Di era digital dengan generasi gen Z yang hidup serba modern dan canggih, tuntutan ekspektasi hidup dari diri sendiri, keluarga dan orang lain cukup tinggi. Kamu pernah gak merasa stres dan uring-uringan dan akhirnya jadi frustasi karena tuntunan tersebut?
Hampir semua pernah berada dalam fase itu. Kebanyakan dari kita juga mencari pengalihan untuk bisa menghindari keadaan seperti itu. Kita berusaha mencari rasa “bahagia” yang cuma sebentar aja seperti traveling, shopping, nonton, camping, atau aktivitas lainnya yang berasal dari eksternal. Padahal, kebahagiaan, rasa suka cita ada di dalam diri sendiri. Perasaan bahagia kita yang menciptakan bukan orang lain. Kita bahagia atau sedih kitalah yang memilih.
Baca Juga: Kenali Kepribadianmu Melalui Tes MBTI
Dalam proses menuju bahagia kita memang akan menjumpai sampah-sampah batin yang tidak menyenangkan seperti marah, kecewa, luka batin, dendam, iri hati, ketakutan dan perasaan negatif lainnya. Saat menemui hal itu, sebaiknya kita tidak terlarut, kita harus bisa mengubahnya menjadi perasaan suka cita. Bagaimana cara mengubahnya?
1. Menyadari
Kita perlu menyadari bahwa di dalam hati kita masih menyimpan perasaan negatif yang menjadi sampah batin kita. Hanya menyadari tanpa harus menghakimi apalagi menyalahkan diri sendiri dan orang lain.
2. Mengakui
Kita mengakui bahwa benar kita masih merasa kecewa, marah, sakit hati, luka, dan lain sebagainya. Proses mengakui ini penting karena sering ego kita menyangkal kenyataan yang justru itu akan membuat proses melepaskan emosi negatif tidak maksimal dan sampah masih tersisa.
3. Menerima
Kita perlu menerima kehadiran emosi atau perasaan negatif tersebut sebagai sesuatu proses alamiah dan proses pembelajaran dalam hidup sebagai manusia. Ketika proses penerimaan ini dilakukan dengan sepenuh hati dengan niat yang penuh maka secara otomatis proses melepaskan lebih mudah.
4. Melepaskan
Tahapan melepaskan ini yang perlu dilakukan dengan niat penuh karena terkadang sebagai manusia bawah sadarnya masih ingin menggenggam dan memiliki. Niatkan pada diri sendiri untuk melepaskan sampah batin agar hati kita menjadi lebih tenang dan bahagia, sehingga batin kita sehat. Bukan cuma fisik yang harus sehat tapi batin juga harus sehat dan itu sangat penting.
5. Memaafkan
Memaafkan juga salah satu kunci untuk bisa membebaskan diri dari beban sampah batin. Memaafkan dilakukan baik secara lisan dan batin. Memaafkan secara batin terutama kepada diri sendiri baru kemudian orang lain.
Niatkan dalam hati untuk memaafkan diri sendiri karena sudah lalai mengizinkan emosi dan perasaan negatif memenuhi batin. Sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan menjadi sampah batin karena emosi tersebut ada di batin kita. Oleh karena itu, perlu kesadaran penuh untuk mengetahuinya.
6. Ucapkan Terima Kasih
Ucapkan terima kasih pada diri sendiri untuk semua emosi yang pernah singgah di batin kita. Karena mereka ada, kita belajar memahami diri dan mengantarkan kita bertemu dengan rasa lega, syukur, dan sukacita. Terima kasih untuk pengalaman batin dan pembelajarannya.
Praktiknya dilakukan secara sederhana yaitu dengan duduk diam saja sudah cukup. Tidak perlu jauh-jauh untuk mencari bahagia, sangat dekat sekali dengan kita. Tidak bergantung dengan orang lain, semuanya tergantung kita.
Kita yang menciptakan, kita bisa bahagia asalkan mau memilihnya. Hati yang damai dan juga penuh suka cita sangat mudah menarik hal-hal yang menyenangkan bahkan keberuntungan dan juga rezeki yang berlimpah. Yuk rajin buang sampah batin setiap hari!
Baca Juga: 7 Bahaya Silent Treatment, Penyiksaan Emosional Yang Tidak Kita Sadari!
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.