Makna dan Filosofi 17 Motif Batik Klasik Nusantara, Banyak Nilai Luhur Tentang Kehidupan

Batik adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat berharga dan sudah menjadi identitas bangsa ini. Pemerintah Indonesia bahkan telah menetapkan satu hari khusus sebagai Hari Batik Nasional, yakni 2 Oktober.
Ditetapkannya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional bukannya tanpa alasan. Penetapan tersebut didasarkan pada tanggal diakuinya batik sebagai warisan budaya tak benda oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tahun 2009.
Berikut ini adalah filosofi berbagai motif batik klasik yang populer di Indonesia, dengan nilai-nilai hidup yang terkandung di dalamnya.
1. Batik Sida Luhur
Banyak ragam motif batik yang mengunakan kata sida (bahasa Jawa), yang dibaca sido. Kata sida berarti jadi, menjadi, atau terlaksana. Motif batik yang berawalan sida memiliki filosofi agar apa yang menjadi harapan bisa tercapai.
Motif batik sida luhur membawa harapan agar seseorang mencapai keluhuran dalam hidup, baik secara materi yang bersifat jasmani atau duniawi seperti jabatan, pangkat, dan derajat maupun hal-hal non materi yang bersifat rohani yang melengkapi kebahagiaan hidup manusia.
- Menelusuri Kampung Batik Laweyan Solo, Banyak Spot Foto Instagramable!September 5, 2025
Baca Juga:
2. Batik Sida Asih
Makna dari motif sida asih adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi atau cinta kasih terhadap sesama manusia dan lingkungan. Bahkan penggunaan motif Sido Asih saat pernikahan diharapkan dapat menciptakan kehidupan rumah tangga yang penuh cinta kasih
3. Batik Sida Mukti
Sida mukti merupakan motif batik yang terbuat dari zat pewarna soga alam. Motif batik ini biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang terkandung di dalamnya adalah gurda. Motif batik sida mukti mengandung makna kemakmuran atau harapan untuk mencapai kebahagian lahir dan batin. Kemakmuran ini tidak hanya bersifat materi yang diperoleh dari kerja keras dan ketekunan, tetapi juga dapat mencapai keluhuran budi dalam hidup sehari-hari.
4. Batik Sido Mulyo
Sido Mulyo merupakan salah satu motif batik klasik yang khusus dipergunakan untuk pakaian pernikahan mempelai wanita dalam pernikahan keturunan raja dan bangsawan di Jawa. Motif ini melambangkan harapan baik agar penggunanya mendapatkan kemuliaan, keluarga yang harmonis, dan status social yang dihormati. Dengan kata lain Motif batik sidomulyo mempunyai arti hidup bahagia dan tenteram.
5. Batik Cuwiri
Batik cuwiri merupakan salah satu jenis batik yang digunakan dalam upacara mitoni dalam budaya Jawa. Batik ini dibuat dengan menggunakan zat pewarna soga alam. Batik ini biasanya digunakan untuk kemben yang dililitkan pada badan kaum perempuan hingga menutupi dada. Motif yang ditemukan pada batik ini berasal unsur meru dan gurda. Cuwiri artinya keci-kecil. Motif batik ini membawa makna agar sejak kecil seseorang membawa nilai-nilai kebaikan dalam hidupnya sehingga selalu pantas untuk dihormati.
6. Batik Keraton
Dari namanya, bisa diketahui bahwa batik ini dibuat dilingkungan istana kerajaan atau keraton. Para pembuatnya adalah putri-putri keraton. Batik keraton sering dianggap sebagai asal muasal dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motif batik ini membawa filosofi tentang makna hidup. Motif batik ini bersifat eksklusif sehingga tidak diperkenankan untuk digunakan oleh orang-orang biasa.
7. Batik Sekar Jagad
Kata sekar jagad berasal dari bahasa Jawa, yaitu kar yang berarti peta dan jagad yang berarti dunia. Motif batik ini mempresentasikan keanekaragaman dunia pringodani. Motif batik ini mengandung nilai keindahan dan kecantikan.
8. Batik Pringgondani
Dalam dunia pewayangan, pringgondani merupakan tempat tinggal Gatot Kaca. Tokoh wayang ini memiliki kesaktian tulang besi dan otot kawat. Batik pringgondani biasanya dibuat dengan warna biru nila (indigo) dan soga coklat serta suluran-suluran kecil yang diselingi naga.
Baca Juga:
9. Batik Kawung
Motif batik ini merip buah kawung, berbentuk oval, yang disusun secara teratur sehingga mempunya pola geometris. Rangkaian motif ini dianggap pula sebagai bunga teratai atau lotus dengan empat lembar mahkota bunga yang merekah. Teratai melambangakan umur panjang dan kesucian.
10. Batik Truntum
Kain dengan motif batik truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin dalam upacar pernikahan. Truntum berati menuntun. Diharapkan pemakai yaitu orang tua mempelai mampu memberikan petunjuk dan contoh kepada putra-putranya untuk memasuki kehidupan baru dalam rumah tangga yang penuh liku-liku.
11. Motif Batik Parang
Batik Parang memiliki makna filosofis yang mendalam, yang berkaitan dengan simbolisme pedang sebagai sumber inspirasi desainnya. Motif ini menggambarkan kekuatan, keberanian, dan semangat juang. Pola yang teratur dan berulang pada Batik Parang melambangkan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan. Hal ini mengajarkan bahwa keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu dalam pekerjaan, keluarga, maupun hubungan sosial, adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan dan kedamaian.
12. Motif Batik Gringsing
Gringsing berasal dari kata “gring” yang artinya sakit dan “sing” artinya tidak. Oleh karena itu motif batik ini memiliki makna sebagai penolak segala penyakit atau juga penolak bala. Makna lain adalah harapan agar terhindar dari pengaruh buruk dan kehampaan.
13. Motif Batik Grompol
Grompol dalam bahasa Jawa berarti berkumpul atau bersatu. Motif batik ini memiliki filosofi yang melambangkan harapan orang tua agar semua hal yang baik akan berkumpul, yaitu rezeki, kebahagiaan, kerukunan, dan ketentraman untuk kedua keluarga pengantin. Selain itu motif ini juga bermakna harapan supaya pasangan keluarga baru dapat berkumpul atau mngingat keluarga besarnya kemanapun mereka pergi.
14. Motif Batik Abimanyu
Abimanyu merupakan putra Arjuna, salah satu anggota keluarga Pandawa. Ia mempunyai keturunan ksatria yang menjadi raja-raja di Jawa. Motif ini menyeritakan harapan agar pemakainya dapat memiliki sifat-sifat kesatria seperti Abimanyu.
15. Motif Batik Nitik
Batik Nitik berasal dari kata “titik”. Motif titik pada kain Batik Nitik memiliki makna yang mendalam yaitu menyiratkan hubungan manusia dengan Tuhannya.
Batik Nitik menyiratkan keseimbangan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta. Motif batik ini melukiskan jati diri manusia sebagai makhluk sosial yang saling bergantung satu sama lain. Dengan mengunakan motif batik nitik, diharapkan seseorang dapat menjadi seseorang yang bijaksana.
Baca Juga:
16. Motif Batik Udan Liris
Batik Udan Liris berarti hujan rintik-rintik. Makna batik Udan Liris adalah ketabahan dan harus menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan dan panas. Perumpamaan panas dan hujan yang menimpa bagaikan masalah dan rintangan, kita tidak boleh mudah mengeluh dan harus menghadapinya.
17. Motif batik wahyu Tumurun
Filosofinya menggambarkan pengharapan agar para pemakainya mendapat petunjuk, berkah, rahmat, dan anugrah yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Pengharapan untuk mencapai cita-cita, kedudukan ataupun pangkat. Diharapkan pemakai motif batik klasik ini selalu mendapatkan petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam menjalani kehidupan.
Baca Juga: Menelusuri Kampung Batik Laweyan Solo, Banyak Spot Foto Instagramable!


















