Social & Culture

7 Fakta Tentang Kabupaten Rembang, Daerah Tertinggal di Eks Karesidenan Pati

Tertinggal dibandingkan daerah lain di sekitarnya? Ternyata hal itu terjadi di daerah saya tinggal. Rembang ialah kabupaten di Jawa Tengah di eks-Karesidenan Pati. Suatu hal yang menyenangkan tinggal di daerah tersebut. Wilayahnya yang sepi cocok untuk tempat tinggal bagi kaum yang tidak suka keramaian. Sepinya kedua wilayah tersebut ternyata membuat daerah tersebut tertinggal dibandingkan daerah lain di pantura timur.

Melansir dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, saya menemukan bahwa daerah tersebut benar-benar tertinggal dibanding Kabupaten Blora, Pati, Kudus dan Jepara. Hal itu bisa dilihat pada penjelasan beberapa fakta tentang kabupaten Rembang berikut.

1. Memiliki APM (Angka Partisipasi Murni) jenjang SMA terendah di eks Karesidenan Pati yaitu 55,34 (2019), 56,00(2020) dan 55,47 (2021)

APM atau angka partisipasi murni adalah perbandingan antara siswa usia sekolah tertentu pada jenjang pendidikan dengan penduduk usia yang sesuai dan dinyatakan dalam persentase. Semakin tinggi APM berarti makin banyak anak usia sekolah yang bersekolah sesuai usia resmi di jenjang pendidikan tertentu dengan nilai idealnya 100%. Nilai APM ini digunakan untuk mengetahui banyaknya anak usia sekolah yang bersekolah pada jenjang yang sesuai.

Bandingkan dengan Kabupaten Blora (57,83), Jepara (60,36), Pati (63,50) dan Kudus (67,97) di tahun 2021. Artinya siswa yang sekolah di jenjang SMA sederajat, terendah dibanding keempat kabupaten di eks-Karesidenan Pati. Hal ini perlu adanya peningkatan dan sosialisasi ke sekolah dan masyarakat agar masyarakat dan anak-anak usia SMA melanjutkan pendidikannya. Adanya dana BOS, dan dana daerah bisa digunakan untuk membantu siswa agar tetap melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA sederajat.

Baca Juga:

2. Memiliki luas terkecil kedua setelah Kudus

Kabupaten Rembang memiliki luas 887,10 km2. Bandingkan dengan Kudus (425,10), Jepara (1059,20), Pati (1489,20) dan Blora (1804,60). Berdasarkan luas wilayahnya, Rembang memiliki luas dua kali luas kabupaten Kudus. Luas yang kurang dari 1000 kilometer, sebenarnya menjadikan Rembang seharusnya bisa memajukan wilayahnya. Namun, kenyataannya justru jadi wilayah tertinggal di Pantura timur.

3. Memiliki jumlah sekolah SMA/MA negeri dan swasta paling sedikit yaitu 39 buah

Sekolah setingkat SMA/MA di wilayah eks Karesidenan Pati sebenarnya memiliki jumlah sekolah negeri yang seimbang. Yang membedakan justru jumlah sekolah swasta. Ini berbanding lurus dengan APM jenjang SMA dimana Rembang terendah diikuti Blora. Blora memiliki sekolah SMA/MA sebanyak 40 buah, Kudus (49), Pati (93) dan Jepara (95).

4. Memiliki 6 akademi atau perguruan tinggi

Perguruan tinggi di pantura timur ternyata tidak sedikit. Padahal masyarakat Kudus dan Pati terkenal dengan masyarakatnya yang berpendidikan tinggi dan berprofesi tinggi di berbagai bidang.  Rembang memiliki 6 perguruan tinggi, sementara Jepara (5), Pati (8), Kudus dan Blora (9). Sayangnya, perguruan tinggi yang terkenal di Pantura timur adalah Universitas Muria Kudus.

5. Memiliki jumlah penduduk paling sedikit yaitu 650.770 jiwa di tahun 2022

Rembang dengan luas 887,10 km2 ternyata memiliki penduduk yang sedikit. Padahal jumlah penduduk merupakan bonus demografi yang berpengaruh pada kemajuan daerah. Masyarakat cenderung berpindah domisili penduduk mencari daerah yang ramai seperti Kudus dan Pati. Bandingkan dengan Kudus (856.472),  Blora (888,224), Jepara (1.192.811) dan Pati (1.339.572).

6. Memiliki usia harapan hidup saat lahir rendah yaitu 74,68 tahun 2022

Jumlah penduduk yang paling sedikit dan penghasilan yang rendah menjadikan usia harapan hidup saat lahir rendah. Memang Rembang memiliki usia harapan hidup saat lahir lebih tinggi dibandingkan dengan Blora (74,60) terpaut 0,08. Berturut usia harapan hidup Blora (74,60),  Jepara (75,97), Pati (76,32) dan Kudus (76,76).

Baca Juga:

7. Memiliki indeks pembangunan manusia sebesar 71,00 lebih tinggi dibandingkan Blora (69,95) tahun 2022

Indeks pembangunan manusia Rembang memang lebih tinggi dibanding Blora. Namun, masih lebih rendah dibandingkan dengan Pati (73,14), Jepara (73,15) dan Kudus (75,89). Semakin tinggi indeks pembangunan manusia berarti semakin tinggi biaya hidup perkapita dan semakin sejahtera masyarakatnya.

Mengetahui hal tersebut, ada beberapa hal yang bisa diambil pelajaran berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.

  1. Perlu ditingkatkan angka partisipasi murni (APM) siswa jenjang SMA dengan memberika beasiswa bagi pelajar agar melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/MA.
  2. Menambah jumlah SMA/MA dengan mendirikan sekolah agar menampung lulusan SMP/MTs dan meningkatkan APM jenjang SMA.
  3. Meningkatkan usia harapan hidup saat lahir dengan memberikan pelayanan kehamilan dan persalinan yang memadai di puskesmas dan lembaga kesehatan yang ada. Memberikan bantuan makanan bernutrisi bagi ibu hamil dan menyusui. Juga memberikan tambahan asupan gizi bagi balita sehingga kasus stunting menurun di lingkungan Kabupaten Rembang.
  4. Meningkatkan indeks pembangunan manusia dengan meningkatkan jumlah pendapatan perkapita masyarakat Rembang.

Demikian, beberapa fakta tentang Kabupaten Rembang sebagai kabupaten tertinggal di Pantura timur. Semoga cepat bangkit dan menyusul daerah lain di sekitarnya. Nuwun.

Baca Juga: Membangkitkan Potensi Unggulan Kabupaten Rembang, Ini 6 Pekerjaan Rumahnya

BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Related Articles

Back to top button