5 Aturan Aneh di Korea Utara Untuk Perempuan
Berbicara hal tentang negara Korea Utara, pasti tidak akan ada habisnya. Ya, Korea Utara memang mempunyai beragam cerita yang banyak membuat orang terheran-heran. Salah satu yang tidak kalah mencuri perhatian yaitu kehidupan para perempuan yang tinggal di negara tersebut.
Tinggal di negara dengan aturan negara yang cukup ekstrim, tentunya membuat para perempuan di Korea Utara mau tidak mau harus mengikuti aturan yang ada.
Berbagai macam aturan khusus yang dibuat untuk para perempuan yang tinggal di sana cukup bikin kita geleng-geleng mendengarnya, lho. Penasaran? Simak yuk. Berikut ini 4 Aturan aneh di Korea Utara bagi perempuan!
1. Perempuan dilarang mengunjungi rumah tetangga pada tanggal 1 januari
Menurut media The Guardian, imbauan itu muncul karena Korea Utara percaya kunjungan tersebut dapat membawa nasib buruk, pengamat ekonomi global memperkirakan larangan ini terkait dengan Pesta Tahun Baru yang dianggap sebagai bagian kapitalis.
Bahkan tidak hanya itu, sebuah toko dianggap mendapatkan sial bila pengunjung pertamanya adalah perempuan. Hadeh, aneh sekali ya..
2. Model rambut di Korea Utara sangat terbatas
Perempuan di Korea Utara dipaksa memilih beberapa model rambut yang sudah ditentukan pemerintah. Bagi perempuan yang sudah menikah hanya boleh memilih model rambut dari 18 model rambut yang diizinkan oleh Pemerintah, namun bagi yang belum menikah mereka harus menjaga rambut mereka agar tetap pendek. Menurut Pemerintah Korut rambut panjang akan menyerap energi otak dan membuat malas.
Jika ada yang melanggar aturan rambut ini, tak ada ampun bagi mereka. Peraturan ini diberlakukan pada tahun 2013, yang anehnya lagi gaya potongan rambut Kim Jong Un tidak dimasukan dalam 10 gaya rambut bagi pria warga Korea Utara. Alasannya karena Kim Jong Un ingin model gaya rambutnya tetap unik dan tidak ada warga yang meniru.
Baca Juga:
3. Tentara wanita tak dapat pembalut sekali pakai
Saat menstruasi, pastinya para perempuan butuh banget pembalut atau softex sekali pakai. Tapi berbeda dengan tentara perempuan di Korut, mereka dilarang menggunakan pembalut sekali pakai karena harganya mahal sekitar Rp 380-500 ribuan dan membebani anggaran.
Untuk tentara perempuan yang sedang menstruasi Pemerintah Korut memberikan pembalut yang terbuat dari bahan katun yang menyerupai popok bayi, meski begitu para tentara perempuan hanya boleh mencuci pembalut saat tentara laki-laki sudah tertidur.
4. Perempuan di Korea Utara tidak boleh ditindik dan menggunakan celana jeans
Celana jeans merupakan fashion item yang seringkali menjadi pilihan saat kita ingin tampil kasual. Tapi di Negara Korea Utara menggunakan celana jeans itu dilarang. Hal ini dilakukan karena pemerintah Korut ingin membuat negaranya bebas dari pengaruh fashion barat. Bahkan, presiden Korut menyatakan bahwa gaya rambut dan pakaian Barat adalah racun yang berbahaya.
Sebuah portal Korea Utara melaporkan bahwa akan ada remaja unit inspeksi yang setia pada Kim Jong Unn berkeliaran dijalan untuk mencegah pelanggaran dress code tersebut. Jika ditemukan ada yang melanggar maka para pelanggar akan dicap sebagai anti sosial dan dikirim ke kamp kerja paksa.
5. Perempuan Korea Utara dilarang mengemudi
Perempuan di Korea Utara tidak diberi izin mengemudi, bahkan jika bekerja sebagai petugas lalu lintas. Larangan ini diterapkam Kim Jong-il pada pertengahan 1990-an ketika putri seorang jenderal yang merupakan wakil ketua Komisi Pertahanan Nasional tewas saat mengendarai sepeda di Ibu Kota Pyongyang.
Larangan ini juga berlaku karena perempuan dianggap tidak mampu menangani lalu lintas, sehingga banyak menimbulkan kecelakaan. Bahkan selain mengemudi mobil maupun motor. Perempuan di Korea Utara juga dilarang mengendarai sepeda dan membawa beban berlebih di keranjang depan sepeda.
Nah, itulah fakta unik dan aturan aneh di korea Utara bagi wanita. Bagaimana pendapatmu? Aneh atau malah merinding..?
Baca Juga: Memahami Hubungan Antara Masyarakat dan Adat Istiadat
BekelSego adalah media yang menyediakan platform untuk menulis, semua karya tulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.
