga bukan karena aku buta
Tapi karena mataku tertutup
Ya, mataku telah tertutup
Telingaku tak mampu mendengar
Aku tak mampu melihat kebenaran
Namun aku teringat akan suatu nasehat
Kembalilah segera kepada-Nya
Sebelum terlambat
Baca Juga: SURAT CINTA BUAT NOVIA
BEDA
Hancur sudah istana rasaku
Cinta yang pernah ada, kini tiada
Kisah yang pernah bermula harus berakhir
Di sini
Sudahlah!
Jalan kita memang beda
Memang salahku pernah mempermainkan waktu
Mengharapkan tanpa tahu apakah kamu mau
Merindu tanpa tahu apakah kamupun rindu
Menunggu tanpa tahu apakah kamu kembali
Sudahlah!
Januari telah kembali, aku harus pergi
Menata hidup dan impian yang tertunda
Kembali pada Ilahi, yang sempat terlupakan
Oleh nafsu duniawi
Baca Juga: INGIN WALAU
Mantap bapak kepala sekolah. Lanjutkan.
Siap bunda