Entertainment

Film Animasi Ne Zha 2, Ketika Karya Sineas China Mampu Menyalip Hollywood

Dalam kurun waktu satu bulan sejak pertama kali tayang, Ne Zha 2 menjadi buah bibir karena berhasil menggeser Inside Out 2 (2024) menjadi film animasi terlaris sepanjang masa. Rekor yang dicapainya ini diproyeksikan kian meningkat setelah tayang di negara lain, termasuk Indonesia.

Mengutip dari Screen Rant, film ini bahkan menggeser ‘Star Wars: The Force Awakens’ dan Avengers: Infinity War (2018) dari posisi lima besar box office global. Kesuksesan ini didukung oleh perilisannya di Tiongkok saat libur Tahun Baru Imlek, periode ketika banyak orang memiliki waktu luang untuk menonton film.

Sinopsis Film Animasi Ne Zha 2

Film Ne Zha 2 menceritakan perjalanan seorang anak dengan kekuatan super bernama Ne Zha. Namun ia menganggap dirinya adalah seorang iblis.

Hal ini lantaran Ne Zha juga memiliki seorang rekan baik hati yang berwujud monster dengan nama Ao Bing. Setelah selamat dari Murka Surga, Ne Zha harus melalui proses yang tidak mudah demi membuat tubuhnya utuh kembali.

Ne Zha berencana melakukan misi bersama Ao Bin untuk mencari kekuatan teratai suci. Semua itu, agar dapat membentuk kembali bentuk fisik mereka seperti semula.

Sayangnya, kota tempat mereka tinggal yaitu Chentang Pass justru diserang Oleh iblis berjanggut tajam bernama Shen Gongbao. Tidak hanya itu saja, Shen Gongbao juga bekerja sama dengan gerombolan naga yang telah diasingkan.

Selain menghadapi Shen Gongbao yang begitu kejam, Ne Zha harus mengetahui kenyataan pahit. Yaitu, tentang ayah Ao Bing yang ternyata juga bergabung dalam gerombolan untuk menyerang Chentang Pass.

Namun, Ne Zha dan Ao Bing bertekad untuk mengatasi itu semua dengan melakukan pergi ke Istana Yuxu. Agar memperoleh bantuan dari Master Wuliang.

Baca Juga:

Ne Zha 2 menampilkan animasi yang mulus dan memukau

Adegan pembuka film animasi Ne Zha 2 cukup ringkas mendeskripsikan konklusi dari film pertamanya sembari memperkenalkan kembali Ne Zha (Yanting Lü), anak dewa yang merupakan reinkarnasi bola iblis. Setelah sebuah serangan balas dendam, Ne Zha dan Ao Bing (Mo Han) harus berbagi tubuh Ne Zha sebelum mendapatkan tubuh baru masing-masing.

Prosesi pembuatan tubuh baru bagi Ne Zha dan Ao Bing membutuhkan ramuan untuk memperbaiki teratai suci. Untuk mendapatkannya, Ne Zha harus menempuh ujian dari Wuliang (Wan Deshung), pemimpin klan suci Chan, untuk menjadi dewa immortal. Proses Ne Zha untuk mengalami transformasi akhirnya disertai berbagai pertikaian melawan musuh-musuh baru. Ketika mengikuti tiga tahap ujian yang dilalui Ne Zha (bersama dengan Ao Bing), alurnya tampak cepat karena naskahnya memang menyisipkan sedikit saja konteks akan siapa yang harus dikalahkan olehnya. Begitu juga dengan alasan Wuliang menentukan calon lawan untuk Ne Zha. Namun, harus diakui mengikuti perjalanan Ne Zha merupakan pengalaman seru berkat eksplorasi kekuatan dari para dewa yang ditampilkan.

Seperti pada film pertamanya, Ne Zha 2 masih mengemas drama tentang penentuan jati diri protagonisnya. Dalam naskahnya kali ini, Ne Zha kerap diperlihatkan tidak percaya diri dengan penampilannya dan bersembunyi dalam kepribadian Ao Bing. Mudahnya, Ne Zha selalu ingin tampil sewajarnya putra dewa.

Sisipan drama yang menunjukkan pengorbanan orang tua pun kembali hadir, dan kini ikut memaksimalkan unsur ketegangan pada pertarungan terakhir yang terjadi. Sementara itu, hubungan antar karakter yang paling menarik untuk diikuti tentunya dari Ne Zha dan Ao Bing. Terutama setelah terjadinya salah satu tragedi masif pada film ini.

Baca Juga:

Pertarungan antara keturunan dewa dan iblis yang digambarkan tidak mengecewakan. Akan banyak aksi yang disajikan sejak menit pertama filmnya, tetapi tidak pernah tampak menjemukan. Semisal ketika ada karakternya yang mengeluarkan pukulan atau ayunan pedang lalu menghasilkan efek yang masif. Kesan bahwa penggambarannya over the top memang ada. Namun, begitu lah penggambaran kekuatan dewa yang seharusnya. Apalagi dalam format animasi yang membebaskan batas manusiawi.

Unsur humornya hadir secara proporsional demi mengistirahatkan penonton dari adu kekuatan para karakternya. Selain untuk menampilkan situasi konyol, komedinya efektif digunakan untuk menunjukkan kedekatan antar karakternya. Termasuk dalam memberikan nasib akhir untuk pihak antagonisnya. Terkait komedi, film ini juga memiliki cara unik nan menggelitik dalam membawakan mid credit scene yang dimilikinya.

Kualitas animasinya memang membuat film ini lebih laku dibandingkan film-film animasi dari Pixar. Detil yang menggambarkan rupa dari karakternya semakin mulus. Kemegahan dari action yang dibawakannya pun semakin tampak.

Salah satu citra yang membuat penonton kagum adalah penggambaran pasukan dewa yang masif, yang bergerak bersama bagaikan ombak dari lautan manusia. Ketika menunjukkan formasi untuk bertahan, mereka tergambarkan begitu rapi bagaikan dedaunan dari sebuah pohon rindang. Jangan lupakan pula ide sederhana tapi tetap hadir memukau seperti kemunculan para naga dari sebuah portal yang tercipta dari goresan pedang di udara.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Film Animasi Jumbo, Karya Membanggakan Anak Bangsa yang Siap Mengisi Libur Lebaranmu!

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button